─── ∙ ~εïз~ ∙ ───
Joshua, lengkapnya Hong Joshua, pria yang sangat tampan dan pekerja keras. Pria yang kelahirannya si Amerika ini memliki senyum yang manis, dan rupawan.
Berteman sama wonwoo adalah hal yang ia syukuri, karena ya menjadi pengedengar wonwoo adalah suatu yang sangat beruntung dalam hidupnya.
Joshua kini tengah bersiap-siap untuk pergi ke perpustakaan kota, ia adalah mahasiswa tingkat akhir tahun ini. Jadi ia harus berbaur dengan buku buku tebal.
Setelah sarapan dan mengunci pintu, ia segera bergegas menuju lobby untuk menjemput josh-mobilnya.
Berpergian seorang diri, yang biasanya disebut me time adalah hal yang jarang ia lakukan, karena biasanya ia dirusuhi oleh adik tingkatnya, siapa lagi kalau bukan dokyeom, belum lagi ditambah soonyoung. Pasti ia tak akan selesai dengan persiapan skripsinya.
Ngomong-ngomong bagaimana dengan perkenalannya dengan wonwoo, ia bertemu dengan sulung alaska itu di warnet langganannya, ia lumayan sering menghabiskan waktu disana. Melepas penat katanya.
"Ah iya kenapa nu?" Tanya joshua yang tengah bertelepon dengan wonwoo, sangat panjang umur.
"Dimana lo josh? Gue udah didepan" jawab wonwoo diseberang sana
"Astaga nu! Gue lupa bilang, gue mau pergi ke perpustakaan kota, mau ketemuan sama buku buku dulu" ucap joshua.
Wonwoo menepuk dahinya "kenapa lo gabilang dulu ke gue"
"Sorry nu, gue kira gue ga ada janjian sama lo" kata joshua penuh penyesalan
"Ah iya gapapa, gue pergi ke cafe biasa aja" ucap wonwoo disebrang sana
"Maaf ya nu"
"Iya ndoro. Cepetan kelarin tu skripsi biar gue dapet partner ngegame lagi" ucap wonwoo sambil terkikik
"Iya iya" joshua memutuskan teleponnya lalu bergegas mencari parkiran.
Joshua memarkirkan mobilnya, lalu mengambil dompet dan laptopnya. Ia harus benar benar menyicil skripsiannya.
Mencari buku buku referensian, adalah hal yang mudah bagi joshua, tangannya yang sangat handal itu menarik beberapa buku trbal dari rak buku.
Sekarang ia tengah mencari bangku, tak habis pikir, bahwa ia kesulitan padahal hari ini biasanya sangat sepi.
Joshua mendapatkan bangku juga akhirnya mendudukan diri tanpa mementingkan keadaan, mulai memilah milah bagian bagian yang menurutnya penting, tangannya sibuk membuka lembar demi lembar, matanya kembali sibuk, kadang melihat ke buku lalu ke laptop, jarinya sibuk mengetik. Ia tengah serius sekarang.
Bruk!
Astaga suara apa itu, batin joshua. Ia mendelik mencari sumber suara itu.
Seorang perempuan memakai kemeja abu abu, serta celana jeans. Mata perempuan itu nampak kebingungan, sekaligus bibirnya sibuk menggerutu.
"Ih kenapa pake jatuh si! Kan diliatin banyak orang" gitu kira kira.
"Hai ada yang bisa saya bantu?" Ucap joshua.
"H-hai, terimakasih atas bantuannya tuan. Tapi aku rasa tidak perlu" jawab perempuan itu-reina, yang tengah merapikan beberapa buku yang berserakan dilantai.
"Lain kali hati hati" balas joshua, setelah itu ia berlalu.
Hatinya tiba tiba dipenuhi bunga bermekaran, ia jarang sekali mendapatkan perempuan yanh ia temui. Sederhana, sopan, cantik. Paket lengkap untuk seorang Hong Joshua bukan?
─── ∙ ~εïз~ ∙ ───
Setelah menemui gadis yang belum sempat ia tanyakan namanya, ia kembali ke perpustakaan kota, dengan dalih supaya bertemu dengan gadis yang telah mencuri hatinya itu.
Namun nihil, ia tak dapat menemukannya lagi. Sekarang ia hanya perlu fokus dengan segala kertas dan buku-buku tebal itu, ia harus lulus tepat pada waktunya.
─── ∙ ~εïз~ ∙ ───
Joshua jarang sekali berkumpul dengan teman-temannya, kehidupannya yang super duper tenang, mendadak ricuh ketika teman-temannya menghampiri.
"Kalian kenapa tiba-tiba datang tanpa sepengetahuanku?" Tanya Joshua yang tengah membukakan pintu apartement.
"Sangat munafik jika kami menjawab lelah dengan suasana cafe" jawab Seungcheol.
"Kapan lo ngubah desain apartement lo?" Tanya Mingyu matanya tak bosan melihat desain apartement Hong Joshua ini.
"Minggu kemaren. Gue bosen sama suasananya" jawab Joshua seadanya
"Mba pacar gimana jo?" Tanya Jeonghan.
"Heh! Lo punya pacar ga ngasih tau kita!?" Kata Jun
"Serius Jo? Lo ada pacar? Wah parah! Traktirannya mana nih?" Vernon ikut-ikutan.
Joshua menghela napas, memang jeonghan tak tau kondosi, batin joshua.
"Kalian percaya? Tuh mba pacar!" Ucap joshua kesal. Ia sengaja menunjuk tumpukan kertas dimeja ruang tamu. Ia itu pacarnya, karena ia selalu memperhatikannya.
"Lo beneran mau skripsian secepat ini?" Tanya seungcheol.
"Iya, sepet gue jadi mahasiswa mulu. Pengen jadi petinggi" ucap joshua.
Joshua itu pewaris tunggal dikeluarganya, karena ayahnya tidak menyerahkan kepada adik Joshua--arin, karena arin tertarik dengan dunia pernovelan.
"Lo pikir enak jadi petinggi? Gabisa ngumpul gini loh" itu kata jun, diantara mereka memang hanya jun yang sudah bekerja, bahkan ditengah kesibukan kuliahnya.
"Ya itu mah lonya aja kali! Bang Shua itu rajin pekerja keras juga! Ga kaya lo rebahan sambil main sama kucing" sarkas mingyu
Yang lainnya tertawa mendengar ucapan mingyu, memang sangatlah tepat. Joshua dan Jun bagaikan langit dan bumi. Sedangkan Jun hanya mempout bibirnya saja, yang dikiranya tingkat keimutannya itu bertambah.
"Gausah pout pout gitu. Jiji sendiri gue" sarkas wonwoo.
Oh ayolah, kenapa kalian membully Jun, yang lainnya sibuk tertawa lagi, bahkan vernon sampai terpingkal pingkal.
"Udah udah, nih minumnya" kata joshua sambil menaruh nampan berisi cola yang sangat menyegarkan.
Dengan seperti ini, Joshua merasa beban skripsinya mendadak hilang, karena kebobrokan para sahabatnya itu.
Bahkan,.. ia hampir melupakan gadis perpustakaan yang sempat menaklukkan hatinya itu.
─── ∙ ~εïз~ ∙ ───
KAMU SEDANG MEMBACA
Fabulae Exitum [Junhui]
FanfictionPertemuan pertama mereka, mungkin saat diingat. Tapi, siapa sangka dengan akhir dari kisah mereka? Fabulae Exitum, artinya cerita akhir dari pertemuan mereka. Memang tak selalu berakhir bahagia, tetapi tak ada yang mau jika akhirannya menyedihkan. 9...