five

75 11 1
                                    

Yuna berjalan menyusuri koridor, sesekali dia menghela nafas nya kasar.

Yuna memasuki kelas nya, dia melihat airin yang sudah duduk di bangkunya.

"Tumben lo berangkat pagi."ujar yuna mendudukan bokongn nya disebelah airin.

"Tau dah yang rajin mah."balas airin menatap yuna sinis.

"Eh iya rin maksud lo chat kemarin paan."

Airim menghela nafasnya kasar, "Ntar gue cerita."

***

"Kuy ngantin."

Yuna dan airin langsung keluar kelas dan jalan ke arah kantin.

"Kagak mau ke  loker."tanya airin disamping yuna.

"Ntar aja deh pulang sekolah."

Sekarang yuna dan airin sudah berada di kantin dan duduk di meja yang paling pojok ini pun karna permintaan airin.

Yuna menatap airin, "Lo nyariin siapa."

"Ntar juga lo tau."

"PUTRAA!!."

Yuna menatap tak percaya kearah airin kenapa dia memanggil si ketos as putra.

Putra yang merasa namanya dipanggil langsung berjalan kemeja airin si pemanggil.

Sebenarnya tujuan putra kekantin itu memang untuk menemui airin teman seangkatanya.

"Jadi lo mau nanya apa."tanya putra yang sudah duduk di depan gadis tersebut.

"Lo tau kan teror yang ada disekolah ini."putra mengangguk dia mengerti kemana arah pembicaraanya.

Yuna merasa seperti orang bodoh sekarang dia tidak mengetahui apapun, apa teror? Siapa yang di teror.

"Gimana-gimana teror,siapa yang di teror."tanya yuna menatap kedua nya meminta penjelasan.

"Gimana ya gue jelasinya, pengagum rahasia lo itu bukan orang biasa yun."bisik airin ditelinga yuna.

"Tunggu-tunggu jangan-jangan lo---."

Putra yang sudah tahu jalan pikiran gadis di depanya ini ia langsung menyentil kening yuna membuat sang empu terperanjak kaget dan mengelus jidat nya.

"Paan sih lo sakit njir."seru yuna menatap putra kesal.

"Jangan mikir terlalu jauh gue ogah banget jadi pengaggum rahasia lo."seru putra dengan tampang angkuhnya.

"Nye nye nye."

"Put pulang sekolah di perpus."ujar airin dan diangguki oleh putra.

Putra beranjak dari duduk nya dan keluar dari kantin tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Rin kok lo malah bawa-bawa si putra."

"Cuman dia yang bisa bantu lo."


































Secret admirer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang