Hinata berakhir berdiri didepan pintu kamar Sasuke. Karena Itachi pergi bertugas dan Hinata bosan ingin bermain, jadinya dia memutuskan untuk mengajak Sasuke berlatih bersama.
Tok tok tok
" Sasuke-nii? " Panggil Hinata dari luar.
Sebenarnya Hinata takut. Dari dulu dia selalu ditatap tajam oleh Sasuke. Dia tidak mengerti kenapa dan dia merasa tidak pernah melakukan kesalahan apapun.
Dahinya berkeringat. Bagi Hinata mengajak Sasuke sama seperti memanggil malaikat maut untuk bermain.
" Sasuke-nii! " Panggil Hinata lagi.
Tidak ada jawaban. Hinata memutuskan untuk membuka pintu dan melangkah masuk kedalam dan ternyata Sasuke tidur.
" Onii-chan... " Bisik Hinata sambil mengguncang pelan bahu Sasuke.
Karena Sasuke ngga bangun-bangun, Hinata memutuskan untuk berteriak sedikit kearah telinga Sasuke.
" Onii-chan!! "
Sasuke bangun dan langsung berdiri menatap Hinata tajam. Hinata yang ditatap seperti itu langsung menunduk gelagapan.
" Hmm a-aku ingin be-berlatih. " Ajak Hinata terbata-bata.
" Keluar! " Usir Sasuke.
" Ta-tapi-
" KELUAR! " Habis kesabaran Sasuke.
Padahal Hinata ngga ngapa-ngapain cuma bangunin Sasuke karena ini udah siang tapi malah bikin Sasuke marah sampai nge-bentak Hinata.
Hinata langsung berlari keluar tanpa menutup pintu. Tujuan sekarang adalah dapur dimana kaasan nya sedang memasak.
" Kaasan! " Hinata memeluk Mikoto.
Mikoto spontan berjongkok lalu membalas pelukan Hinata sampai Hinata melepaskan pelukannya.
" Apa Sasuke-nii membenci Hinata? " Tanya Hinata sambil menggigit bibirnya menahan isak kan nya.
" Lie, itu tidak mungkin. " Jawab Mikoto.
" Tapi ta-tadi dia me-membentak ku. "
" Dia hanya terbawa suasana, Hinata-chan kan tau sendiri bagaimana Sasuke-nii. "
Mikoto mengelus rambut Hinata lalu tersenyum.
" Bagaimana kalau Hinata-chan bawakan sasuke-nii jus tomat! Pasti dia akan menyukainya. " Usul Mikoto yang langsung disetujui oleh Hinata.
Hinata ingin memperbaiki kasusnya dengan memberikan jus tomat. Bagaimanapun juga ini salahnya yang seharusnya membangunkan Sasuke dengan pelan dan bukannya berteriak di telinganya.
Hinata menerima nampan yang di atas nya berisi jus tomat dan juga roti selain dari Mikoto lalu pergi ke kamar Sasuke.
Tanpa mengetuk pintu Hinata langsung membukanya lalu menutupnya kembali. Sasuke hanya menatapnya datar.
" Sasuke-nii a-aku me-membawa jus tomat dan roti selai untuk mu! " Sambil tersenyum Hinata menyerahkan nampan berisi jus tomat beserta roti selai kepada Sasuke.
Sasuke hanya diam menatap Hinata datar yang membuat Hinata melemas. Sungguh Sasuke disini seperti orang jahat, Hinata takut padanya.
Sasuke POV
" Sasuke-nii a-aku me-membawa jus tomat dan roti selai untuk mu! "
Aku benci ini
Aku tidak suka ini
Aku kesalSetiap kali aku melihat Hinata tersenyum pasti hatiku bergerak tapi otakku masih waras. Cih aku benar benar benci ini ditambah dia yang selalu ada di dekatku. Rasa ini. Aku benci, tidak mungkin, tidak mungkinkan aku menyukai adikku sendiri, aku pasti sudah gila.
Aku hanya menatapnya datar. Dia menunduk dan bergetar. Dia pasti berpikir kalau aku membencinya, sungguh melihatnya seperti itu menjadikanku seperti orang paling jahat di dunia.
" A-apa suke-nii marah? "
Akhirnya dia bicara setelah terdiam cukup lama. Aku tidak menjawab. Berjalan melewati nya membuka pintu lalu keluar.
Aku melihat kaasan ku yang berada tidak jauh dari tempat ku berdiri.
" Sasuke " Panggilannya dengan suara lembut seperti biasa.
Aku menghampirinya tanpa sepatah kata apapun.
" Dia adikmu kenapa kau bersikap seperti itu padanya? " Tanyanya.
" Hn. "
" Dia selalu saja menanyakan tentangmu. Apa kau tak kasihan padanya? "
Diam adalah pilihanku. aku langsung berlalu meninggalkan kaasan.
Andai... Andai kaasan tau kalau aku menyukai Hinata. Bukan sebagai adik tapi sebagai perempuan. Apa kaasan akan marah padaku? Ini semua gara-gara dia. Aku tidak tau cara menghilangkan perasaan ini, terlalu sulit. Setiap aku ingin menjauh dan meninggalkan perasaan ini, perasaan ini selalu ada seperti takdir yang memang ada untukku dan Hinata. Tapi, itu mustahil, dia adikku. Kita satu darah.
Sasuke end POV
" Kaasan! "
Hinata langsung memeluk Mikoto. Hatinya sakit karena Sasuke tidak memakan jus dan roti yang dia bawa bahkan meresponnya saja pun tidak.
" Sasuke-nii membenci hinata! "
" Stt tidak. " Mikoto mengelus punggung Hinata berusaha menenangkan.
" Hiks Ka-kalau tidak hiks hiks ke-kenapa Sasuke-nii se-selalu hiks menatap hinata tajam kaasan! " Hinata sesenggukan di pelukan Mikoto.
Mikoto tidak dapat berkata apapun selain menenangkan Hinata dengan mengelus punggungnya pelan.
" Ne kaasan. " Hinata melepaskan pelukannya.
" Ada apa hinata? "
" Aku ingin masuk ke akademi dengan sasuke-nii. " Pinta Hinata sambil mengelap air matanya.
" Lie, itu tidak mungkin. Kau masih terlalu kecil hinata, untuk masuk keakademi umurmu harus 8 tahun sedangkan hinata masih berumur 6 tahun. " Jelas Mikoto berusaha membujuk Hinata.
Hinata masih terlalu kecil dan Mikoto tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan. Mikoto dan Fugaku sudah merencanakan agar Hinata berlatih dikediaman Uchiha saja supaya aura Hinata tidak terlalu tercium oleh para Hyuga, walaupun Fugaku sudah menyegel Hinata tapi tetap saja aura Hinata masih ada. Dia putri Hyuga murni jadi wajar saja.
" Tapi hinata mau kaasan! Kaasan lupa siapa hinata? " Hinata kembali meminta.
" Mana mungkin kaasan lupa. Hinata adalah putri klan Uchiha yang aling kaasan dan tousan banggakan. "
" Maka dari itu izinkan hinata untuk masuk akademi. "
" Baiklah... Nanti kaasan akan mengabari pada tousan, apa kau senang? "
" Hu'um arigatou kaasan. "
Pada akhirnya kalimat-kalimat itulah yang hanya bisa keluar dari mulut Mikoto. Dia akan menyerahkan semuanya pada suaminya.
BERSAMBUNG~
VOTE DAN KOMEN NYA KAKA:)Terimakasih sudah mau mampir.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Hinata Uchiha
Randomga suka bisa pergi suka jangan lupa vote komennya juga jangan lupa ya semoga suka