Masih mencintainya

250 18 7
                                    

Vincent sedang mengecek proyek pembangunan resort and hotel di Bali. Dirinya ditemani oleh Rehan dan juga seorang Arsitek. Ketiganya berjalan menyusuri area pembangunan untuk melihat sudah sampai sejauh proyek itu berjalan.

"Bagaimana, Tuan Vincent? Apa semuanya sudah seperti apa yang Anda bayangkan selama ini?" tanya Rehan.

"Ya, saya puas dengan hasil kerja kalian!" jawab Vincent.

"Baiklah, Tuan Vincent. Jika sudah tidak ada yang ingin Tuan tanyakan lagi, saya izin untuk kembali meneruskan pekerjaan saya," pamit Arsitek tersebut.

"Oh iya, silahkan. Terimakasih untuk waktunya," balas Vincent dan juga Rehan.

Vincent dan Rehan menjabat tangan arsitek itu secara bergantian.

Arsitek itu menundukkan sedikit kepalanya, sebelum pergi dari tempat itu.

Rehan merangkul pundak Vincent. Mereka kembali ke sikap seperti biasa. Meski di dalam pekerjaan mereka selalu bersikap formal, tetapi jika di luar pekerjaan mereka kembali bersikap santai.

"Bagaimana hubunganmu dengan Violla dan Rania?" tanya Rehan.

"Kami baik-baik saja. Violla anak yang manis. Aku sungguh menyesal melewatkan masa-masa bersamanya, Rehan," ucap Vincent.

Rehan mengusap pundak Vincent. Keduanya melanjutkan obrolan mereka di restauran terdekat.

"Ini hari terakhirmu di sini, 'kan?" tanya Rehan setelah mereka duduk di dalam restouran.

"Iya, aku akan berangkat besok pagi," jawab Vincent.

"Kau tidak ingin tinggal lebih lama lagi ... di sini? Demi ... Rania dan Violla?" tanya Rehan.

"Aku ingin sekali. Tapi Rania menginginkan aku untuk menjauhinya. Dia mengatakan, hatinya terluka jika dekat denganku."

"Itu karena dia masih mencintaimu."

"Aku tahu."

"Kenapa kalian tak bersama lagi?"

"Itu tidak mungkin, Rehan. Aku masih berstatus suami Selina?"

"Harusnya kau tidak menutup mata tentang hubungan Selina dan kevin, Vincent."

"Maksudmu, mereka menjalin hubungan di belakangku?" tanya Vincent.

"Ya, mungkin saja!"

"Entahlah, aku tak ingin memikirkan itu semua. Sekarang aku hanya ingin fokus pada anak-anakku. Dan jika aku dan Rania memang berjodoh, pasti suatu saat kita akan bersama," ucap Vincent.

"Kau benar, Vint. Sebenarnya aku melakukan ini untuk Violla. Dan untuk masalah hati kalian, aku tak ingin ikut campur," ucap Rehan.

"Baiklah, ayo kita makan. Aku harus bertemu my little princess." Rehan dan Vincent tertawa kecil.

Setelah makan siang bersama, keduanya berpisah untuk ke tempat tujuan masing-masing. Vincent segera melesat ke toko kue milik Rania.

Dalam perjalanan, Vincent melihat toko bunga dan memutuskan untuk membeli bunga mawar merah untuk Rania.

Vincent masuk ke toko bunga dan meminta dibuatkan buket bunga mawar merah. Vincent membayar ke kasir setelah buket bunga itu siap. Vincent kembali ke dalam mobilnya, meletakan buket bunga mawar itu ke jok penumpang disampingnya.

Vincent memarkirkan mobilnya setelah sampai di toko kue Ravi, milik Rania. Vincent bisa melihat toko kue yang dikelola Rania sedang ramai. Vincent memilih untuk menunggu Rania di lantai atas.

Rania melihat Vincent sedang menonton televisi. Rania tersenyum dan menghampiri Vincent.

"Violla sedang dijemput oleh pegawaiku. Sebentar lagi mereka pasti sampai," ucap Rania, Vincent pun mengangguk.

Perjalanan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang