Selamat membacaMulai hari ini Taeyong sudah harus berangkat ke agensi yang baru. Orang tuanya sudah memberikan ijin untuk melanjutkan karirnya di dunia hiburan.
Masalah perusahaan sudah ada Taemin, kakak sepupunya yang akan memimpin selama Taeyong pergi. Mark yang tau ayahnya akan pergi, menangis kencang tidak mau ditinggalkan.
"Markeu jangan menangis. Kalau appa pulang nanti kita makan es krim lagi ya."
"Appa janji ya."
Tiin
Mobil dari agensi sudah datang menjemput, saatnya Taeyong pergi.
"Aku pergi dulu. Jaga dirimu dan Mark. Jangan lupa makan yang banyak." Sebelum pergi Taeyong sempatkan untuk mencium kening Ten.
---
Hari sudah menjelang malam semenjak perginya Taeyong. Ten duduk di pinggir ranjang. Kamarnya menjadi sepi tidak ada suara bercanda lagi.
Ting
Handphone miliknya yang terdapat di atas meja nakas tiba-tiba berbunyi. Ten segera mengecek siapa tau Taeyong mengirimi pesan.
Satu pesan belum terbaca
+82934576014321
Terimakasih ya, sudah memperbolehkan suami mu bekerja sama lagi dengan ku.
Kim Jennie.
Ya Tuhan, mimpi buruk apa Ten semalam hingga jadi seperti ini. Ia sama sekali tidak menyangka jika Taeyong dan Jennie akan bertemu lagi.
Ten segera berlari ke kamar mandi. Sudah beberapa hari ini perutnya terus terasa seperti diputar-putar tapi saat dimuntahkan tidak ada yang keluar.
"Apa yang terjadi padaku?" Ten bergumam melihat siluet bayangan dirinya di cermin. Terlihat lebih pucat.
Baru saja ke luar dari kamar mandi. Senyum Ten mengembang, Mark duduk diatas tempat tidur dengan memeluk boneka berbentuk semangka.
"Eomma sakit?" Tangan kecilnya menyentuh kening Ten. Tidak ada rasa panas seperti saat ia sedang sakit.
"Eomma tidak apa-apa. Sudah ayo tidur."
---
"Manager Jessica, apa kabar?"
"Taeyong, kau tidak perlu seformal itu dengan bibi mu sendiri. Duduklah, aku ingin tau bagaimana keadaan istri dan anak mu?"
"Mereka baik-baik saja."
"Oh iya bibi ingin memperkenalkan mu pada seseorang, dia nanti akan menjadi pasangan main mu di web drama."
KAMU SEDANG MEMBACA
For You and For Me (END)
Fanfictionmenceritakan kehidupan seorang Lee Taeyong dan keluarga kecilnya setelah mereka bebas dari kejaran media masa