11

16 8 12
                                    

Bulan keluar dari kamar nya dan berjalan menuruni tangga satu persatu. Ia melihat ke sekeliling SEPI? kemana kedua orang tua nya?  Entah lah Ia tidak mau berfikir.

Berjalan santai memasuki dapur, Bulan membuka pintu kulkas bagian bawah, mengambil beberapa cemilan dan minuman Thai tea kesukaan nya.

Semua ia bawa dalam dekapan nya menuju ruang keluarga. Ia duduk dengan anteng dan membuka satu persatu snack. Ia menyalakan TV, tapi ia malah bermain ponsel. Ck ck siapa yang kek gitu?

Ting!

Bintang🐷
-Online-

Udah sampe belum?

Udah

Kalo elena?
Read

Bulan memutar bola mata nya malas, nampak tidak peduli dengan sepupu nya itu.

Mana gua tau, tadi kan dia numpang sama elu

Tadi gua tolak, males gua

Mungkin udah jadi gembel
Read

Bintang🐷 Offline

"Anjir lu ya, di read doang gua," cibir Bulan. Ia memakan cemilan nya lagi, deritan pintu memecahkan keheningan Bulan tidak menengok. Ia hanya melirik Elena yang mulai menaiki tangga. Lah gua kira dia bakal nyasar

Tidak ada raut kekesalan di wajah Elena, hanya ada senyum mengembang. Bulan memicingkan mata, merasa aneh dengan sikap Elena.

Ia bangkit, lalu membuntuti Elena, Elena sudah masuk ke kamar nya. Bulan mendelik kesal lalu berjalan berjinjit kearah pintu. Membuka pintu perlahan, dari celah pintu terlihat jelas Elena yang sedang senyam senyum diatas kasur.

"Ngapain tu anak. Kesambet?," gumam nya.

Bulan bergidik ngeri, lalu berjalan cepat menuruni tangga.

***

Seorang laki laki merebahkan tubuh nya di atas kasur. Menghela nafas perlahan sembari menutup mata.

Tok tok tok

Pintu diketuk, Bintang bergumam "Masuk aja."

Rangga memasuki kamar putra nya, entah apa yang membuat ia ingin memperbaiki hubungan ayah dan anak. Masih dalam posisi yang sama Bintang melirik Rangga.

"Kenapa yah?," Bintang menengok.

"Maafin ayah, kalo selama ini ayah belum bisa menjadi yang terbaik," Rangga menatap Bintang sendu.To the point sekali anda.

Bintang menaikan salah satu alis nya, cukup terkejut dengan permohonan maaf yang Rangga lontarkan. Ia hanya mengangguk "Iya yah, gak papa."

Rangga bernafas lega, walaupun Bintang nampak cuek tetapi sepatah kata cukup mewakili segalanya. Ia menepuk bahu Bintang sebelum pergi dari kamar putranya.

Bintang tidak bergeming

Masih menatap lurus ke atap, senyuman kecil terpampang di wajah nya.

***

"AAAA!!!!"

PRANG

"BULAN SAYANG!! ARE YOU OKE?!" Dinda berteriak dari dapur, saat mendengar teriakan Bulan.


"I'M FINE MOM!"

Shit.... Bulan mengacau kan segalanya, ia menepuk dahi nya beberapa kali, Gelas pecah dan berserakan dimana mana.

Ia merutuki kebodohan nya, tadi ia sedang tengkurap sembari bermain laptop, entah karena Ia terlalu serius atau memang tidak menyadari kehadiran Juki. Bulan tidak sengaja menyenggol gelas yang ada di atas nakas.

Berniat memukul Juki karena menggelitik nya, tetapi naas. GELAS KORBAN NYA

Bulan menatap kucing nya, mau marah? Ia tidak bisa! Kucing kesayangan nya ini terlalu imut.

Akhirnya dengan berat hati Bulan membereskan semua sendiri.

***

Kring!!! Kring!! Kring!!

Bel istirahat menggema, Bintang memasuki satu persatu buku ke dalam tas. Mendengar kan musik di keheningan kelas mungkin bagus.

Dengan cepat Bintang menyumpal kedua telinga dengan earphone. Memutar musik kesukaan nya, lalu menenggelamkan kepala di dalam lipatan tangan.

Elena menengok kearah Bintang. Oh ya kalian jangan lupa, Ia duduk bersebelahan dengan Bintang.

Elena menatap kepala Bintang, Kenapa cowok ini bersikap dingin kepada nya, seperti menganggap Ia tidak ada?

Dengan lancang dia melepas salah satu earphone Bintang, lalu Ia pasang di telinga nya. Bintang menengok menatap Elena yang sedang menutup kedua matanya, menghela nafas secara perlahan, berniat untuk bersikap kalem.

Bulan yang kembali ke kelas untuk mengambil ponsel pun menatap tajam kedua sejoli itu. Matanya menatap tak suka, "Cih."

Setelah ponsel nya berada di dalam genggaman ia berbalik lalu keluar kelas.

Elena yang diam diam tahu kalau itu Bulan, menyungging senyuman masih dalam keadaan menutup mata. Ia yang merasa Bintang tidak keberatan dengan kelakuan lancang nya pun berfikir jika Bintang nyaman dengan perlakuan nya.

***

Bulan kembali ke kantin dengan wajah ditekuk, entah lah Ia merasa aneh saat ini. Teman teman nya minus Bintang nampak sibuk menyantap makanan masing masing.

Bakso yang ia pesan masih utuh, Putra yang melihat itu pun berfikir jika Bulan tidak lapar.

"Kalau elu gak mau, buat gua aja," ucap nya, lalu menusuk bakso Bulan dengan garpu yang Ia pegang. Teman teman nya pun sama, Bulan mengaga saat bakso nya satu persatu hilang dari mangkuk.

"Punya temen kek setan semua, Gak ada otak emang."

*

*

*

Assalamualaikum:)
Akhirnya huwaaaa,, Ide gak muncul jadi nya Aku lama up :")

Ini chapter sedikit sumpah:")
Tau gak si? Belakangan ini aku hilang mood. MOOD JELEK

Gak paham lagi sama keadaan, hwhehejdhd

Udah ah malah curhat:)

Silahkan VOTE nya SAYANG:)

Salam manis🖤




Love Is Rubbish [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang