Kami Berbeda

381 30 0
                                    

Aku dan dia berbeda

~Amelia~

Amelia pov

Lagi dan lagi aku melihatnya. Mungkin ini telah menjadi keseharian ibuku untuk menakuti kakak. Apa maksud dan tujuannya? Aku pun tak tahu. Ibu dan ayah terus menakuti kakakku. Mereka membuat kakakku semakin enggan untuk bermain bersamaku diluar. Bahkan untuk bicara pun dia tidak terlalu lancar. Dia selalu ketakutan padaku.

Aku mungkin masih kecil namun aku tahu maksud semua ini. Mereka ingin kakakku untuk menjadi boneka mereka. Mereka membuat kakakku yang cantik itu seperti boneka yang bergerak saat mereka perintahkan. Aku ingin membantu tapi, apalah bisa yang ku lakukan.

"Nak, kau harus berani menghadapi dunia. Ini duniamu buktikan kau bisa! Kuasai duniamu nak, jangan sampai dunia yang menguasaimu." ucap ayah seraya memegang bahuku erat.

Ini berbeda dengan yang kini dilakukan ibu pada kakak. Mereka duduk tah jauh aku dan ayah. Mereka duduk berhadapan dengan hamparan lautan yang siap menerpa.

"Lihatlah laut itu, Nak! Indah dan luas, tetapi keras. Nak, dengarkan ibu! Sesuatu yang indah, dan memberi kebebasan, belum tentu aman. Lihatlah! Lautan indah, dan luas tapi, di dalamnya bahaya bersembunyi." ucap ibuku.

"Bahaya apa?" tanya kakak mulai mengenggam tangan ibu ketakutan.

"Tsunami, berasal dari dalam laut. Ikan hiu, sang predator yang berasal dari laut. Manusia, tidak dapat bernapas dilaut, dan masih banyak bahaya dari laut. Nak, jangan kau jauh-jauh dari ibumu ini." balas ibu seraya merengkuh bahu kakakku yang mulai bergetar.

Aku hanya diam. Usia kami tak jauh berbeda malah mungkin sama. Karena hari lahir kami hanya berbeda jam saja. Ya, bisa dikatakan kami kembar mungkin. Kenapa mungkin? Karena kami begitu berbeda seperti langit dan bumi. Bahkan tak ada sedikit pun kesamaan dari kami.

Aku si pemberani. Dia si penakut. Ayah berkata aku pintar. Dia entahlah bahkan untuk mengetahui huruf pun dia ketakutan. Bahkan, wajah kami jauh berbeda. Dia dengan mata bulat dan bercahaya, hidung mancung dan kulit putih bersih. Sedang aku, mata sipit, hidung kecil, dan kulit sawo matang. Tak ada satu pun kesamaan pada kami. Entahlah karena apa? Aku pun tak tahu.

Aku kembali mengingat saat ibu mengatakan bahwa aku memiliki saudara kembar.

"Nak, Ayahmu akan kembali bersama kakakmu. Kau harus bersiap-siap menyambut kembaran dan ayahmu."

Waktu itu ibu terlihat sangat senang. Sedangkan aku? Binggung. Saudara dan Ayah? Kata yang tabu dalam kosa kataku. Dan seminggu kemudian. Ayah dan Kak Nura datang bukan dengan senyuman dan hadiah yang aku harapkan tapi, dengan kepala Kak Nura yang diperban dan wajah merah padam ayah.

"Dia adalah gantinya!" ucap ayah dengan penuh amarah.

Hingga sekarang aku tak tahu apa maksud ayah itu.

Hingga suatu hari puncak dari segalanya terjadi dimana seorang pria paruh baya datang ingin bertemu ayah dan saat itulah semua drama ini dimulai.

Duble Up

T.B.C

F O R W ( M ) E 《Sequel+Spin Off  Fano》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang