Adra dan Si Seribu Wajah

193 30 17
                                    

Adra kini tengah menunggu seseorang disebuah kafe. Ah bahkan ia tidak tahu pasti kafe apa yang ia datangi ini. Ia baru dikota ini dan mungkin akan menetap bersama keluarganya dikota ini. Ya, keluarga Aliandra memutuskan untuk tinggal bersama Tama. Mereka tak mau kembali karena bayangan Fano masih menghantui mereka. Rasa sesal dan perasaan gagal tak pernah mau hilang dihati mereka.

"Mungkin dia akan terlambat." guman Adra saat sudah 30 menit ia disini namun orang yang berjanji bertemu dengannya tak kunjung datang.

Namun tak lama, seseorang nampak duduk dimejanya. Adra menatap mata itu. Dan dia langsung tahu bahwa dialah orang yang sedang ia tunggu.

"Maaf lama dokter." ucap orang itu dengan masker yang masih betah melekat diwajahnya.

"Wajah penjahat?" tanya Adra saat orang itu tak melepaskan maskernya dihadapannya. Biasanya orang itu akan melepaskan masker ketika bersamanya.

"Bukan. Ini wajah asliku." balas orang itu.

"Kau sudah menemukannya?!" tanya Adra tak percaya.

"Ya. Dan sekarang aku membutuhkan bantuanmu. Aku tak tahu lagi harus meminta bantuan kepada siapa. Karena hanya kau yang tahu aku dan kau satu-satunya yang bisa mengetahui penyamaranku. Kau satu-satunya orang yang tahu aku siapa." jelasnya.

"Karena kau berbeda. Matamu berbeda dengan orang lain. Secantik dan sehebat apapun kau merubah wajahmu aku tahu itu kau lewat matamu. Mata itu sama seperti mata adik bungsuku." balas Adra terseyum sendu. Ah dia jadi merindukkan Fano.

"Pantas saja. Kau pasti sangat menyayanginya. Sekarang dimana dia?" Adra langsung memfokuskan dirinya kembali ia menatap lawan bicaranya itu.

"Ah apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu? Kau ingin obat bius lagi? Atau memalsukan identitas sebagai dokter?" tanya Adra. Ya, Adra sering melakukan hal itu untuknya. Adra tahu apa pekerjaan orang dihadapannya itu dan asalkan untuk kebaikan Adra akan selalu siap membantunya.

"Bukan. Tapi aku membutuhkan keahlianmu sebagai dokter untuk membantu adikku." balas orang itu.

"Adikmu? Kau memiliki adik?" tanya Adra penasaran. Karena yang Adra tahu orang didepannya itu sebatang kara dan hanya ditemani oleh seorang asisten ah tidak teman yang sama-sama adra tak tahu namanya dan wajahnya. Karena asisten itu juga sama suka menyamar.

"Ya. Pemilik wajah ini. Wajah ini adalah milikku dan miliknya." balas orang itu seraya membuka maskernya perlahan.

"Aku akan menunjukkannya hanya kepadamu. Inilah wajah asliku. Ah ya siapa namamu Dokter? Tidak mungkin bukan aku terus memanggilmu Dokter padahal kita akan terus bertemu setelah ini." lanjutnya lagi sebelum masker itu terlepas diwajahnya.

"Adra Setiawan Aliandra. Kau bisa memanggilku, Adra. Dan siapa nama aslimu?" tanya Adra seraya mengulurkan tangannya kehadapan orang itu.

"Steffani Anura Ibraka!" Adra mematung saat melihat wajah dan mendengar nama itu.

"Fa-Fano!" panggil Adra terbata saat melihat wajah didepannya.

T.B.C

F O R W ( M ) E 《Sequel+Spin Off  Fano》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang