Kolaborasi yang mengejutkan

3 1 0
                                    

Nafasnya semakin memburu, anak laki-laki itu berusaha berteriak meminta tolong. Wanita dan dua anaknya yang masih berusia dua dan tiga tahun itu tergeletak dihadapan seorang laki-laki yang sedang berusaha meminta pertolongan. Ia menangis sembari berjalan keluar rumah agar bisa bertemu orang untuk membantunya. Namun, ketika ia melihat kondisi di luar rumah, ia terkejut. Bara api itu sudah melahap habis sebuah rumah di seberangnya.

Mereka kehabisan oksigen, hanya Solo yang kuat bertahan dan berlari dari rumahnya untuk mencari bantuan. Setelah lima belas menit ia berjalan, ia menemukan sosok pria tua yang sedang menyelamatkan bayi yang digendongnya.

Kringggg!!

Alarm di nakas samping tempat tidurnya berbunyi. Pria itu terbangun dari tidurnya dengan nafas yang memburu sembari menekan tombol pada alarm itu. Merubah posisi tidurnya menjadi duduk bersandar di papan tempat tidur. Ia mendongakkan kepalanya sambil memejamkan matanya, air mata itu mulai menetes. Sepotong memori menambah beban pikirannya kembali. Cerita lama yang pernah ia alami sedikit demi sedikit muncul di alam bawah sadarnya. Ia turun dari tempat tidurnya dan beraktivitas seperti biasanya.

Hari ini ia berniat untuk mengunjungi makam ibu dan dua saudaranya. Kebetulan makam mereka berderet pada satu barisan. Ia menancap gas dan menuju ke sebuah pemakaman. Setelah sampai, ia berdoa untuk keselamatan ibu dan dua saudaranya di akhirat. Menaburkan bunga mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki makam sang ibu kemudian dilanjut pada makam di sebelahnya. Ia sedikit mencurahkan isi hatinya pada nisan itu.

"bu, ibu apa kabar? Solo sudah berdiri lagi dari keterpurukan bertahun-tahun yang lalu. Maafin Solo ya bu, Solo tidak bisa menyelamatkan ibu dan adik-adik. Sekarang Solo mempunyai ayah angkat yang merawat Solo. Solo juga sekarang sudah menjadi pengusaha bu, sesuai keinginan ibu dulu. Ibu minta untuk Solo bisa memiliki sebuah usaha untuk melindungi adik-adik kan? Tapi bu, Solo gagal melindungi adik-adik" ia meneteskan air mata sepanjang pria itu menceritakan kisahnya di hadapan makam sang ibu. Tak kuasa menahan rasa sedihnya, air matanya mengalir deras hingga membasahi lengan dan dada pada baju yang dikenakannya.

Aku telah meraihnya namun, aku gagal melindunginya –solo

-----

"itu barang-barangnya ditata yang rapih, jangan ada yang tertinggal di bagasi"

"eh, sebelah kanan sedikit, itu miring"

"semangat, dua jam lagi pameran dibuka"

Masing-masing penanggungjawab divisi menginstruksikan pada anak buahnya untuk menata pameran perdana perusahaan Artaya setelah dua tahun lalu terakhir melaksanakan pameran. Setelah persetujuan berkolaborasi dengan ukiran kakek yang berhasil ditanda tangani langsung oleh kakek, mereka mempersembahkan pameran ini untuk hasil kerja keras kakek.

Kini, kakek berada di sebuah ruangan Artaya. Pria tua itu kagum dengan anak muda yang melakukan bisnis saling menguntungkan. Artaya datang menghampiri kakek sembari membawakan secangkir teh panas. Ia meletakkan cangkir itu di meja depan kakek dan menyuruhnya untuk minum. Dua jam lagi kakek dan juga Artaya akan meresmikan pameran mereka di depan semua pengunjung dan pegawai Artaya.

Neta melihat seisi hall yang disulap menjadi pameran ukiran sang kakek. Ia merasa bangga menjadi cucu kesayangannya. Di usia yang sudah tidak muda lagi tetapi masih bisa menggelar pameran dari hasil karyanya sendiri. Gadis itu mengamati pegawai-pegawai Artaya selagi bekerja, ia mewakili kakek atas penataan barang-barang ukiran itu.

Dua jam berlalu, para pegawai menata dengan tatanan yang baik, dan sekarang adalah saatnya pemilik perusahaan dan rekan bisnis yang diajaknya untuk berkolaborasi melaksanakan peresmian pembukaan pameran. Artaya dan juga kakek sudah bersiap dalam hitungan mundur dari hitungan tiga untuk memotong pita peresmian itu. Neta yang berada di sebelah kakek tersenyum bahagia menyambut detik-detik dibukanya hasil karya kakeknya. Ia bangga dengan sang kakek.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidden SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang