Dia menghilang

1 0 0
                                    

Semalaman dia tak chat ke ponselku. Pesanku pun tak dibalas, keesokan harinya banyak yang tau tentang kedekatan ku dengan Kaka, satu sekolah hampir menatapku semua ketika aku lewat. Aku tidak mengerti siapa yang menyebarkan cerita ini...
Aku mencoba bertanya pada uty, bertanya pada ayu dan Susi...

Dan ternyata Susi dan ayu bercerita kepada Wina, mantan dari Kaka yang membuat cerita itu tersebar ...
Aku tidak mengerti bagaimana menanggapi beredarnya cerita ini tapi aku coba untuk tenang...

Kaka semakin menjauh, chat nya kini sudah tidak ada lagi...
Pesanku pun tak kunjung dia balas, aku bingung, tidak mengerti apa yang terjadi dengannya...

Aku berusaha membiasakan hatiku tanpanya...

Setiap malam dan setiap hari aku pandangi ponsel ku berharap ada chat darinya yang masuk, nyatanya tidak ada chat dari nya lagi...
Disekolah ketika bertemu aku berusaha senyum padanya, tapi kenyataan nya dia malah membuang muka dan seakan tidak pernah mengenal ku ...

Hari demi aku aku mencoba menguatkan diri, mencoba melepasnya walaupun sulit...
Berusaha membuang rasa nyaman padanya meski sakit...

Ini hal yang aku takutkan dari mencintai , yaitu rasa sakit hati....

Seminggu sudah dia menjauh, menghilang dari kehidupan ku, dan hal yang kulakukan dikelas hanyalah diam dan trus diam...

"Ay Lo kenapa sih diam trus?" Tanya ayu padaku yang kini didalam kelas

"Gapapa yu" jawabku santai

Ayu,Susi dan uty saling menatap bingung.

"Kesalahan kemaren gue minta maaf ya yu ?" Ucap ayu

"Gapapa kok yu" jawabku masih cukup tenang

"Gue gasuka Lo diem gini" uty mulai angkat bicara

"Gue juga gasuka terjebak dalam situasi kaya gini" jawabku sedikit mengeluh

Tidak ada yang menjawab, semua diam lalu memelukku...
Sepertinya mereka tau yang kubutuhkan hari ini adalah support mereka.

Sudah 2 Minggu tanpa dirinya ..
Aku sudah mulai terbiasa , mulai melakukan hari-hariku seperti dulu lagi .
Tawaku kini mulai terlihat lagi...
Sedikit demi sedikit aku mulai bangkit...
Aku mulai menerima hilangnya dia ...
Kurasa begitu siklus kehidupan...

Selalu ada perpisahan dari setiap pertemuan...

**************

Upacara pagi ini benar-benar membuat semangatku jatuh.
Dari kejauhan aku melihat kaka berbaris dengan perempuan bernama Lilis, teman sekelas nya yang cukup banyak bicara dan cukup asik dengan siapapun .
Mereka tertawa bahkan mengobrol berdua, tampak jelas kedekatan mereka.

Panas matahari mampu menembus panas nya hatiku, tatapan mataku tak bisa lepas dari mereka berdua.
Apalagi saat Lilis berbicara,tatapan Kaka sangat lekat pada Lilis, aku merasa semakin patah, berusaha menguatkan hatiku, berusaha kuat akan kenyataan bahwa aku bukan lah siapa-siapanya.

Tanpa disadari kaka melirik kepadaku, tatapan mata nya yang begitu tajam membuatku terdiam kaku, namun itu hanya sesaat, sampai akhirnya dia kembali menatap Lilis dengan hangat.

"Lo liatin Kaka terus ay" bisik ayu

Aku kaget dan menengok ayu , ayu menatapku begitu lekat dan aku menunduk sambil menggeleng.
Tidak ada yang harus aku katakan, satu katapun rasanya tak ingin aku katakan pada siapapun yang ada disekelilingku .

"Itu Lilis, temen cewe Kaka yang cukup akrab sama Kaka ay" ayu menjelaskan

Aku menatap ayu sambil menghelah nafas.
Aku masih diam, aku tau Lilis, siapa yang tidak kenal dengan nya, perempuan yang pandai berbicara dan suka mengobrol dengan siapapun sampai semua orang pun kenal dia karena sikap nya yang mudah berteman.

"Lo cemburu?" Ayu kini mulai bertanya
Aku tersenyum dan menggeleng kepada ayu.

Upacara Pagi ini sudah selesai.
Aku berjalan menuju kelas bersama ayu, namun dari arah berlawanan aku melihat Kaka dan teman-teman nya berjalan, aku tetap melanjutkan jalanku sampe tepat didepan muka ku aku berharap kaka menatapku.
Namun kenyataan yang aku dapat Kaka melewati ku seakan tak melihat keberadaan ku, bahkan teman-teman nya yang kadang menyapa ku kini ikut diam.

Aku rapuh, dia semakin jauh.

"Kaka masih belum chat lo ay ?" Tanya ayu

Aku hanya menggeleng .
Ayu yang mungkin paham tentang perasaan ku mencoba menenangkanku, dan memberi kan aku kekuatan untuk tetap kuat pada kenyataan yang sedang kuhadapi.

Sesampai nya didalam kelas aku duduk beristirahat karena upacara tadi cukup membuatku berkeringat...
Aku merebahkan kepala ku pada meja , memejamkan mataku dengan cukup lemah...
Ini bukan lelah fisik, melainkan lelah soal perasaan yang sedang kujalani beberapa hari ini.

Tentang dia yang berubah dan menjauh bahkan menghilang dari kehidupan ku...

KENANGAN KITA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang