AldeNara 1

668 164 279
                                    

Hi!
Selamat datang di cerita pertamaku.
Sekedar mengingatkan, jika cerita ini 100% fiksi dan murni hasil imajinasiku, ya!

PLEASE DON'T PLAGIARIZE!!
Aku tau kalian semua bijak.

-Happy reading!!

-Happy reading!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❁❁❁

"Cerita ini adalah tentang kita. Tentang aku yang berjuang, dan
kamu yang menentang."
AldeNara.

❁❁❁

Dengan satu tangan menarik telinga masing-masing, tiga orang gadis bersandar di dinding dekat kelas mereka. Sudah lebih dari satu setengah jam mereka berdiri di sana, menantikan bel pergantian jam pelajaran.

Nara Pranadipta, gadis berambut sepunggung itu memegangi perutnya yang mulai terasa panas. Tadi pagi, ia tak sempat sarapan karena harus menyalin tugas teman sekelasnya.

"Meisya sialan! Padahal sama-sama nyalin tugas Netta, kenapa cuma kita yang diaduin ke Pak Darsa?" geram Hanindya Ananta, gadis berkucir kuda yang saat ini benar-benar terlihat kesal.

Nara mengangguk. "Percuma gue lewatin sarapan, kalo akhirnya ketauan."

Pandangan tiga gadis itu teralih pada gerombolan siswa yang berjalan cepat ke arah mereka. Nara memicingkan matanya, gadis itu sontak menegakkan tubuhnya, melihat siapa laki-laki yang digotong oleh gerombolan siswa itu.

"Itu bukannya Alden?" tanya Fanka, diangguki dua gadis itu.

"Dia kenapa ya? Jadi penasaran," ujar Hanin.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Nara berlari, mengikuti gerombolan siswa yang nampaknya menuju UKS itu.

Hanin dan Fanka tak tinggal diam, menemukan waktu yang tepat untuk kabur dari hukuman Pak Darsa, dua gadis itu mengikuti langkah Nara.

"Woi, tolongin!" teriak salah satu siswa, membuat Nara harus menerobos agar dapat masuk ke UKS.

Nara dengan sigap menarik tirai dan merapikan brankar untuk Alden. "Ini, tidurin di sini aja."

Setelah cowok itu dipindahkan, Nara menghela napas lega. "Dia kenapa, Gal?"

Galang Abimanyu, cowok dengan seragam berantakan itu menyilangkan dua tangannya. "Kena pukul kepalanya."

Nara meringis, lalu dengan cepat mengambil kotak P3K. Dibantu Fanka dan Hanin, gadis itu berhasil mengobati lebam di kening Alden.

AldeNaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang