AldeNara 2

409 140 268
                                    

Hari sudah semakin sore, namun Nara masih tak ingin menginjakkan kakinya dari UKS SMA Garuda. Ia masih setia duduk di salah satu kursi sambil memperhatikan Ghia, teman satu ekskul dengannya yang tengah bersiap untuk pulang.

"Pulang Ra, udah mau magrib. Lo berani di UKS sendiri? Gue mau balik, ayang Rey udah nunggu."

Nara menatap sekeliling, baru sadar jika disini hanya tersisa mereka berdua. "Lah, tadi bukannya masih ramai? Pada kemana?"

Ghia menggeleng-gelengkan kepala, lalu menunjuk jam yang ada disana. "Tuh liat, udah jam berapa? Lo hari ini kebanyakan ngelamun, lagi ada masalah?"

Nara hanya menggeleng, walau sebetulnya ia sedang stress, memikirkan kejadian beberapa jam yang lalu. Ia penasaran dengan balasan yang akan diberikan Alden.

"Nah kan ngelamun lagi. Dah ah, gue duluan. Kunci UKS berarti sama lo ya? Bye Ra, cepetan balik keburu penjaga UKS dateng," Ghia tertawa keras, melihat wajah kaget Nara.

Nara buru-buru mengambil tasnya, lalu mengikuti Ghia keluar dari UKS. Ia tak ingin jika penjaga UKS yang dimaksud Ghia benar-benar muncul.

"Ghi, gue duluan deh. Kunci sama lo aja, lo kan selalu dateng lebih awal dari gue. Bye!" Nara berlari cepat, meninggalkan Ghia yang tak dapat lagi menahan tawanya.

"Dasar penakut!"

*****

"DOR!"

Tubuh Nara hampir saja terhuyung ke belakang, jika saja ia tak berpegangan pada tiang di sebelahnya.
Dengan tatapan horor, Nara menatap Galang yang tertawa karena berhasil mengejutkannya. "Gal, lo ngapain sih?!"

Galang menghentikan tawanya, lalu mematikan mesin motornya. "Lo yang ngapain? Udah mau magrib, tapi masih berdiri di sini. Bengong lagi. Kerasukan?"

Nara menendang motor Galang, membuat cowok itu hampir saja terjatuh. "Enak aja kerasukan, gue lagi nunggu angkot lewat."

"Mana ada angkot lewat jam segini, Ra. Kalo ada pun pasti beda arah. Lagian lo kenapa baru balik jam segini?"

"Suka-suka gue lah, lo juga abis dari mana?" tanya Nara, Galang hanya mengedikkan bahunya.

"Naik," Galang kembali menyalakan mesin motornya, namun Nara cepat-cepat menggeleng.

"Gak ah, ntar lo minta bayaran lagi, kayak kemarin!"

Galang lagi-lagi tertawa, "itu kan cuma bercanda Ra, lagian lo juga dari SMP selalu numpang sama gue, jangan mentang-mentang udah berani naik angkot sendiri, lo gak mau bareng lagi sama gue."

Nara menyilangkan kedua tangannya, lalu tersenyum remeh. "Kok lo jadi bawel sih? Biasanya kalo gue minta tumpangan muka lo langsung asem. Kangen ya boncengin gue?"

"Sial Nara, yaudah kalo gak mau. Gue duluan," baru ingin menjalankan motornya, Nara dengan cepat duduk di boncengan cowok itu.

Galang berdecak sebal, melihat tingkah sahabatnya. "Harus berapa kali lagi gue bilangin ke lo Ra? Jangan langsung naik kayak gitu, bahaya!"

Nara hanya nyengir kuda, lalu berpegangan pada jaket Galang. "Sorry, gak bakal ngulangin lagi deh, janji. Yaudah ayo cepet jalan, tukang ojeknya Nara!"

AldeNaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang