3

6 0 1
                                    

Author POV

"Oi! Mae! Bareng dong!" ucap Ehleiry dari kejauhan.

'panjang umur nih anak' batin Maelvi.

"Hm"

"aku ingin berlatih bagaimana perubahanku! aku ingin tahu apa kekuatanku dan bla bla bla bla bla bla bla bla bla" ucap Ehleiry. Sedangkan Maelvi hanya menatap datar Ehleiry.

'perubahan ya? seperti apa ya nanti perubahanku dengan El, Vil'

"Pasti akan keren!" ucap Vil.

"aku juga penasaran" ucap El.

"Oy! Mae! Aku panggil berkali kali untuk bergegas. Kamu kenapa?" ucap Ehleiry.

"tidak apa. Ayo"

"beneran tidak apa? Apa kamu sakit?" Tanya Ehleiry sembari berjalan.

"tidak"

"bila ada apa apa, bilang aku ya? Aku tidak ingin sahaaaabat tercintaku sakit"

"menjijikkan"

"hehe, tapi aku serius. Jika ada apa apa tinggal bilang aku"

"hm"

Grek! (membuka pintu sekolah)

"selamat pagi!" ucap Ehleiry

"pagi!" ucap teman teman sekelas nya.

'hm? ternyata benar dia diasingkan' batin Maelvi melihat seorang anak yang dibicarakan Ehleiry kemarin.

' padahal kemarin dia sering bersama teman yang rambutnya oranye itu, tapi sekarang dijauhi. Aku merasa kasihan' ucap El.

' aku juga merasa kasihan, semoga dia tidak lepas kendali' ucap Vil.

"aku juga berpikir begitu" gumam Maelvi.

"kamu ngomong sama siapa?" Tanya Ehleiry pada Maelvi.

"keinget buku kemarin yang dibaca" ucap Maelvi.

"ooh"

'apa lebih baik aku deketin dia?"

' jangan! Nanti malah kamu yang dijauhin!' ucap Vil.

'serahlah' ucap Maelvi.

'tapi tetap hati hati loh! kalo ada apa apa langsung bangunin kita!'

'kamu pasti perlu kekuatan kita bukan? belajarlah cara berubah'

'baiklah, terima kasih'

"sudah tahu cara berubah?" tanya Maelvi pada Ehleiry.

"sudah! nanti saat istirahat aku perlihatkan" ucap Ehleiry tersenyum senang.

"hm"

Grek!

"baiklah, pelajaran hari ini-"

.
.
.
.
.
.

Saat ini Maelvi dan Ehleiry sedang berada di taman belakang untuk melihat perubahan Ehleiry.

"huuuuf, Open A : Mush!" Ehleiry berubah, Surai pirangnya menjadi silver panjang se punggung, bermanik putih dengan pinggiran abu abu, menggunakan semacam kemeja putih, dengan celana panjang yang lebar abu abu, sepatu berwarna putih abu abu.

"wow" ucap Maelvi (kagum?) dengan wajah dan suara datar khasnya.

"gimana? keren kan! kekuatan ku adalah angin! hehe" ucap Ehleiry tersenyum lebar.

"hm, bagus. Tapi mush itu apa?"

"nama malaikat yang ada di tubuhku!"

"oh. mm, apa di dunia ini ada yang berkekuatan malaikat dan iblis secara bersamaan ya?"

"mungkin ada, tetapi itu berarti dia sangat berbahaya!"

"berbahaya?"

"iya, jika dia jahat, maka akan sangat berbahaya. Walau tidak jahat, lebih baik jika saat bertemu tidak berhubungan dengannya, akan sangat merugikan nanti jika dia menyerang!" ucap Ehleiry panjang lebar.

"oh. Apa kamu akan mencoba untuk berteman dengannya jika bertemu?"

"Tidak akan mungkin! Aku tidak akan mau! Daripada mengambil resiko pada monster yang berbahaya, lebih baik aku tidak punya teman daripada bersama orang itu!"

"o oh, begitu"

"lebih baik kamu juga jika bertemu walau saaangat langka ada malaikat iblis! Berjanjilah padaku!" ucap Ehleiry mengangkat jari kelingking nya.

"...janji" ucap Maelvi melakukan hal yang sama.

"itu baru sahabatku! Kalau begitu masuk kelas yuk! pelajaran ke dua mau dimulai"

"iya"

*

"wa"
"wa"
"wa"

"hm? ada keributan apa itu?" tanya Maelvi.

"entahlah, lihat kesana yuk" ucap Ehleiry menarik lengan Maelvi menuju keramaian.

"ada apa ya?" tanya Ehleiry pada salah satu siswa.

"ada 3 orang iblis yang lepas kendali! Para guru pun sulit untuk mengatasinya, aku khawatir!" ucap Siswa itu.

"ada apa?" tanya Maelvi.

"Ada 3 orang iblis yang lepas kendali, lebih baik kita pergi dari sini" Sebelum pergi tiba tiba ketiga iblis yang mengamuk itu terbang mengarah pada Maelvi dan membuatnya tersungkur.

"ukh? kenapa aku diserang?" gumam Maelvi.

"ditemukan"

"seorang"

"Eferlyth"

ucap Ketiga iblis itu bergantian.

'bagaimana mereka bisa tahu?!' batin Maelvi.

' ini sangat gawat!' ucap El.

' ini sangat berbahaya! Cepat pergi!'

' tidak bisa, tubuhku tidak bisa digerakkan! Tidak bisa mengalihkan pandangan pada mereka!' Tanpa sadar ketiga iblis itu akan menyerang, tetapi ditangkis oleh angin milik Ehleiry.

"Kau tidak apa Mae?!" tanya Ehleiry khawatir.

"iya, terima kasih"

"untunglah ada guru, jadi aku tidak perlu bersusah payah melawannya"

"terima kasih"

"tidak apa, yang penting kamu tidak ada luka kan? bagaimana saat tersungkur tadi? Apa dapat luka?"

"haha, tidak" ucap Maelvi tersenyum manis.

"wah, ini pertama kalinya aku melihatmu tersenyum! Coba kamu perempuan, sudah aku nikahi!" ucap Ehleiry dibalas tatapan mengintimidasi Maelvi.

"bercanda! Jangan dianggap serius dong!"

"hm"

"ayolah jangan marah! Mae!"

.
.
.
.
.
.


TBC

Gimana? lanjut?

Maelvi: The adventures of the Eferlyth's (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang