Chapter 2

47 6 5
                                    

"Aku mencoba memahami mu lebih dalam lagi, namun nyatanya aku tetap sepanas air yang mendidih!"-Kinara Aillaqiantara.

Setelah selesai aku turun dari mobil Kak Andara, aku langsung bergegas mencari si cowok batu itu di depan gerbang SMAN JAYA BANGSA.

"Lah lah, kemana manusia batu itu?" Batinku.

Setelah aku kebanyakan mikir dan kebingungan mencari Dave, akhirnya tidak ada pilihan lain. Aku harus menanyakannya tentang Dave kepada teman dekatnya. Yaitu, Rikko Nazam.

"Rikk, tunggu bentar!" Saut ku sambil menghampiri.

"Ehh Nara, ada apa?" Jawab nya.

"Si batu kemana? Kok dia gak keliatan disini sih, bukannya Hari Senin itu jadwal dia menjadi satpam?" Celetuk ku tanpa ada henti sedikit pun.

"Wisss tenang-tenang, kok ngomong sampe gak ada berhenti nya gitu si." Sindir nya.

"Yaelahh, Iyah maaf. Lagian kalo gak ditanya kaya gitu lu bakalan lama jawabnya." Protes ku.

"Jadi gini, Dave lagi rapat Organisasi. Kurang tau sih mau bahas tentang apa, tapi tadi Dave kaya buru-buru banget. Kayanya penting." Perjelas nya.

"Gue boleh minta tolong gak. Tolong banget kasihin buku ini ke Dave. Dari Kak Andara." Ucap ku.

"Eh sorry nih Narr, bukannya gue nolak ya. Gue lagi buru-buru banget, mau nyiapin perlengkapan Upacara." Balasnya, hingga berlari pergi.

"Ehh ehh Rikk, lu curang akhirnya gue minta tolong tentang Dave lu selalu aja ada Alasan!" Teriak ku sedikit emosi.

Setelah sekian lama aku buang-buang waktu bicara dengan Rikko. Tapi, tidak menemukan hasil sedikitpun. Akhirnya aku mencoba mencari manusia batu itu.

Karena hawa ku sudah mulai berbeda, aku dengan keadaan emosi mencoba untuk mencari dimana keberadaan manusia batu itu!.

"Yaallah Nara, lu harus dingin nin diri lu, jangan sampe terpengaruh sama si cowok batu itu." Celetuk ku, sambil mencoba berlari kecil.

Nara terus berlari, hingga tanpa dia memperdulikan orang lain yang sedang menyapanya.

Brukk

"Aww, aduhh sakit banget, padahal mau niat baik ngasihin buku ini ke si batu. Tapi, kenapa gue sial Mulu!" Gerutu ku, sambil kesakitan.

"Ini kertas apa ya, kayaknya selalu ada di buku ini deh?" Batinku, mencoba untuk membuka kertas itu.

Pov Dave

Setelah selesai rapat, Dave pun bergegas menunggu kak Andara di depan gerbang. Sudah menunggu beberapa menit hingga Bel Upacara di bunyikan.

"Aduhh kak Andara kemana sii, kok gak kelihatan batang hidung nya!" Ucap Dave.

Setelah Dave mencari kebingungan kemana perginya Kak Andara, akhirnya Rikko menghampiri Dave.

"Dave, ngapain lu disini. Lu harus jadi pemimpin upacara, hari ini bagian lu." Celetuk Rikko.

"Ini Rik, gue lagi nunggu Kak Andara, dia mau nganterin buku gue yang ketinggalan," Jawab Dave.

"Ehh astagaa, gue baru inget. Tadi kakak lu berangkat bareng Nara, dan kakak lu minta tolong Nara buat nganterin buku Biologi lu," Ucap Rikko.

"Hahh, yaelah kenapa ke si Rara sih. Yaudah deh gue mau nyari dia dulu, sementara lu dulu aja yang jadi pemimpin Upacara, nanti gue yang izin langsung ke Pak Wirarto," celetuk Dave, sambil berlari mencari Nara.

"Aduh astaga kemana pergi nya si Nara sih?" Batin Dave.

Setelah mencari dari ruangan ke ruangan, akhirnya ketemu juga. Keadaan Nara masih tergeletak jatuh, dan Dave mencoba berlari kecil untuk menghampiri Nara. Karna dia terburu-buru agar buku kesayangan Dave tidak di buka oleh siapapun.

"Ehh Raraa, lu apain buku gue?!" Teriak Dave, sambil berlari kecil.

Pov Nara

"Astagaa, si manusia batu datang!!" Batinku, panik.

"Ehh Raraa, lu ngapain buku gue ini. Kok sampe berantakan gini si?!" Tanya Dave, sedikit emosi.

"Ihh gue jatuh Dave, bukannya tolongin dulu, malah ribet sama buku!" Sindir ku.

"Dihh gak mau banget, udah mah berantakin buku gue!" Jawab Dave.

"Yaudah deh terserah lu, emang dasar manusia batu gak ada Terimakasihnya!!" Sindir ku, kesal.

"Dih yaudah, lu gak kepo sama isi kertas ini kan. Awas aja kalo lu mencoba untuk kepo sama kertas ini!" Bentak dave.

"Iyah Iyah, gak akan. Aduhh sakit bangett," jawab ku, merintih kesakitan.

"Lu gak apa-apa kan? Pasti gak apa-apa lah. Yaudah, gue tinggal ya." Ucap Dave, sambil meninggalkan Nara.

"Astagaa Nara, harus sabar." Batin ku.

Akhirnya Nara mencoba bangun sedikit demi sedikit, karna sebentar lagi Upacara akan dimulai.

"Bagaimanapun, gue harus bisa sendiri. Biar gue gak di anggap anak kecil lagi sama si manusia batu itu!" Batin ku kesal.

Setelah mencoba berjalan, walaupun sakit tapi Nara akan terus mencoba agar dia bisa terlihat dewasa dan tangguh di depan Dave.

Akhirnya Nara melihat Dave jalan mencoba untuk menghampirinya.

"Raaa, sini gue bantu! Maafin gue ya tadi." Tawar Dave.

"Eh gak usah, gue bisa sendiri. Lu gak usah so baik!" Sindir ku.

"Dih, siapa yang so baik. Bentar lagi Upacara, bakalan ada petugas yang keliling. Lu mau di jemur di tengah lapangan karna belum ikut baris? Gue sih gak mau." Ucap Dave, sambil mencoba menuntun Nara.

Akhirnya Nara menerima tawaran Dave, karna pemikiran Nara. Lebih baik panas disaat bersama Dave dari pada panas di tengah lapangan sendirian.

Dave membawa Nara ke ruangan UKS, dan Dave meninggalkan Nara sendirian. Karena Dave harus mengikuti Upacara.

"Lu tunggu disini, sampe selesai Upacara. Jangan kemana-mana kalo gue dan perawat belum datang!" Celetuk Dave.

"Iyah, Terimakasih ya Batu!" Jawabku singkat.

"Iyah, sama-sama. Maafin gue ya tadi." Jawab Dave tersenyum.

Setelah itu Dave pergi untuk mengikuti Upacara Bendera dan Nara sendirian di UKS.

"Ternyata, tuh manusia batu baik juga ya. Nyesel gue temenan udah lama sama dia tapi gue belum tau sisi baik nya!" Batin ku, sambil tersenyum.

"Ehh ehh Naraa, jangan mikir kaya gitu. Mungkin cuma kebetulan ajah, gak ada niat apa-apa. Jadi jangan mikirin si batu!" Batinku sedikit kesal.

Semoga kalian suka. Happy Reading!!! Lopyuu 🍅>3

Follow Instagram: @arrissaabill__




With you, i'm fall in love!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang