Penunggu Cermin Tua

18 5 4
                                    

(Nozomi's Side)

Bukan. Suara yang dari tadi kudengar bukan berasal dari kamarku. Tetapi, dari arah dapur. Aku merasa ada yang aneh di dapur. Seperti ada hal yang menggangguku.

Perlahan, aku berjalan kea rah dapur. Cih! Ternyata tidak ada apa-apa! Saat aku ingin kembali lagi ke kamar, penglihatanku terganggu dengan sebuah cermin tua besar. Cermin itu adalah cermin peninggalan nenek buyutku, yaitu neneknya mama. Sepertinya mama lupa menaruh cermin itu di gudang.

Tiba-tiba, terpantul sesosok wanita tua dari cermin itu. Persis seperti yang Miyaki lihat dari kaca jendela di kamarku. Wanita tua yang memiliki rambut panjang yang hampir menutupi seluruh permukaan wajah pucatnya. Ia juga terlihat menggunakan baju putih yang sudah usang.

Jantungku berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Sebelum terkena masalah seperti tadi, aku perlahan mulai bersiap berlari ke kamarku lagi.

Tiba-tiba, tepat di belakangku, wanita tua itu berdiri dan tersenyum sinis. Serta bersiap-siap menangkapku dengan tangan berdarah-darah...

"You..."

(Miyaki's Side)

"AAAAAAAAAAA!"

"Eh? Teriakan siapa, tuh?" tanyaku.

"Sudah pasti itu teriakan Nozomi! Aku akan ke sana! Kamu tunggu saja di sini!" perintah Eman.

Tak lama setelah Eman berlari ke sumber teriakan itu, Eman dan Nozomi telah kembali. Nozomi berjalan perlahan dengan wajah pucat dan keringat dingin di mana-mana.

"Kamu kenapa, Noz? Apakah kamu bertemu Miya dan Mina?" tanyaku sedikit penasaran dan khawatir.

"Cermin itu... w-wanita tua..." ucap Nozomi dengan bibirnya yang bergetar setelah mengucapkan kalimat-kalimat itu.

Aku dan Eman saling berpandangan dan menaikkan bahu. Tidak mengerti.

"Kenapa Noz? Cermin dan wanita tua?" tanyaku lagi.

Kali ini, Nozomi tidak menjawab dan masih dengan bibirnya yang bergetar. Aku dan Eman membiarkan Nozomi menenangkan dirinya dulu.

Beberapa menit kemudian, Nozomi sepertinya sudah mulai tenang. Ia mulai menceritakan apa yang terjadi dengannya. "Tadi, aku terganggu dengan suara-suara aneh dari dapur. Aku tidak tahu, apakah hanya aku yang mendengar suara itu. Di dapur, aku hanya menemukan cermin tua di dekat rak buku tempat biasanya mama menaruh buku-buku resep. Dari cermin itu, a-aku melihat seorang wanita tua, persis seperti yang kau lihat di jendela kamarku, Miyaki," jelas Nozomi panjang lebar.

"W-wanita tua yang ada di jendela itu?!" Aku berseru kaget.

Nozomi mengangguk pelan.

"Aku merasa ada hubungan antara diary itu dan wanita tua..." ucap Eman tiba-tiba.

"Aku juga mikir kek gitu..." lanjut Nozomi.

Aku yang tidak mengerti apa-apa sedikit linglung. "Eh? Kalian ngomongin apaan?"

"Konon, benda tua yang sudah ditinggalkan bisa menjadi rumah bersarangnya para hantu atau roh yang penasaran. Mereka juga membutuhkan benda tua lainnya untuk menambah kekuatan mereka. K-kalau tidak salah, nenekku ngomong begitu," jelas Nozomi.

"Lalu, kekuatan itu untuk apa?" tanya Miyaki lagi.

"Mereka suka menarik orang-orang untuk ikut bersama mereka. Mereka membutuhkan kekuatan itu untuk menarik lebih banyak orang. Lalu, orang-orang yang ditarik itu akan berada di alam lain bersama roh itu sampai ajal menjemputnya," lanjut Eman.

You are the Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang