CDT 1 : Ariani Rumi M.

104 16 2
                                    

Sakitku bukanlah sebuah derita. Namun, indahnya sebuah cinta dari sang Maha Pencipta.

-Cinta dalam Tuma'nina-

********

Jangan lupa tinggalkan vote dan comment:)

Happy reading.

—————

"Ariani!"

Gadis dengan nama Ariani itu menoleh ke arah suara yang memanggilnya.

Seorang gadis lain berjalan dengan langkah cepatnya untuk sampai ke arah sang gadis yang dipanggilnya tadi. Nafasnya memburu,  keringatnya pun sudah membasahi ujung dahinya.

"Ariani!" Ulangnya sekali lagi.

Sang empu menatap sang lawan bicara dengan tersenyum, ia memeras ujung hijabnya yang sudah basah kuyup karena air hujan. Memarkirkan sepeda jengki merah kesayangannya dan kembali menenteng kotak plastik berisikan apem yang semula ia ambil di warung sebelum berangkat ke kampus.

"Assalamualaikum Fika." Ujarnya dengan nada lembut.

Yang di ajak bicara masih sibuk berdiri setengah berjongkok, menyesuaikan pernafasannya yang masih tersenggal.

"Wa-alaikumsa-lam." Ujar gadis itu kemudian.

Gadis bernama Fika itu kemudian mendongak menatap Ariani yang masih tersenyum di posisinya semula.

"Kamu kenapa bisa telat?"

Mendadak senyum Ariani memudar.

"Tadi jam Ariani rusak Fika, makanya Ariani sampai telat."

"Ariani, hari ini awal ospek dan kamu telat. Tadi aja penanggung jawab kelompok kita marah-marah karena timnya kurang satu yaitu kamu." Ujar Fika.

"Lalu Ariani harus bagaimana Fika?"

Ariani menunduk, memandang toples berisikan apem yang mungkin sudah dingin isinya.

"Kamu di panggil ke ruang sekertariat panitia."

Ariani mendongak cepat.

"Fika, Ar-iani takut." Ucap Ariani dengan nada gugupnya.

Fika tersenyum, di gengamnya tangan sang sahabat.

"Aku bakal anterin kamu sampai depan pintu, lalu kamu jelasin kenapa kamu bisa telat. Jangan takut Ariani."

Ariani membalas gengaman tangan hangat itu, ia tersenyum kecut.

"Ayo."

Fika mengangguk.

"La ta'khof Ariani."

"InshaAllah." Ujar Ariani dengan senyuman, walaupun sebenarnya hatinya sudah gelisah ketakutan.

Mereka berjalan beriringan menembus beberapa mahasiswa baru atau senior yang sedang bersenda gurau di sepanjang koridor kampus, ada yang menatap mereka heran, jijik, kagum, dan berbagai tatapan lain yang khususnya ditujukan kepada Ariani.

Cinta dalam Tuma'nina [SUDAH TERBIT✅,]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang