CDT 4 : Perasaan Aneh

59 11 2
                                    


Kekayaan itu bukanlah dengan banyaknya barang, tetapi kekayaan itu adalah kekayaan jiwa-

Jangan lupa vote dan komen yaw😂

#
#

"Maaf ada yang bisa saya bantu?"

Gadis berhijab syar'i abu-abu itu menatap kedua laki-laki yang tengah menatapnya dengan tatapan terkejut.

"Anu mbk saya mau pesen." Ujar Amri dengan tampangnya yang masih nampak terkejut.

Sedangkan Natha ia mundur selangkah dan memilih memandang ke arah lain.

"Oh iya mas nya mau pesan apa?" Ujar gadis itu menjawab.

"Disini ada apa saja mbk?"

"Semua ada virian kue ada mas, hanya tidak menjual kue kering semuanya basah."

Amri mengangguk-ngangguk, sedangkan Natha masih setia di tempatnya, juga dengan posisi diamnya.

"Kalau yang populer apa mbk?" Amri bertanya lagi.

"Coklat cake mas."

Amri mengangguk lagi.

"Nath lo mau pesen apa?"

Amri menyenggol lengan Natha, sedangkan sang empu menatap sekilas.

"Samain."

Amri mengangguk.

"Coklat cake 2 ya mbk."

Gadis itu tersenyum lalu mengangguk.

"Silahkan duduk mas." Ujar gadis itu melanjutkan.

"Iya mbk-"

"Bungkus aja!"

Gadis berhijab syar'i yang awalnya tersenyum itu menunduk seketika.

"Baik mas, silahkan ditunggu."

Natha mengangguk, gadis itu melenggang pergi.

"Lo kalau ngomong jangan sekate-kate dong!"

Natha mengangkat sebelah alisnya.

"Bisa lembut sedikit nggak sih Nath dia cewek bro."

Natha menghela nnafasnya, kemudian beristighfar.

"Makanya dia cewek gue nggak mau terlalu lembut biar nggak baper jatuhnya."

Amri menatap Natha dengan mengerjapkan kedua matanya.

"Pd gila lo!"

Natha berbalik, kemudian mendudukkan dirinya di bangku kosong yang berada di belakang mereka berdiri.

"Bukan pd Ri, biasanya kan emang gitu. Gue takut aja, jaman sekarang perempuan kayak nggak ada harga dirinya, malah dia rela ngejual demi uang atau tergila-gila dengan wajah tampan. Gue cuma nggak mau terlalu bersikap so manis dihadapan mereka, karena mereka cenderung memakai perasaan, jadi gue takut terjadi hal yang nggak diinginkan aja.

"Wait-wait bentar Nath."

Natha menatap Amri yang sedang mengangkat tangannya seperti sedang menghitung.

"Lo kenapa?"

Amri diam, lalu menggeleng sebentar.

"Berapa kosa kata yang lo ucapin barusan? Kayaknya itu kata-kata terbanyak yang pernah lo ucapin."

Cinta dalam Tuma'nina [SUDAH TERBIT✅,]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang