Beberapa hari ini terpaksa aku harus menginap dirumah sakit dengan pengawasan super ketat dari 3 orang satpam pribadi yaitu Papa,Mama dan Andrey. Jika pagi Mama yang akan menjagaku karena Papa dan Andrey sibuk kerja, malamnya baru Andrey yang datang. Dia juga membawakan buku pelajaran untukku, mengajariku banyak hal yang tertinggal selama aku dirumah sakit.
Akhirnya...setelah melalui perjuangan panjang, aku berhasil menyusul ketinggalan uan..setelah insiden jatuh dikolam yang tanpa sengaja itu Papa lebih protektive lagi, setiap saat hp berdering, apalagi mama lebih bawel selalu menelpone ku setiap saat.
Keadaan tak berubah antara aku dan Andrey. Meski dia yang udah menyelamatkan nyawaku dan membantuku belajar tetap saja jarak itu tetap kubuat.
Hari ini aku rencananya ingin ngucapin trimakasih pada Andrey. Karena dari pulang dari rumah sakit aku belum dapat kesempatan untuk bilang makasih padanya karena masih sibuk-sibuknya mengurusi uan.
Aku mekangkahkan kakiku menuju kamar andrey. Setelah mengetuk pintu beberapa kali dan ternyata tak ada jawaban aku pun nekad membuka kamarnya dan ternyata kosong. Segera ku tutup pintunya dan melangkah keluar, mungkin saat ini dia sedang diruang bawah atau di kolam. Aku melangkan kakiku menuju keruang keluarga. Disanapun sepi hanya ada si mbok yang lagi membersihikan dapur.
"Mbok...om andrey kemana?"
"Kayaknya di taman belakang non,"
"Ok...makasih mbok..."
Tumben dia nyepi ke taman belakang, aneh sejak kapan dia suka nyepi begini. Dengan cepat aku menuju taman belakang. Tapi sontak langkahku terhenti karena mataku menatap pemandangan yang sungguh tak aku inginkan. Tak jauh dari tempatku berdiri om andrey berdiri membelakangiku dan di memeluk seorang gadis dengan hangatnya. Mereka begitu terbawa suasana hingga tak menyadai kehadiranku di sana. Hingga akhirnya aku membalikan badan dan berlalu.
Ah... Ya Tuhan...belum cukupkah apa yang kudengar kemarin..sampai kapan aku akan disiksa takdir seperti ini, apa yag sebenarnya ingin Engkau tunjukan padaku. Jika memang dia bukan takdirku...ku mohon..jangan pernah perlihatkan aku hal ini lagi Tuhan. Aku benar-benar tak sanggup melihatnya. Aku janji akan membuang semua cintaku asal aku tak melihat hal ini lagi Tuhan. Dengan cepat aku membalikan badanku dan berlalu darinya.
"Hallo papa...papa pulang jam berapa?, kita makan malam bareng dirumah ya pa....bulan masak kesukaan papa..."
"......."
"Ok dech pa....Bulan tunggu..."
Aku mematikan handphoneku dan segera menuju ke dapur. Memakai apron ku dan mulai mengacak-ngacak isi kulkasku...mengeluarkan semua bahan yang ada.
"Non..mau ngapain..?" si Mbok menatapku bingung melihat isi kulkas aku keluarkan semua.
"Bikin makan malam Mbok..Mbok ngerjain yang lain aja...ini biar aku yang buat...ok..."
Si Mbok hanya manggut-manggut dan meninggalkan aku yang mulai ayik dengan sayuran dan bahan yang lain.
Sebisa mungkin aku ingin mengalihkan pikiranku dari apa yang bar saja aku lihat. Berapa lama mereka berduaan di taman belakang seperti itu? dasar Om Mesum. Dimana tempat selalu mesum. Entah apa yang mereka lakukan sekarang, karena ku pikir mereka sudah terlalu lama berdua di taman belakang. Ingin sekali menenggelamkan mereka di kolam, biar jadi bebek ngambang sekalian.
Ah...kenapa jadi malah mikirin mereka sich...aku kan ndak punya hak untuk protes..mereka mau ngapa-ngapa juga bukan urusanku.
Entah sudah berapa lama aku memasak yang jelas...pasangan mesum itu belum juga beranjak dari taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
sorry
Ficção Geralaku tak pernah bermaksud masuk dalam hidupmu dan membuat semuanya berantakan tapi aku juga tak bisa menyalahkan waktu yang membuatku terikat padamu.