Sekarang aku disini kembali keasalku, bersama keluargaku tapi tanpa andrey. Kata mama, andrey sudah keluar dari sekolah sejak aku lulus dan keluar negeri karena urusan kerjaan yang lain. Dan detailnya seperti apa aku juga tidak berani bertanya karena aku tak ingin mama dan papa tahu perasaanku pada andrey.
"Maaf bu. Ada client yang ingin bertemu dengan ibu langsung."
Suara Ani membuyarkan lamunanku. Aku hanya mengangguk saja dan dia kembali undur diri. Tak berapa lama pintu kembali terbuka.
Sepasang muda mudi masuk ke dalam ruanganku, dengan senyum riang mereka berjalan beriringan. Mataku terbelalak lebar menatap pasangan yang terlihat bahagia itu. Bahkan tak tanggung-tanggung, mereka memamerkan kemesraan mereka padaku, ingin rasanya aku melempar bom atom kearah mereka agar mereka tercerai berai dan terpisah.
"Hay....pa kabar sweatheart lama tak jumpa?" Sapanya sambil memamerkan senyumnya yang ganjen itu. Hah...rasanya aku pingin melemparnya dengan meja. Biar bonyok tuborang.
"Rio....dasar lo....ganjen lo ndak ilang-ilang. Kalian masih aja nempel..pake lem apaan, awet banget..."
"Hahaha...lem super anti renggang. Ndak nyangka lo sekarang berubah jadi cewek. Kesurupan setan mana lo sekarang?" Dia malah cengengesan.
"Monyong lo...tumben kalian kemari...ada apa nich...kenapa ndak telephone aja sich...?"
"Kan kita mau bikin kejutan dan berhasil. Lihat wajahmu tadi melongo sampai kayak gitu."
"Sial lo...trus kalian kesini mau ada perlu apa cuma main aja nich..."
"Kami mau nikah dan kami ingin kamu membantu kami."
"Ok..nah sekarang apa yang kalian inginkan..."
*****
Aku memakirkan mobilku di garasi. Pandanganku menabrak sebuah mobil hitam yang sangat aku kenal. Sejenak aku merasa ragu kalau memang itu dia. Aku melangkah masuk lewat pintu penghubung.
Sejenak langkahku terhenti karena mendengar suara orang yang sedang berbicara, sesekali mereka tampak tergelak. Aku hapal suara mereka..itu papa dan andrey...jadi benar dia sudah pulang.
Dengan berat hati aku melangkahkan kakiku, entah kenapa aku merasa belum siap bertemu dengannya meski sudah bertahun-tahun aku berpisah darinya. Ternyata rasa itu masih tetap sama. Dan kini getaran aneh itu muncul lagi.
"Bulan...kamu sudah pulang sayang...kemarilah."
Suara papa menginterupsiku untuk mendekatinya, entah kenapa perasaanku jadi tak menentu sekarang. Melihat pria itu terus menatapku dengan tatapan tajamnya membuatku seperti mati rasa.
Sekuat hati aku mencoba untuk bersikap normal senormal-normalnya. Meski kurasakan debaran jantungku tak senormal biasanya dan kurasakan aku mulai berkeringat sekarang, aku melemparkan senyum tipis padanya.
"Apa kabar om...lama ndak jumpa..bulan mau naik dulu pa. Mandi..sudah gerah banget. Nanti bulan turun lagi."
Aku melangkah meninggalkan mereka, setidaknya mandi bisa kugunakan untuk mengulur waktuku agar bisa menata hatiku saat ini. Aku membuka pintu kamarku dan betapa terkejutnya aku ketika melihat seorang gadis berbalut handuk sedang berada di kamarku. Rambutnya yang pirang basah tergerai...
"Siapa kamu dan apa yang kamu lakukan di kamarku...?"
"Aku helen...dan aku tunangan andrey..."
What...tunangan...jadi om mesum berani membawa wanitanya ke kamarku. Tak akan kubiarkan. Dengan kemarahan yang meluap aku turun lagi dan tanpa ampun aku langsung menampar andrey.
KAMU SEDANG MEMBACA
sorry
Ficción Generalaku tak pernah bermaksud masuk dalam hidupmu dan membuat semuanya berantakan tapi aku juga tak bisa menyalahkan waktu yang membuatku terikat padamu.