⏳05

1.8K 253 16
                                    

Awalnya mendung

Rintik

Lalu hujan turun

Semakin deras

Hingga bel pulang sekolah berbunyi...

Jeno menutup kepalanya dengan tas, segera berlari menuju kelas Yeji.

Tidak ada orang lain lagi di sana selain Haechan dan Ryujin.

"Ryujin, Yeji mana?"

"Udah keluar dari tadi sama Lia."

"Oh, makasih."

"Ngapain si lo nyari - nyari Yeji jen?" Tanya Haechan, Jeno nggak jawab dia langsung pergi.

Lari menerobos hujan, kesana - kemari mencari Yeji sampe seragam Jeno basah semua.

"Di mana sih tuh anak?" Jeno akhirnya pasrah mungkin Yeji udah pulang sama Lia mungkin...

Jeno berjalan menuju tempat parkir, fyi tempat parkir mereka indoor.

Dua orang cewek yang sangat dikenali Jeno tengah bersandar di depan mobilnya.

"Ji, gue cari kemana - mana ternyata lo disini."

"Akhirnya lo datang juga, tadi ngapain sih lo lari - lari kek anak kecil?"

"Nyariin lo lah geblek, tadi liat gue kenapa nggak dipanggil cape gue nyari lo sampe basah semua gini." Yeji tertawa mendengar ucapan Jeno emang sengaja dia nggak manggil, sementara cewek di sampingnya neng Lia hanya bisa terkekeh kecil.

"Emang kampret lo ji!" Yeji masih tertawa, tawanya mereda setelah sadar diri dia satu - satunya yang tertawa.

"Bodo amatlah kalian nggak asik, nih Jeno anterin Lia kasihan dia nggak ada yang jemput!"

"Yaudah ayo pulang sama - sama!" Jeno masuk duluan menyalakan mobilnya, dikira Yeji juga ikutan masuk eh sih anak kucing langsung ngilang tepat setelah Lia duduk di kursi depan.

Kaget dong kok Lia yang duduk di samping Jeno bukan Yeji? Cowok itu langsung lihat kebelakang, nggak ada siapa - siapa. "Loh Yeji nggak ikutan masuk, kemana tuh anak?"

"Katanya dia bisa pulang sendiri jen," jawab Lia sambil masang seatbelt.

"Naik motor, hujan deras gini? Kesempatan banget tuh anak hujan - hujanan, bisa - bisa entar gue dimarahin mama Jennie nih."

Jeno baru aja mau keluar nyariin Yeji, Lia langsung nahan lengan cowok itu.

"Tenang aja jen gue udah bilangin dia tunggu hujannya reda dulu baru pulang, percaya deh kalo gue yang nyuruh Yeji pasti nurut!"

Jeno cuma ngangguk - ngangguk paham, menghembuskan napas lengahnya meskih dia masih kesel.

Udah keliling sekolah hujan - hujanan bukannya pulang sama Yeji dia malah pulang sama Lia, benar - benar nggak sesuai ekspektasi.

Sepanjang perjalanan Jeno menanyakan alasan kenapa Yeji nggak mau pulang sama dia dan jawaban Lia jujur bikin Jeno kecewa.

"Yeji nggak mau dibantuin sama orang yang nggak iklas!"

Kurang iklas apa gue sampe rela hujan - hujanan demi dia?!

Jeno menaikan kecepatan mobilnya pengen cepat - cepat anterin Lia sampai rumah, biar dia bisa balik ngurusin si anak kucing yang gengsinya tinggiian banget itu.





































Masih di sekolah berjam - jam Yeji menunggu, hujan belum juga reda malah makin deras. "Kalo bukan karena Lia, udah gas gue dari tadi!"

Yeji nunggu lama banget sampe udah sore, hingga sosok yang sangat dikenalnya muncuri pandangan cewek bermata sipit itu, sosok itu berlari menerobos hujan munuju tempat Yeji berdiri saat ini.

"YEJI!" Teriaknya.

"Hobi banget hujan - hujanan, heran dah," gumam Yeji sambil geleng - geleng kepala.

Sosok itu hantu? Bukan, dia nggak lain nggak bukan si cowok ajaib Lee Jeno.

Basah kuyup! Jeno udah kaya kucing kecebur got. Setelah sampai dihadapan Yeji, cowok itu menekan lututnya mencoba mengatur napas.

"Ngapain balik lagi, udah gila yah lo?"

"Njir lo mesen go car kan? tuh mas - masnya udah nunggu di depan!"

"Enggak ah gue nggak mesen, jangan ngadi ngadi lo!"

Lagian uang darimana Yeji buat mesen Go car, uang bensi aja masih minta papa jinyoung.

"Udah gue yang mesen pergi sana, nih payung!" Jeno menyodorkan payung yang masih diplastikin, payung yang barusan dia beli setelah anterin Lia pulang.

"Ih kok lo?...."

Yeji speechless.

Nggak nyakah banget!

"Ih kok...."

"Udah sana!" Usir Jeno, tapi Yeji masih terus menatap Jeno tak percaya.

"Terhura gue jen...."

"Udah sana, gue--"

Deg!

Ucapan Jeno terpotong saat Yeji tiba - tiba memeluknya.

"Goblok, jangan meluk entar lo juga ikutan basah!"

"Bodo amat!" Yeji semakin mengeratkan pelukannya.

Deg!

Jantung gue woi, tanggung jawab lo ji! ~ gerutu Jeno dalam hati.

Jeno pengen dorong Yeji. Saking gugupnya dia sampe susah napas, tapi Jeno juga masih kepengen dipeluk Yeji karena ini momen langkah banget bro.

"Thanks Jeno." Bisik Yeji ketelinga Jeno halus banget, bikin cowok itu merinding dan hatinya tambah dag dig dug.

Setelahnya Yeji pergi, meninggalkan Jeno yang masih mematung ditempat dengan pipi yang merah merona.

TBC





















🖤❤

Uwu sekali 😍(cr to : @/avarince)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Uwu sekali 😍
(cr to : @/avarince)

ᴡʜᴀᴛ ʏᴏᴜ ᴡᴀɪᴛɪɴɢ ꜰᴏʀ ; (✓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang