Bagian (8)

27 4 0
                                    

Masih banyak kata kata yg kurang,
Harap maklum, dan butuh saran dari kalian semua :)

HAPPY READING !

***

    Rafan terbaring di brankar rumah sakit, dia mencoba mentralkan cahaya yg masuk ke dalam penglihatannya, dia asing tempat ini, bau obat obatan menyeruak di hidungnya. Sepertinya dia mulai tau dimana dirinya berada, seketika dia mencoba mengingat apa yg terjadi,

" Ssshh, " rafan merasakan semua tubuhnya kaku untuk di gerakkan.

Aksel mendengar suara orang kesakitan, dia mengecek apakah abangnya itu sudah bangun dari pingsannya, dan ternyata benar suara itu dari rafan.

" Lo mau apa? " ujar aksel mendekati brankar rafan.

Dia terkejut melihat aksel disini " gue dimana, dan apa yg terjadi sampai gue masuk rumah sakit begini? " tanya rafan.

Aksel mengernyitkan dahinya bingung " lo gak inget apa yg terjadi sama lo 2 hari lalu? "

" 2 hari sel? " beo rafan.

Aksel menganggukkan kepalanya " lo kecelakaan 2 hari lalu, gue pas mau pulang kerumah tiba tiba ngeliat banyak kerumunan orang di pinggir jalan, pas banget waktu itu ujan deres, niatnya gue gak mau ngecek disana, tapi pas ngeliat motor yg mirip sama motor lo, gue keluar dari mobil dan benar lo kecelakaan, lagian lo abis darimana sih? bisa bisanya nabrak pembatas jalan, " jelas aksel.

Seketika rafan teringat, dia ingin kerumah andra untuk menjelaskan semuanya " gue abis dari makam vania, tapi pas tiba gue mau pulang, gue ngeliat kayak gelang andra, gue gak yakin tapi pas liat nama di gelang itu ternyata bener itu gelang andra, gue yakin dia salah paham, " ujar rafan menjelaskan.

" Lo beneran pacaran sama andra? Atau jangan jangan lo manfaatin andra cuma untuk ngelupain vania? " tanya aksel.

Rafan terkejut mendengar pertanyaan aksel, awalnya dia memang ingin melupakan vania dengan cara berpacaran dengan andra supaya dia bisa ngelupain perasaannya dengan vania.

Aksel yg melihat rafan terkejut pun paham " lo salah besar, gak seharusnya lo bawa bawa andra dalam masalah lo raf, ini masalah pribadi lo, gimana bisa lo jadiin orang lain untuk ngelupain perasaan lo, atau jangan jangan andra dan vania itu mirip kan? Memang sifat mereka yg berbeda, apa krna itu lo pacaran sama dia? " tanya aksel lagi.

Rafan hanya diam bungkam, aksel yg melihat itu geram " Bener kan gue, ini udah setahun raf setahun, ga seharusnya lo terpuruk dalam masa lalu lo gitu aja, semua yg udah terjadi bukan atas kesalahan lo, ini semua udah takdir yg diatas, lo kudu ngeikhlasin vania raf, lo harus mulai awal baru, mau sampek kapan lo gini terus. " ujar aksel.

" Bener yg lo bilang, gue emang awalnya jadiin andra pacar karena dia mirip dengan vania tapi... "

Ceklek

Rafan melihat pintu terbuka langsung bungkam, disana dia melihat andra yg sudah banjir dengan air mata dengan senyuman palsunya, dia mendekat ke arah brankar rafan " itu alasannya ya haha " ujar andra dengan tawa sumbangnya

" Gak ra, kamu salah paham, bukan-- "

Perkataan rafan terpotong " udah jangan dijelasin lagi ya, gue gapapa kok, setidaknya bisa sama lo bikin gue paham arti cinta, emang dari awal gue yg anggap lo pacar gue, tapi lo gak sama sekali. " ujar andra menghapus air matanya

RafandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang