Seumur hidupnya Rafael tak pernah merasa seperti ini. Benar-benar memuakan. Efek dari Gabby yang menolak ciumannya ternyata separah ini. Rafael kesal. Semuanya berantakan. Bukan seperti ini yang ia inginkan. Rafael benci kegagalan. Apalagi ini soal dirinya dengan Gabby."Sialan!"umpat Rafael kesal begitu mendapati Minuman beralkoholnya sudah habis.
Jika kalian membayangkan Rafael sedang berada di sebuah club. Maaf-maaf saja... Pada nyatanya kini Rafael sedang berada di bar rumahnya. Meminum alkohol dalam remang dengan amarah yang memuncak. Rafael benci club. Baginya itu adalah hal yang menjijikan.
"Berhentilah berlaku seperti sedang patah hati, boy... Kau terlihat menyedihkan!"ucap seseorang tiba-tiba. Membuat Rafael yang semula ingin mengambil alkohol lagi mendengus kesal.
"Aku benci berpura-pura!"sungut Rafael kesal.
"Seharusnya kau mendengarkan Daddy. Rencana konyolmu itu memang benar-benar konyol sejak awal,"ucap Andreas sinis sambil duduk di sebelah Rafael. Mengganti minuman vodka Rafael dengan wine.
"Cih... Aku memang buta untuknya..."balas Rafael kesal.
Andreas menatap lekat putranya itu. Benar-benar buruk dengan kondisinya yang sedang mabuk berat. Sedikit malas mengakui kalau Rafael adalah anaknya. Tapi, tak sedikit rasa bangga mengetahui kesamaannya dalam diri Rafael. Kesamaan dalam hal mencintai seseorang.
"Berhenti berbuat konyol dan persiapkan dirimu untuk memimpin Harvey Corporation di Sky Dome! Aku tahu kau sebentar lagi akan lulus, boy. Dan aku sudah mempersiapkan segalanya,"jelas Andreas.
Rafael merenyit bingung mendengar penuturan Andreas. Keputusan Andreas terdengat aneh di telinganya. Apa Andreas serius akan menempatkannya di pusat kepemimpinan Harvey Corporation; Sky Dome?
"Kau bercanda? Sky Dome?"sinis Rafael.
"Apa itu buruk? Ku rasa itu bagus untuk mu. Apalagi gadismu itu. Lagi pula aku sudah malas mengurusi Harvey Corporation. Tapi, walaupun begitu aku akan mengambil sedikit andil di dalamnya untuk sesaat. Dan setelah kau ulang tahun yang ke 23 tahun Harvey Corporation sepenuhnya milikmu,"ucap Andreas santai sambil sesekali menyesap wine miliknya.
"Sepenuhnya? How about Twins? I hope you never forget them,"ucap Rafael sinis.
"Melupakan Clara dan Calvin? Kau bercanda, boy. Aku tidak pernah melupakan mereka. Kalian adalah anak ku,"geram Andreas. Rafael hanya menanggapinya dengan santai sambil meminum wine miliknya.
"Mereka adalah urusanmu. Harvey Corporation semuanya adalah milikmu, maka kau juga yang harus membaginya. Aku tahu kau bukan tipe saudara yang melupakan saudaranya. Aku percaya padamu,"ucap Andreas santai, kemudian terkekeh pelan. "Lagi pula aku tidak yakin mereka benar-benar menginginkan Harvey Corporation. Sejak awal Clara lebih suka menjadi atlit balet. Sedangkan Calvin lebih suka dunia balap. Well.. Aku tahu aku terlalu cepat menyimpulkan. Mereka masih Senior High School, masih terlalu malas memikirkan hal seperti Harvey Corporation..."
"Hm, terserah padamu, dad..."
"Ya, tentu saja terserah padaku,"ucap Andreas dengan nada songongnya. Kemudian beranjak berdiri. Ingin menyudahi acara menemani putra sulungnya itu.
"Manfaatkan waktumu juga Harvey Corporation. Kau harus tahu apa yang harus kau lakukan untuknya..."
*****
Tbc
Pendek ya? Hehe iya tau...
Maaf banget.. Ini author buru-buru soalnya mau hiatus bentar😭
Huaa.. Asli deh berat banget ninggalin wattpad.
Jadi author up ini biar kalian gak terlalu sedih gitu #pedeamatluthor
Oke.. Maaf ya... Author harus hiatus sementara... Paling lama 1/2 tahun paling cepet 3 bulan... Karena author harus pergi ke Bandung hari ini buat belajar. And there is not gadget anymore buat pelajarnya..
So... Maaf banget! Author harap kalian tetp simpan MPBF di library kalian.. Karena author bakal publish banyak dan sering nanti habis hiatus..
Maaf ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Billionaire Friends [HIATUS]
Teen FictionRafael Leonardo Harvey, pria tampan yang merupakan anak sulung dari keluarga terkaya di eropa sekaligus merupakan sahabat dekat Gabrielle. Dan sialnya Gabby mencintai sahabatnya sendiri dan semuanya semakin begitu menyebalkan ketika faktanya mengata...