Part 2: The World Of Rafael

1.4K 118 42
                                    


Gabby berjalan santai di koridor unversitas dengan earphone terpasang di kedua telinganya. Sesekali gadis bermata biru itu mengurucutkan bibirnya ketika menemukan sesuatu yang tak ia mengerti di buku yang sedang ia baca.

Gabby dengan kecuekannya terhadap sekitar.

Gabby bahkan tak menyadari jika begitu banyak pria yang menatapnya penuh minat di sekitarnya. Hingga sebuah rangkulan hangat menyadarkannya dari kegiatan sekitar.

"Sudah ku bilang bukan? Jangan menggunakan earphone di kedua telingamu.. Akan sangat menyebalkan saat kau menggunakannya dan tak menyadari kalau aku memanggilmu."

Gabby menghela nafas pelan. Memangnya siapa lagi pria yang biasa mengomelinya panjang kali lebar dengan hal yang menurutmya berlebihan?

Tentu saja hanya Rafael Leonardo Harvey.

"Ck, kau tak sepenting itu untuk ku dengarkan jika kau memanggil!"ucap Gabby cuek. Lebih tepatnya berpura-pura cuek.

Apa katanya tadi? Tidak penting? Bahkan Rafael adalah yang terpenting dari yang terpenting.

"Tentu saja aku penting. Dan kenapa kau berangkat sendiri tadi pagi, By?"

Gabby mendengus mendengar perkataan Rafael padanya. Memangnya apa lagi selain menghindari acara bermesraan Rafael dengan Liana, kekasih Rafael. Jujur saja Gabby lelah melihat hal semacam itu ketika berangkat bersama Rafael.  Lebih baik Gabby berangka sendiri bukan? Dan akan semakin bagus jika itu bisa mengurangi rasa cinta Gabby pada Rafael.

"Lalu apa gunanya Daddymu memberiku mobil jika bukan untuk ku gunakan, El?" desah Gabby tak habis pikir.

Apa lagi mobil yang di berikan Daddy Andreas, daddy Rafael, termasuk nobil yang cukup mahal. Gabby bukan tipe gadis yang akan menyia-nyiakan uang seperti itu apalagi ini bukan dari uangnya sendiri. Menyebalkan.

"Biarku beritahu, Daddy membelikanmu mobil itu hanya untuk di gunakan ketika aku sedang tidak ada, jadi kalau aku masih bisa menjemputmu kau tak boleh menggunakannya, mengerti?"

"Yayaya.. Dan aku jauh pebih tahu kalau semua peraturan itu hanya akal-akalanmu saja Rafael.. Come on.. Aku gak akan mati hanya dengan menyetir sebuah mobil!" bantah Gabby jengah. Ayolah... Haruskah pagi ini Gabby berdebat dengan Rafael hanya karena menyetir mobil?

"Ah... Gak akan mati hanya karema menyetir mobil? Mati?" tanya Rafael balik. Gabby mengernyit waspada. Entah kenapa nada Rafael membuatnya merinding saat ini juga.

"Kau tahu, By? Selama ini aku hanya takut kau terluka ketika menyetir mobil dan ketika kau mengatakan mati aku semakin yakin untuk melarangmu membawa mobil.. Jadi.. Pulang ini kau bersamaku dan aku tak menerima bantahan!!"

"El----"

"Sudah jam segini, kelasku akan mulai sebentar lagi.. Ok, take care, By!"ucap Rafael tak memberikan sedikitpun luang untuk Gabby menyuarakan pendapatnya.

Dan semuanya begitu runyam ketika Rafael bergerak cepat mencium puncak kepalanyam membuat Gabby terdiam sesaat.

Tunggu....

Apa?! MENCIUM!!

"AWAS KAU RAFAEL SIALAN!!!" teriak Gabby menggema di koridor universitas  menatap Rafael yang memasang wajah mengejek dari jauh... Kalau sudah begini bagaimana bisa Gabby melupakan Rafael dengan mudah?

Sialan.. Rafael benar-benar sialan. Dan lebih sialnya lagi Gabby mencintainya.

****
Gabby berdecak kesal sambil keluar dari kelas. Tangannya memijat kepalanya pelan, pelajaran Mr. Alby benar-benar menguras otaknya. Dan Gabby benar-benar merutuki otaknya yang kurang mampu menelan habis semua itu.

My Possesive Billionaire Friends [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang