BAB 1

4.6K 275 9
                                    

Queens, New York.

Seorang lelaki melangkah ke tengah ruangan dan menatap seorang wanita cantik dengan balutan dress berwarna merah muda yang ada di hadapannya. Ia tersenyum, senyuman yang menandakan kalau wanita ini adalah dunianya, semestanya. Dipeluknya wanita yang ada di hadapannya, merasakan wangi tubuh wanita itu. Wangi yang selalu ia rindukan, mawar liar.

"I love you," ucapnya sambil mencium pucuk kepala wanita itu.

Wanita yang ada di pelukannya mengangkat kepala untuk menatap wajahnya. Ia tersenyum dan menyentuh rahang kokoh lelaki yang memeluknya.

"I love you more," jawabnya dengan wajah memerah.

Laki-laki itu tidak bisa berkedip atau beranjak dari posisinya. Pandangannya turun dari mata cokelat itu menuju ke hidung dan berhenti di satu titik. Bibirnya.

...

...

"I always want to try one thing.." ucap laki-laki itu lalu satu tangannya yang melingkari tubuh wanita itu beralih untuk menyentuh bibirnya.

"Kiss me?" tanya wanita itu.

Lelaki itu tersenyum dan mendekatkan wajahnya ke bibir sang wanita.

...

Jantung mereka berdebar, saling sahut menyahut.

...

Perlahan, mata keduanya terpejam ketika saling merasakan napas masing-masing.

...

...

"CUT!"

"Well done, guys! Perfect!" teriak Thomas, sang sutradara mereka.

"Veronica! Bellissima! I love you!" kata Thomas kepada Veronica. Sementara Veronica, si pemeran perempuan yang menggunakan dress berwarna merah muda memberikan kecupan jarak jauh dan melambaikan tangannya.

Ia mengedipkan matanya beberapa kali lalu tersenyum ke arah laki-laki yang berada di hadapannya, "Good job, Peter."

Laki-laki yang bernama Peter itu tersenyum dan mencium kening Veronica lalu melepaskan pelukannya dari pinggang Veronica. Semua orang di sekitar mereka saling bersalaman dan bertepuk tangan karena berakhir sudah masa syuting mereka.

"You too, sweetie," jawab Peter. "Jadi setelah ini kamu akan kembali ke Indonesia, ke negaramu?"

Veronica menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Ya. Ini adalah kontrak film terakhirku di sini."

"Aku sangat sedih bercampur senang. Sedih karena akan sulit untuk bertemu dengan kamu setelah ini dan senang karena akhirnya kamu kembali ke negara asal kamu. You know what? Aku terkadang lupa kalau kamu adalah orang Asia karena sekarang kamu semakin mirip dengan warga Amerika."

"Aku juga khawatir akan hal itu," jawab Veronica sambil tertawa.

Peter Mark adalah teman sekaligus lawan mainnya di beberapa film selama ia berada di New York dan karena seringnya mereka bekerjasama, banyak rumor yang mengabarkan kalau mereka berdua memiliki hubungan khusus. Memangnya, siapa yang tidak setuju jika Veronica Liam dan Peter Mark bersanding bersama? Bahkan di luar sana, sangat banyak yang mendoakan agar mereka segera menikah.

"Sepertinya aku tidak bisa lagi membantu kamu, Peter."

"Ya, aku tahu itu. Apa sekarang kita harus memutuskan skandal apa yang harus kita gunakan untuk mendeklarasikan kalau kita sudah mengakhiri hubungan?" tanya Peter sambil tersenyum.

Meskipun di mata publik mereka berdua sedang menjalin hubungan spesial karena seringanya mereka menghadiri berbagai acara bersama, namun sebenarnya mereka hanya bersahabat. Lagipula, Veronica tahu kalau Peter memiliki kekasih laki-lakinya.

Selama dua tahun terakhir ini, Veronica hanya membantu Peter menutupi rahasianya dengan berpura-pura menjadi kekasih Peter. Ia sama sekali tidak merasa keberatan dengan semua ini karena Peter sangat mencintai kekasih laki-lakinya dan hingga kini tidak ada yang tahu tentang hal ini. Mereka menyimpan rapat-rapat semuanya.

Mungkin jika Veronica mengatakan rahasia Peter ke hadapan publik sekalipun, pasti tidak akan ada yang percaya kalau lelaki ini adalah seorang gay karena Peter tidak pernah sedikitpun menunjukkan kebenaran itu.

"Kita harus segera memutuskannya," jawab Veronica setuju.

"Aku berpikir kalau aku seharusnya membawa Jordan ke hadapan publik. Kami sudah menjalin hubungan selama dua tahun dan selama dua tahun itu aku sangat bahagia, Veronica," kata Peter.

Jika disuruh memilih, Veronica sama sekali tidak setuju dengan keputusan Peter untuk menyukai sesama jenisnya. Namun, ia tidak bisa berbuat banyak karena di negara yang sangat besar ini, hubungan yang seperti hubungan antara Peter dan Jordan sudah mendapatkan legalitas.

"Peter, kamu selalu tahu kalau aku tidak pernah menyetujui hubungan seperti ini tapi aku membantu kamu karena kamu adalah temanku dan kamu berhak memutuskan apa pun dalam kehidupan kamu. Suatu hari, aku tetap berharap kalau kamu akan menikahi seorang wanita dan mendapatkan keturunan. Aku harap kamu akan kembali menjadi laki-laki seutuhnya."

Peter tersenyum, ia sama sekali tidak tersinggung dengan kata-kata Veronica karena ia tahu kalau itu semua demi kebalikan dirinya sendiri. Maka dari itu, ia menjawab, "Sweetie, kamu bisa berharap dan aku akan tetap melanjutkan kehidupanku. Aku tidak tahu bagaimana masa depanku tapi yang pasti, aku sangat bahagia sekarang dan aku akan berusaha bahagia untuk hari ini."

Veronica menganggukkan kepalanya, "Kalau begitu, aku rasa kita sudah bisa menentukan masalah apa yang menyebabkan kita mengakhiri hubungan kita. Kamu tinggal mengatakan ke hadapan publik kalau ternyata kamu memiliki Jordan di belakang aku dan aku sangat terpukul sampai memutuskan untuk pulang ke negara asalku."

"Kamu sangat cerdas, sweetie."

"Ya, aku tahu aku sangat cerdas," jawab Veronica. Ia kembali menatap sekelilingnya. Mereka masih berdiri di tengah ruangan dan semua orang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Akhirnya ia memutuskannya.

Akhirnya ia pulang.

"Veronica, sampaikan salamku untuk Juan, dia adalah anak laki-laki yang sangat cerdas yang pernah aku temui."

Veronica mengangguk, "Aku akan menyampaikannya."

"..."

"..."

"Selamat tinggal, Peter."

÷÷÷

HAIII! Seneng banget bisa ketemu lagi setelah berbulan-bulan lamanya. Enjoy with Ereen-Vero again!

EVERLASTINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang