Sejak sepulang sekolah, Hae Woon menjadi malas berbicara dan sama sekali tidak ingin diganggu. Ia juga pulang tidak bersama dengan Jisung, ah Jisung bagaimana keadaannya ya. Ah sudahlah lupakan, kini ia mendudukan pantatnya didepan laptop yang menampilkan drama korea ternama. Gadis berambut panjang itu meminum secangkir kopi hangat untuk menemani sorenya yang sangat suram itu.
Saat Hae Woon mulai nyaman dengan keadaannya yang sekarang, tiba-tiba saja terdengar nada dering ponselnya. Dengan gerak cepat Hae Woon berlari mengambil ponselnya diatas kasur. Dengan susah payah ia menelan ludah saat mengetahui siapa yang menghubunginya, dada terasa begitu sesak, perasaan menjadi campur aduk tidak jelas. Hae Woon berdehem pelan guna menetralkan kembali kegugupannya. Jari mungilnya menggeser tombol hijau.
"Hallo." ujar Jisung diseberang sana.
"Eh–ha hai!" ujar Hae Woon gugup yang sangat kentara.
Terdengar suara kekehan dari seberang sana, Hae Woon hanya bisa menggaruk tengkuknya. "Jalan-jalan mau?"tanya Jisung pada Hae Woon.
Tanpa disadari, senyum lebar timbul dari bibir tipis gadis itu. Entah mengapa rasanya ini sangat menyenangkan, tapi Hae Woon apakah rasa ini?
"Kemana?"
"Udah, siap-siap aja dulu. Aku mau kerumah kamu!"titah Jisung.
Jisung mematikan sambungan secara sepihak, wajah Hae Woon berubah menjadi seperti tomat, merah padam. Ia memeluk ponselnya, lalu tiba-tiba tersadar akan rencana yang ia rencanakan beberapa hari lalu bersama sahabatnya. Dengan segera, ia memilih baju yang pas. Hae Woon mengambil baju berwarna baby blue, soft pink, dan hitam. Ia menjajalkan dress nya satu per satu. Tapi hanya dress berwarna hitam saja yang ia pilih. Ia mendudukkan pantatnya dikursi meja rias, ia tersemyun melihat dirinya sendiri. 20 menit telah selesai dan Jisung pun sudah menunggu diteras.
"Ha-hai." ujar Hae Woon sembari melambaikan tangan.
Jisung berdiri, menatap Hae Woon dari atas hingga bawah. Ia sangat terperangah dengan tampilan Hae Woon. Gadis itu menatap Jisung dengan senyum tipis. Ia melambaikan tangannya didepan wajah Park Jisung. Lalu keduanya tertawa bersama.
"Jadi berangkat gak nih, atau lo mau ngajakin eomma juga?" canda Hae Woon, Jisung terkekeh geli.
Lalu mereka berdua berjalan memasuki mobil hitam milik Jisung. Dalam perjalanan, Jisung maupun Hae Woon tak ada yang membuka suara. Jisung yang sibuk membelah ramainya jalanan ibukota dan Hae Woon yang sibuk dengan ponselnya. Kali ini tampilan Jisung sangat berbeda dengan biasanya, ia terlihat begitu tampan dan rapi. Kemeja hitam yang lengan ditekuk sampai siku, celana jeans senada dengan kemejanya, ditambah jam tangan mahal yang melingkar dipergelangan tangan sebelah kiri. Tak terasa mereka berdua telah sampai ditempat yang dimaksud oleh Jisung.
Hae Woon terperangah dengan tempat itu, maksud Jisung ia mengajak Hae Woon candle light dinner. Senyum lebar tercetak jelas diwajah Hae Woon menambah aura kecantikannya. Jisung menatap Hae Woon lembut, tanpa ia sadari tangan Hae Woon telah menggandengnya sejak tadi.
"Hae Woon, aku mau ngomong penting yang harus kamu tau." ujar Jisung tiba-tiba.
Hae Woon menoleh. "Ngomong apa? Ngomong aja kali!"
Jisung sangat gugup kali ini, bagaimana cara ia menjelaskan pada Hae Woon jika ia menjelaskan semuanya. "Udah bukan rahasia lagi kalo aku suka sama kamu, kita sering jalan, tiap hari antar jemput kamu. Jantung aku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, saat ada disamping kamu. Dan mungkin ini saatnya aku ngomongin hal yang selama ini aku rasain." ujar Jisung pada Hae Woon. "Will you be mine?" ujar Jisung.
Hae Woon sudah menduga hari dimana Jisung akan menembaknya datang dan hari ini terjadi. Seketika terlintas diotak Hae Woon akan kata-kata yang ia ucapkan dengan beberapa temannya waktu lalu. Kepalanya menggeleng pelan. Menunduk lesu, rasa bersalah sangat merasuk didada Hae Woon saat ini. Ia ingin mengucapkan iya tapi ada sebuah alasan yang menjadikannya berbicara tidak, tapi untuk menolaknya ada rasa tidak terima dihatinya.
"Jisung untuk sebelumnya gue minta maaf sama lo, mungkin selama ini iya gue selalu bareng sama lo, selalu ada dideket lo. Tapi maaf gue gak bisa nerima lo, bukan karena gue gak suka, tapi emang gue gak bisa untuk jadi pacar lo Jisung." ujar Hae Woon pada Jisung.
Hae Woon bisa melihat tatapan kecewa dari manik hijau milik Jisung. Ia tak ingin membuat Jisung menjadi lebih sakit lagi nantinya. Dan untuk kedua sahabatnya, tolong maafkan Hae Woon maaf karena telah melanggar perjanjian yang telah ada.
###
Dirumah yang bisa disebut minimalis dengan berwarna abu-abu, Jisung tengah menonton televisi sendiri. Ia tak fokus melihat drama yang dipertunjukkan, melainkan masih memikirkan penolakan dari Hae Woon tadi. Tiba-tiba saja hati Jisung menjadi tidak terkontrol, ia marah dan harus mencari bahan pelampiasan untuk menyalurkan kemarahannya.
Ia menyahut kunci motor yang tergantung disamping pintu garasi, dengan kecepatan tinggi ia mengendarai motor miliknya. Jalanan yang sepi menjadi kepuasan dirinya untuk mencari korban. Terlihat sebuah preman yang sedang duduk dikursi tua, Jisung menghampiri preman tersebut. Dengan kemarahan yang masih membuncang, Jisung menghajar preman itu tanpa ampun.
Bugh!!
Bugh!!
Bugh!!Tiga kali tinjuan membuat preman itu terbaring lemas. Kemarahan Jisung belum juga mereda, melihat preman seperti ini ia merasakan kemarahan yang semakin menjadi. Ia duduk diperut sang preman yang sudah tak sadarkan diri itu. Sebuah cutter Jisung keluarkan dari sakunya. Ia mulai melukiskan garis-garis indah diwajah preman itu.
Srett
Srett.....
Srett......Dan begitu seterusnya, hingga wajah sang preman tak terbentuk lagi. Masih belum puas dengan lukisannya, ia mengambil tang yang ada disaku jaketnya. Berdiri, lalu duduk dibawah kakinya. Tang tersebut Jisung gunakan untuk mencabut seluruh kuku preman itu. Sehingga banyak darah yang menggenang dijalanan dan dibaju Jisung.
Setelah dirasanya puas, Jisung langsung menyiram sang korban dengan air keras yang ia bawa tadi dan segera membakar preman itu.
Next chapt?

KAMU SEDANG MEMBACA
Blood Psycho
Teen FictionPark Jisung, laki-laki yang menyukai gadis berambut panjang bernama Jung Hae Woon. Sejak sekolah menengah pertama ia menyukai gadis itu, tapi gadis yang akrab dipanggil Hae Woon itu mengacuhkannya walaupun ia tahu bagaimana perasaan dari seorang Par...