Empat

388 46 0
                                    

"Gue mau lo jadi pacar gue selama sebulan. Kalo gue bisa buka hati buat lo, gue akan terus stay buat lo!" tegas Jisung.

"Kak Jisung beneran ya?" tanya So Young histeris. Jisung menatap nanar wajah So Young itu. Mungkin ini benar-benar waktunya untuk melupakan seorang gadis yang telah membuat hatinya patah. Lalu tangannya terulur untuk mengusap pelan ujung rambut So Young dan menatap gadis itu tertawa lepas.

"Jangan kemana-mana, nanti pulang sama gue!" ujar Jisung, So Young mengangguk girang.

Seseorang yang melihat itu menatap keduanya pedih dan penuh luka. Lalu ia tersenyum sinis, seperti ada sesuatu yang membuatnya ingin merusak keindahan itu.

"Kak Jisung nanti bisakan anterin aku dulu ke Namsan Cake. Soalnya mama minta beliin." pinta So Young, Jisung hanya mengangguk pelan.

Bel masuk telah berbunyi, Jisung dan So Young berjalan bersebelahan. Tangan mereka yang tergenggam erat membuat sorotan warga Atlantik. Banyak yang bertanya-tanya mengapa Jisung bersama So Young bukannya bersama Hae Woon.

###

"Jisung tuh ngapain jalan sama adek kelas?" pekik Nam Kyu keras-keras saat dikoridor kelas.

Hae Woon menyipitkan matanya, mencoba untuk melihat jelas apa yang keduanya lakukan. Ia berusaha tersenyum senang kala melihat keduanya bersebelahan bersama. Taoi dalam hati kecilnya juga ada rasa tak terima jika Jisung bersebelahan dengan So Young. Apakah Jisung telah berpacaran dengan So Young?

"Mungkin ini waktunya dia melupakan sesuatu yang gak akan mungkin ia miliki." ujar Han Joo tanpa disadarinya. Hae Woon dan Nam Kyu menoleh secara bersamaan.

"Mereka cocok, cocok banget!" ujar Hae Woon sarkas lalu pergi meninggalkan kedua sahabatnya yang masih saja saling bertatap mata.

Tak sengaja saat Hae Woon berpapasan dengan Jisung dan So Young yang menyapanya manis, ia menatap Jisung nanar. Seperti banyak rasa kecewa yang ingin meluap. Sesampainya dikelas yang lumayan sepi Hae Woon menggebrak meja. Ia sudah seperti orang yang kesetanan. Tak mengerti dengan apa yang menimpa dirinya saat ini, Hae Woon memutuskan untuk tidur sejenak di UKS.

~UKS~

Hae Woon membaringkan tubuhnya dibrankar putih. Bau obat-obatan yang sangat meruak di indera penciuman gadis cantik itu membuatnya semakin mengantuk. Samar-samar ia mendengar decitan pintu, tangannya menarik selimut tipis milik UKS. Tak terasa ia tertidur pulas, namun ia merasakan ada seseorang yang mengusap dahinya pelan. Lalu ia membuka matanya, ia sangat terkejut mendapati siapa yang datang.

"Lo ngapain?!" tanya Hae Woon judes.

"Maafin gue udah buat lo terluka!" ujar Jisung pelan, Hae Woon membuang muka.

"Apa? Terluka? Ngarang aja lo, malahan gue seneng kalo lo beneran pacaran sama So Young!" ujar Hae Woon disela-sela tawanya.

Jisung menatap Hae Woon lekat. "Gak semua yang terlihat baik-baik aja diluar dalemnya juga sama." ujar Jisung. Mulut Hae Woon terbungkam seketika, mengapa hatinya jadi tak karuan seperti ini. Apa yang ia rasakan sudah tak seperti dulu lagi.

"Gue mau lo pergi." titah Hae Woon pelan.

Jisung tak menggubris perkataan dari Hae Woon ia tetap duduk manis dikursi.

"Gue mau lo pergi, Park Jisung!" nada bicara Hae Woon naik satu oktaf. Tak mau membuat gadis itu semakin marah, akhirnya Jisung memutuskan untuk pergi.

###

Didalam mobil mewah milik Jisung, So Houng tak henti-hentinya tersenyum. Sepertinya gadis kecil itu sangat bahagia jika cintanya telah diterima oleh Jisung walaupun niat Jisung berniat untuk menjadikannya bahan move on.

"Kenapa terus liatin gue kayak gitu?" tanya Jisung keheranan.

So Young tertawa keras. Membuat Jisung mengerutkan dahinya sempurna. "Tuhan baik banget! Dia udah kabulin permintaan aku buat bisa sejajar sama kakak, walaupun niat kakak belum tulus." ujar

Jisung hanya berdehem pelan, namun meyakinkan. Tak lama kemudian sampailah mereka di toko kue langganan So Young. Namun hanya gadis itu yang turun, Jisung menunggu didalam mobil. Entah apa yang dibuat cowok itu, ia seperti mengotak-atik ponselnya. Lalu ia segera mematikan ponselnya kembali kala kehadiran seorang So Young.

"Oh iya kak, aku mau bilang. Makasih udah mau terima aku." ujar So Young.

Jisung mengangguk pelan, mungkin terdengar dingin. Namun itulah dia, dingin dan bisa kapan saja mematikan.

"Kalo semisal gue seorang psychopath gimana?" tanya Jisung tiba-tiba. So Young menoleh sempurna merasa biasa saja.

"Emang aku bisa ubah kebisaan itu dari kakak? Engga kan, ya udah sih biarin aja." ujar So Young sangat tenang. Jisung merasa heran pada gadis disebelahnys ini. Mengapa ia tak takut saag berdekatan dengan Jisung yang bisa kapan saja marah dan bahkan dengan senang hati untuk membunuh.

Tiba-tiba saja Jisung menarik So Young dalam dekapannya.

"Sewaktu-waktu gue bisa marah dan lampiasin itu." ujar Jisung.

"Tapi," ujar So Young yang tercekat dengan keadaan yang sekarang seperti ini.

Next Chapt?

Blood PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang