Cara agar cerita lebih feel

29 4 0
                                    

1. Deskpripsikan Sesuatu Seolah Kita Sedang Merasakan

Kita harus merasuk dulu ke dalam suatu hal. Misal, kita ingin mendeskripsikan soal setting di Paris. Apakah kita harus ke Paris dulu? Monggo, kalau yang punya uang. Sekalian pasang gembok cinta di Jembatan Pon Desk Art. Wkwkwkwk. Pasang namamu dan namaku, eaaaa. 

Apaan sih! Oke, jadi intinya, lakukan riset terbaikmu sebelum mendeskripsikan sesuatu. Bisa datang langsung ke tempat yang akan kita gunakan dalam novel, melihat tempat-tempat tertentu di youtube, mencari tahu ke teman yang tinggal di tempat tersebut. Atau, paling mentok, riset sebanyak-banyaknya di Mbah-ku. Mbah Mijan. Eh, Mbah Google.

Ketika kita sudah melakukan riset mendalam, tentu saja kita akan lebih merasakan. Mendeskripsikan suatu tempat pun tampaknya akan semakin mengalir. Bagaimana menjelaskan gunung yang hijau dengan diksi menarik. Bagaimana menjelaskan keadaan rumah yang terbakar dengan membangun emosi para pembaca, dan lain sebagainya.

Bagaimana dengan mendeskripsikan tokoh? Sama saja. kita harus mencoba merasuk ke dalam tokoh dalam novel atau cerita yang dibuat. Makanya, kalau sudah kenal tokoh kita, dizamin, apa pun yang akan kita lakukan, pasti gampang. Menjelaskan soal tokoh pun mengalir. 

Adakah yang hanya asal menempel seorang tokoh dalam cerita? Mula sekarang, yok belajar mencintai  tokoh fiktif kita. Jangan hanya sekadar menempelkan saja.

2. Deskripsikan Sesuatu Dengan Bahasa Sederhana

Ini hal pertama yang paling penting guys. Lakukan pendeskripsian sesuatu dengan bahasa yang ringan, sederhana dan mudah dipahami. Ingat, mendeskripsikan itu sama halnya kaya presentasi di hadapan bos atau klien. Jadi gunakan bahasa yang sederhana, tetapi memukau. 

Bagaimana jika jadinya seseorang mendeskripsikan dengan bahasa yang jarang digunakan? Boleh-boleh saja sih memasukkan satu dua kata untuk membuat pembaca belajar juga. Asal jangan kata-kata yang susah. Njlimet, bikin yang baca justru malas. Bukan penasaran. 

3. Deskripsikan Sesuatu Lewat Dialog

Adakalanya, kita bisa menjelaskan sifat, kebiasaan seseorang, karakter, atau kekonyolan seseorang lewat dialog. Jangan melulu tell kepada pembaca bahwa si ini begini dan begitu. Imbangi dengan langsung menjelaskan sesuatu lewat mulut si tokoh. Ini akan membantu, penjelasan bahwa tokoh hidup. Bercerita. 

Jadi, kawan-kawan, imbangi antara show dan tell. Jangan kebanyakan tell, jangan kebanyakan show juga. Kalau itu menurut aku ya. Sebab pembaca juga kadang tidak suka kalau penjelasan kita tidak langsung to the point.

4. Deskripsikan Sesuatu Secara Tersusun

Aku juga masih susah dengan hal ini. Jadi begini, pernah gak sih, kalian mendeskripsikan tokoh, tetapi tidak tersusun?  Misal, kalimat pertama bahas wajah, terus langsung tubuh, ke sifat, dan lain sebagainya.

Pernah  gak kita mendeskripsikan hal-hal di wajah, tetapi tidak hanya menuliskan kata cantik, atau ganteng saja?

Misal: Namanya Rino, dia adalah cowok yang ganteng.

Hihi. Deskripsinya tidak nampol. Deskripsikan sejelas-jelasnya.  Misalkan jika kita menjelaskan soal wajah, jangan langsung menjelaskan badan, tetapi jelaskan dulu detailk di sekitaran wajah.

Contoh:

Wajahnya enak dilihat. Matanya agak bulat. Bibirnya tak pernah berhenti tersenyum. Sementara , dia juga memiliki kumis tipis, yang kalau dilihat-lihat, mirip sekali dengan Iis Dahlia.(Abaikan nama artisnya).

Nah, itu contoh kecil. Jadi kita kalau bahas satu hal, fokus dulu sama satu hal. Bagian wajah dulu, tubuh, baru ke sifat dan karakter

5. Deskripsikan Dengan Menerapkan Fungsi Indera

Kita punya Indera penglihatan, pendengaran, peraba, pencium ... Indera apa lagi ya? Haha. Intinya, ketika kita menggambarkan suatu hal, gambarkanlah sesuatu yang bisa dirasakan oleh indera. Jelaskan, apa yang bisa kita lihat dari tokoh. Jelaskan, apa yang sering dilakukan tokoh. Jelaskan, apa yang bisa kita raba dari hati si tokoh.

Intinya, kita jangan malas untuk mendeskripsikan sesuatu dengan detail . Detail, tapi penting. Kalau seandainya detail, tetapi tidak penting, mending yang tidak pentingnya dibuang saja. Soalnya hal itu hanya akan menganggu.

Sumber : uwjar.com

---o0o---
Terima kasih.
Semoga bermanfaat🙏

Authorship MaterialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang