•••
pulang
Melihat keadaan pesawat dengan orang yang berbondong-bondong keluar dari kabin dengan santai menandakan tujuan sudah sampai, Udara lembab menyambut kulit putih itu, tidak lupa kacamata hitam yang bertengger manis.
Dengan santai melewati segala yang diperlukan dan berjalan dengan koper hitam ditangannya. Pemuda putih itu celingak-celinguk mencari apa yang dapat dipakai untuk sampai ke tujuan.
Dan seperti sekarang ini kursi yang ia dudukan tak lupa aroma pewangi yang sangat menyengat, bersamaan dengan rentetan pertanyaan dari sang supir taksi yang sekarang merangkap menjadi wartawan yang mewawancarai seseorang yang lewat.
"Darimana mas?" tanya sang supir taksi, dengan mata yang melirik kaca yang memantulkan seseorang yang bisa kita panggil kara.
"Dari surga,"
"lah, keren mas . ." kaget sang supir taki dengan mata yang celingak-celinguk untuk memutar.
"Saya emang keren kok," jawab kara pede tak lupa menurunkan sedikit kacamatanya dengan senyum lebar yang terukir.
Sang supir berseragam batik biru itu tertawa pelan dengan tenang berhenti setelah mendengar jawaban pede dari sang penumpang yang sudah membuang muka.
Kara agaknya seperti remaja labil, tadi pede sekarang buang muka.Dengan tujuan apartemen mewah itu membuatnya kembali berpikir apakah orang tuanya memikirkan dirinya. Kenapa mereka ga jemput di bandara?
Tiba-tiba rasa asing kembali muncul.
•••
(TBC)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASING!✓
Teen FictionRumah yang begitu ASING? ••• SINOPSIS. Rumah sendiri memiliki banyak arti, entah sebagai tempat berteduh saat cuaca memburuk atau sebagai tempat pulang. Rumah sendiri memiliki banyak manfaat yang akan membuat suasana membaik ataupun sebaliknya. Kala...