Eps5. Galen tanya-tanya.

1.2K 116 3
                                    

Matahari telah pulang ke peraduan, hari akan segera berakhir, angin malam mulai berhembus kencang, gelap menemani sisa hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari telah pulang ke peraduan, hari akan segera berakhir, angin malam mulai berhembus kencang, gelap menemani sisa hari.

Kara sedang duduk di karpet dengan gaya pongah sedangkan di depan duduk kedua orangtuanya jangan lupa teman-teman ayahnya yang memandang dirinya tajam.

"Ra inget ini hari pertama lo masuk sekolah," kata Troy mengingatkan kara yang masih terdiam, omong-omong dia salah satu dari lima orang teman Galen.

Kara hanya menatap datar, pemuda tampan itu bangkit dari duduknya setelah merasa sudah cukup mendapatkan wejangan panjang dari keluarga karena ia membolos pelajaran di hari pertama. Ketahuan juga karena ia nongkrong di warung belakang sekolah.

Kara melihat mereka sekilas lalu berjalan menuju kamarnya tetapi di pertengahan jalannya ia berbicara tanpa menolehkan badan, "Sekali bolos gak bikin langsung di keluarin dari sekolah," ucapnya lalu berjalan dengan santai.

•°•°•


Malam semakin larut tetapi kara hanya diam menatap kedepan dari jendela kamar yang langsung bersinggungan dengan pemandangan kota yang sudah lengang.

Pemuda berlesung pipi tersebut hanya diam padahal besok ia masih harus pergi ke sekolah. Kemudian beralih ke arah laptopnya yang masih menyala di meja belajar. Ia duduk sambil menatap layar dengan serius lalu mulai berselancar dengan mudah.

Memenangi pertandingan di laptop yang memenangkan ribuan dolar.
Setelah selesai ia hanya menatap kosong langit-langit, pikirannya seakan melayang ke masa lalu yang hanya berteman dengan sepi dan hening. Sampai ia dewasapun tetap seperti ini.

Beberapa detik kemudian lamunannya buyar karena pundaknya yang di sentuh membuat jantung kara berdetak cepat, terkejutan masih melandanya. Laki-laki yang menepuknya sedang duduk di atas kasur memandangi dirinya dengan pandangan tak terbaca. Kara berdehem pelan menelan rasa canggung yang melanda dirinya dan

... Galen.

Pikirannya melayang ke mana-mana, sampai ia akhirnya membuka suara yang membunuh keheningan tak berujung. "Apa kabar?" Ujar Galen sedangkan kara hanya mengangkat tinggi-tinggi alisnya.

"Baik," jawab kara setelahnya.

"Gimana di Korea?" Tanya Galen menatap putranya dalam. Hatinya sedikit berdenyut melihat putranya yang sudah beranjak dewasa tanpa pengawasannya, entahlah rasa itu bergelayutan di hatinya.

"Not bad,"

"Makanannya enak?" Galen bertanya random, hanya itu yang terlintas dipikirannya. Aneh memang.

"gatau," kata kara beranjak dari kursi meja belajar dan berbaring diatas kasur dengan sang ayah yang masih melihatnya, jujur rasa risih ada dilihat seperti ini.

•••
Continued√

Hai salken🖐️
Semoga kita menjadi teman akrab
Jangan lupa vote dan komen😆🎈

ASING!✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang