Eps2. siapa?

2.6K 168 2
                                    

Dengan tenang ia menggeret kopernya, sesekali menengok kekanan kekiri mengamati isi gedung apartemen yang sepi dan cukup tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan tenang ia menggeret kopernya, sesekali menengok kekanan kekiri mengamati isi gedung apartemen yang sepi dan cukup tenang. Setelah menaiki lift yang mempersingkat waktu akhirnya laki-laki tersebut sampai dilantai yang dituju.

Menghela nafas sebentar menggusur rasa gugur yang hinggap didadanya, antara rasa kangen dan lainnya bercampur aduk. Apa yang harus dilakukannya? Apa harus menyapa? Memeluk?

Sampai akhirnya dengan sedikit tenaga mengetuk pintu apartemen. Kara terdiam sebentar melamunkan pintu sampai akhirnya pikiran itu buyar dengan suara laki-laki yang mungkin seumuran dengan dirinya.

"Siapa ya mas?" Tanya lelaki itu sambil menatap bingung ke arah kara yang juga bingung dengan laki-laki yang mungkin seumuran dengan dirinya.

"Ini apartnya Galen kan?" Bukannya menjawab kara malah balik bertanya. Dirinya dengan tenang menyembunyikan tangannya yang mengepal didalam saku celananya.

"Iya," jawab laki-laki didepannya, tak lama muncul lagi pria paruh baya yang bergaya nyentril

"Lama banget sih," pria paruh baya yang sudah familiar dipenglihatannya  berjengit kaget melihat kara yang berdiri didepan pintu dengan kacamata hitam yang masih bertengger apik di hidungnya.

Kara yang ditatap seperti itu mengedikan bahunya malas, lalu masuk sambil menabrak bahu kedua laki-laki tersebut. Berjalan kearah ruang televisi yang sepertinya sedang ramai oleh teman Galen sang pemilik apartemen.

Berdiri, memandangi mereka yang tidak melihat keberadaannya. Dikarenakan posisi yang membelakangi pintu masuk. Tak lama Galen dan laki-laki itu masuk dengan salah satu dari mereka membawa koper kara.

"Siapa sih yang dateng?" tanya perempuan cantik yang baru keluar dari kamar, membuat atensi terjatuh pada dirinya. Menatap kaget kedatangan kara.

sedangkan yang ditatap hanya mengangkat tinggi alisnya tanpa banyak bicara berjalan menuju dapur membiarkan suasana hening yang melanda satu ruangan tersebut.

Perasaan kecewa menggebu-gebu menusuk relungnya disaat ia pulang yang ia sebut rumah tetapi mereka tidak memberi sambutan seperti pelukan hangat mungkin?

Membiarkan rasa sesak dan dengan cepat meminum air dingin yang diambil dari kulkas dan dengan santai meneguknya. Membuka kacamata yang bertengger apik lalu tanpa sengaja malah meremukkan benda tak bersalah itu.

Kacamata hitam yang tadi bertengger manis sekarang remuk redam karena emosinya. Ia tertawa hambar lalu membuang kacamata mahalnya ketempat sampah, membiarkan teman dan keluarga ayahnya menatap kesedihan yang terpancar dari matanya. Semua orang melihat kejadian tersebut.

Kara sebenarnya ingin membanting gelas tetapi itu bukan kesan yang baik untuk tema setelah pulang merantau jauh dari rumah. Ia berjalan lalu menuju kamarnya setelah melihat Galen yang sempat menaruh kopernya didepan pintu kamar.

Mengabaikan segalanya lalu dengan cepat masuk dan mengunci pintu kamar. Mulai menata pakaian didalam lemari. Semua koleksi sepatu dan yang lainnya sudah masuk kedalam lemari, seperti yang diperkirakan semua barangnya sudah sampai lebih dahulu daripada orangnya.

Lalu beranjak kearah kasur. Sebenarnya banyak sekali pertanyaan didalam pikirannya.

Tentang kenapa mereka tidak menjemput,

Tentang mereka yang sepertinya kaget melihat kedatangannya,

Tentang laki-laki yang dekat sekali dengan ayahnya, ibunya dan orang terdekatnya.

Siapa?

•••
TBC

ASING!✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang