Prolog

82 14 13
                                    

Suara penanda kereta akan segera tiba berbunyi. Perempuan yang dari tadi berlari untuk mendapatkan kereta tersebut mempercepat langkahnya lagi agar bisa pergi dengan kereta ini atau dia harus menunggu 30 menit lagi dan terlambat dengan janji yang ia buat. Perempuan itu berlari dengan terus menerus melihat jamnya.

"Ah, sial!" perempuan itu berseru saat pintu kereta tersebut akan tertutup. Tidak disangka, pintu kereta tersebut terbuka kembali karena ada tangan yang menghalangi sehingga perempuan tersebut mendapat kesempatan untuk naik.

"Terima kasih," ucap perempuan tersebut sambil menundukkan kepada seseorang yang telah menolongnya untuk mendapatkan kereta tersebut.

Kemudian, perempuan itu mencari tempat duduk untuk beristirahat sambil memainkan ponselnya sembari menunggu kereta mengantarkannya ke stasiun tujuannya.

Sejeong

Di mana nay?

Udah di kereta Se, udah mulai belum rapatnya? Duh
maaf banget gue telat lagi

Bagus deh kalau udah di kereta.
Belum mulai kok, katanya orang yang
ditunggu belum datang

Yaelah, tau gitu gue tadi santai aja gausah lari.
Emang siapa yang mau datang lagi sih?

Gatau deh siapa tapi kayaknya penting..

Nungguin gue kali ya? HAHAHA

Iya emang lu paling penting sedunia deh nay...

Iya emang HAHAHA

Setelah mendapatkan info dari Sejeong bahwa rapat belum dimulai, Nayeon menutup aplikasi chatnya, mengambil headset di dalam tas dan memutar lagu sambil berselancar di sosial media.

***

Sesampainya di stasiun kampus, Nayeon segera berjalan ke halte untuk menunggu bus yang akan ditumpangi untuk pergi ke sekre organisasi di Gedung Bahasa. Mereka sedang melakukan pergantian kepengurusan dan membutuhkan ketua baru.

"Halo, Se, belum mulai kan? Gue lagi otw ke sana," ucap Nayeon di telpon setelah sampai di stasiun tujuannya.

"Iya belum, cepetan sini udah rame," balas Sejeong.

"Iya, udah di halte stasiun," Nayeon mengakhiri panggilannya bersama Sejeong dan berjalan di sepanjang trotoar di samping halte, mencari bangku kosong agar ia bisa duduk sebentar. Seperti yang sudah diduga, tidak ada bangku yang kosong karena memang sedang jam sibuk. Nayeon akhirnya bersandar pada kolom halte.

***

Nayeon's POV:

Bus yang akan kutumpangi biasanya datang setiap 15 menit. Aku meraih ponselku dari saku untuk melihat-lihat Instagram sembari membunuh waktu. Tiba-tiba, seseorang menepuk sikuku dan aku pun menoleh. Dia berdiri seraya menggerakkan tangannya ke arah tempat duduknya, memberi gestur seolah menyuruhku untuk duduk di kursinya.

"Makasih," ucapku sambil menundukkan kepala dan duduk di bangku halte. Tak sampai sedetik kemudian, aku kembali menoleh kepadanya yang kini sedang bersandar di kolom halte. Wajahnya terlihat familiar. Ada sedikit keringat yang membasahi keningnya. Maklum, matahari masih bersinar terik walaupun hari sudah mulai sore. Sepertinya nanti akan hujan deras.

Oh! Aku baru ingat. Ia adalah pria yang tadi menahan pintu kereta untukku. Aku terus memperhatikannya... tidak, tidak, mengapa jantungku berdebar-debar seperti ini? Sepertinya... 

train to yesterday ¦ nayeon, jackson, jinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang