Bee berjalan mondar mandir dengan sangat gelisah di dalam ruang kerja Arion membuat Arion kesal dengan tingkah saudara kembarnya itu.
"Ada apa !!" Tanya Arion dingin.
"Masalah besar"
"Masalah besar apa ?"
Akhhhhh...
Bee duduk dengan kesal dan beberapa kali dia menghentakkan kakinya.
"Gue nggak tau lagi harus bagaimana ?"
Arion memincingkan matanya, melirik saudara kembarnya dengan lirikan curiga. Masalah apa yang membuat seorang Bee bisa segusar ini? Apa saudari perempuannya? Ah tidak... kalau itu karena Davira, pasti kedua orang tua itu tidak akan tinggal diam.. mereka pasti akan bertingkah aneh bin ajaib jika itu menyangkut Davira, saudari kembarnya itu.
"Gue bingung harus bagaimana, A"
"Mana gue tau.. lo aja nggak cerita sama gue" Kali ini Arion jengah dengan kata-kata membingungkan dari mulut Bee. Fikirannya juga terbagi pada istri kecilnya yang masih terbaring sakit dikamar, mungkin saat ini Ane sedang menunggunya disana.
"Lo mau cerita atau nggak??" Tanya Arion sarkas. "Kalau nggak gue mau kekamar"
"Ya elah.. kamar mulu lo.. mentang-mentang udah dapat jatah, pengennya ngelon mulu, disini napa... saudara kembar lo ini butuh bantuan lo" Cecar Bee kesal.
"Makanya buruan cerita"
"Gue.... aduh" Bee duduk dikursi dengan gusar, dia bingung bagaimana menceritakannya pada Arion.
"Gue tidur sama seseorang" Ucap Bee sambil memejamkan matanya, dia tau reaksi apa yang Arion tunjukkan kalau dia mengatakannya.
"Apa!!! Gila lo ya? Siapa gadis itu" Teriak Arion murka. Sejak awal, mereka berdua sepakat untuk tidak berbuat nakal diluaran sana.
"Gue nggak sengaja A... tapi gue belum sempat ngapa-ngapain dia kok... beneran!! Cuma...."
"Cuma apaan!!" Bentak Arion.
"Cuma ciuman kasar ma main pake tangan" Ucap Bee menunduk. Sesungguhnya dia malu dan menyesali perbuatannya. Tapi bagaimana pun juga dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya... masalahnya ..
"Beneran cuma pake tangan?" Tanya Arion menegaskan. Bee mengangguk dengan wajah yang masih tertunduk. Walaupun ada perasaan lega di hati Arion, kalau adiknya itu tidak melakukannya tapi perlakuan Bee sudah melewati batas.
"Siapa wanita itu?" Tanya Arion pelan.
"Atika..."
"Apa!!!" Kali ini Arion berteriak keras, dia tak bisa menahan keterkejutannya mendengar nama wanita yang disebut Arion.
Atika.. sekretarisnya sekaligus sahabatnya sendiri.
"Lo gila Bee... lo benar-benar gila" Ucap Arion frustasi. Selama ini Arion sudah menganggap Atika seperti kakaknya sendiri walaupun usia mereka hanya terpaut 2 bulan. Tapi sikap dewasa Atika membuat Arion merasa nyaman berada didekatnya sebagai seorang adik. Tapi itu berbeda terbalik dengan kedekatan Bee dan Atika, mereka seperti tom and jerry jika bertemu sapa.. tidak ada yang lain selain pertengkaran.
"Bagaimana dengan Alea?"
Bee menatap Arion sendu. Alea... gadis itu memang gadis yang diam-diam Bee kagumi, tapi Bee masih bingun dengan perasaannya sendiri. Dia memang menganggumi Ale tapi dia tidak lebih dari sekedar mengagumi.
"Kenapa lo bisa ngelakuin itu sama Atika?"
"Gue khilaf A... gue benar-benar khilaf" Bee mengusap wajahnya kasar. Semalam setelah mengantar Alea pulang kerumahnya, Bee melihat Atika sedang berjalan sendirian. Ia ingin menghampirinya, namun ia takut kalau mereka berdua akan bertengkar lagi, apalagi kali itu wajah Atika sedang menunjukkan kalau dia dalam keadaan suasana hati yang buruk. Bisa-bisa Bee akan dikira cowok usil yang mengganggu wanita dijalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arion
RandomPlak.. Satu tamparan mendarat dengan keras di wajah Arion. " Lagi-lagi lo.. " Arion tersenyum sinis menatap gadis liar dihadapannya dengan tatapan membunuh. Ini kedua kalinya, tangan mungil itu mendaratkan tangannya tepat di pipi Arion. Bukan...