Ketiga gadis itu segera berjalan ke kantin setelah berhasil meminta pajak kepada Saskara. Meski memiliki tubuh yang sebelas dua belas, ketiganya memiliki ciri khas masing-masing.
Sebelumnya perkenalkan kedua teman Sidney, yang sudah seperti saudaranya sendiri.
Yang pertama, si rambut biru. Namanya, Ranty Malea Ribby Jeany, seorang dancer yang kerap mengikuti banyak kompetisi.
Sebagai seorang dancer, sebenarnya Lea sangatlah lincah dan heboh. Hanya saja, gadis itu selalu memasang wajah jutek di depan umum. Semua sifat konyolnya hanya ia tunjukkan pada orang terdekat.
Teman Sidney selanjutnya bernama, Windy Gricelda Lucy Ebra. Sembilan puluh persen orang, memanggilnya Indy. Ia adalah seorang model yang wajahnya terpampang di banyak majalah. Saat ini namanya sedang naik daun.
Bagaimana tidak, tubuhnya yang jenjang serta seputih salju, jangan lupakan visualnya yang nyaris sempurna. Ajaibnya, gadis itu seperti memiliki dua kepribadian. Jika kebanyakan model akan sangat feminim, berbeda dengan Indy, gadis itu mampu menyesuaikan situasi. Terkadang ia akan menjadi sangat feminim, tapi disaat yang bersamaan, gadis itu bisa menjadi tomboy dan tahan banting.
"Malea?"
Ketiga gadis itu sontak menatap seorang murid laki-laki yang baru saja datang dan menyapa.
"Lo lupa? Perasaan baru tadi pagi kita kenalan, kan kita satu kelas, XI Ips 3 kan?"
"Oh, iya, sorry lupa." Gadis yang dipanggil dengan sebutan Malea itu menatap laki-laki di depannya dari atas hingga bawah.
"Wajar, baru pertama kenalan. Kalian bertiga, pindah ke sini bareng?" tanya laki-laki itu.
"Iya, menurut lo?" sarkas Indy, sepertinya mood gadis itu sedang buruk.
"Kayaknya kita belum kenalan resmi. Gue Matheo Galuh Wicaksana, biasa dipanggil Theo," cetus laki-laki tersebut sembari mengulurkan tangannya.
"Udah tau nama gue kan?" balas Lea sembari memainkan kukunya tanpa berniat menatap ke arah Theo.
Laki-laki itu lalu menarik tangannya dan tersenyum canggung.
"Gue nggak terlalu suka basa-basi sama orang baru, jadi langsung ke intinya aja, lo mau apa?" tukas Malea dengan wajah datarnya.
"Gue sempet cek medsos lo, kalau nggak salah, lo dancer?"
Mendengar ucapan Theo, sontak Malea menatap laki-laki di depannya dengan tatapan sulit di artikan, "Lo stalker?"
"Ah, nggak juga. Lo barusan follow akun kelas kan? Kebetulan gue pegang akunnya, dan ya ... postingan lo masuk beranda gue," jelas Theo.
"Jadi?"
"Jadi apa?" Theo menatap ke arah Lea yang baru saja mengucapkan satu kata yang cukup ... ambigu?
"Kenapa kalau gue dancer?" tukas Malea memperjelas.
"Oh ... tertarik join cherleader?" tawar Theo dengan senyuman kecil.
Sontak Malea menatapnya dengan tatapan ... menjijikkan? "Lo ... boti?"
"Sembarangan! Ya iya sih gue nggak macho, tapi nggak boti juga! Masa kumis tipis gue nggak cukup menjadi bukti kejantanan gue? Lo nilai gitu dari mananya Le? Yang bener aja, masa boti!"
KAMU SEDANG MEMBACA
REGLE [ NEW VERSION ]
ספרות נוער[ ⚠️ FOLLOW TERLEBIH DAHULU! SEBAGIAN PART DI PRIVATE ⚠️ ] "Dia luka, lo semua rata!" Mars Regle Attarion Sangga adalah Ketua Argon Raya generasi tujuh, satu tahun menjabat sebagai Ketua Argon membuat Regle dihadapkan oleh banyak konflik. Namun, sep...