Bab 13

59 3 1
                                    

sebuah emosi yang tak terkendali,
Menjadi dendam yang tak terfikir,

~Author~

####

Pagi yang cerah di hari senin, hari yang sangat di benci oleh para siswa. Dan di sebuah kamar ada seseorang yang masih bergelung dibawah selimut meskipun alarm telah berbunyi dari tadi,hingga suara gedoran pintu membangunkanya.

Tok tok tok

"Ta bangun kamu ga sekolah?" teriak Nathan dari luar kamar.

"Eunghh iya bang 5 menit lagi," jawab Reta dengan menarik selimutnya untuk menutupi dirinya dari bawah sampai atas.

Brak

"Astaga ni bocah,woy bangun ga lo ta!" lalu Nathan menarik selimut yang menutupi Reta.

"Ck,5 menit lagi bang," rengek Reta.

"Ga ada 5 menit,sekarang udah jam 06.45 retaku sayang," geram Nathan.

"Masih pagi bang ih,"

1 detik

2 detik

3 detik

"ABANG KENAPA GA BANGUNIN RETA," teriak Reta lalu berlari menuju kamar mandi.

"Siapa juga yang ga bangunin, dianya aja yang kebo," gerutu Nathan lalu keluar dari kamar Reta.

Setelah mandi dan bersiap, Reta keluar kamar menuju dapur untuk berpamitan pada Nathan.

"Bang Reta berangkat ya,ga sempet sarapan nanti telat, Assalamualaikum," Reta manyalami tangan abangnya lalu pergi menuju basemant apartemenya dengan tergesa gesa.

Nathan yang melihat itu hanya geleng geleng melihat kelakuan adeknya satu itu. Setelah kepergian Reta, Nathan berdiri menuju ruang tengah untuk melanjutkan perkerjaanya. Nathan sempat berfikir apakah kedua orang tuanya mencari keberadaan Reta? Atau sekedar memberi uang untuk kebutuhan Reta?

Nathan tak habis fikir bahwa kedua orang tuanya mengusir Reta dan melarang Reta memaki nama marga, apa kesalahan Reta tak bisa dimaafkan? Dulu Reta hanya anak kecil yang tak tau apa apa namun telah menerima semua perlakuan kasar dari kedua orang tuanya.

Nathan bangkit hendak pergi kekamr untuk bersiap pergi menuju markas agenya. Ia lupa bahwa kemarin markasnya ada penyusup dan sekarang apa kabar penyusup tersebut?

####

"Aduh mampus gue telat," lirik Reta saat berada didepam gerbang yang telah tertutup.

"Lewat gerbang belakang ae lah," lalu Reta melajukan motornya ke belakang sekolah dan disana terletak warung untuk yang biasanya ia buat penitipan motor saat terlambat.

Warung tersebut bisa di sebut 'warbuda' warung bu ida, Banyak siswa berkumpul disana karena warung tersebut adalh tempat berkumpul siswa yang bolos dan tempt berkumpul anak destroyer dan skotadi.

"Bu titip motor ya," ucap Reta meminta izin untuk menitipkan motornya.

"Telat lagi teh? Teteh jangan sering telat atuh," nasihat bu ida. Reta hanya tersenyum menanggapi perkataan bu ida.

Bolos sekalian aja lah -batin Reta.

"Bu nasi sama lauknya biasa satu ya bu, sama es teh satu," pesan Reta lalu duduk disana sambil menunggu pesananya.

ARETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang