"akhh tolil mau ngapain lu?" Teriak Nara saat Devan menggendongnya ala bridal style.
"Udah bisa diem ga sih? Gue gamau telat masuk sekolah cuma karna elo" ucapan devan berhasil membuat Nara terdiam, gadis itu hanya pasrah mengalungkan tangannya pada leher devan.
Pria itu menatap Nara yang menghadap kearah lain, jantungnya berdegup kencang namun segera ia hilangkan,"mana mungkin gue suka sama cewe tengil kaya Nara, degem gue lebih sempurna kali" ucapnya dalam hati.
Devan menurunkan Nara di depan apartemen besar, tangan pria itu memencet bel. Sedangkan Nara hanya diam dibelakang Devan.
Beberapa menit kemudian nampak seorang wanita paruh baya membuka pintu, wanita itu tersenyum saat melihat Devan dan Nara berdiri didepannya.
"Nak Devan, udah lama engga ketemu" sapa wanita itu pada Devan,"engga sekolah? Sekarang kan masih hari Sabtu" lanjutnya, Devan hanya menggelengkan kepalanya. Wanita itu mengangguk mengerti.
"Ahh kalau ini siapa? Pacar nak Devan ya?" Tebak wanita itu, Devan mengangguk kembali membuat Nara terkejut.
"Ahh engga kok, saya temennya Devan" dengan cepat Nara membantah anggukan Devan, gadis itu tak terima bila di jadikan pacar jadi jadian oleh Devan.
"Ngaku aja atuh non, yaudah ayo masuk" kekeh wanita itu, badannya bergerak memberi jalan pada Devan dan Nara.
Wanita itu pergi, menyisakan dua manusia yang sedang duduk di sofa. Nara sangat bosan disana, hari ini Nara sengaja tidak membawa handphone agar ia bisa fokus belajar.
Devan yang melihat Nara cemberut sambil menunduk tersenyum kecil, menyodorkan handphone nya pada Nara. Gadis itu menoleh menatap Devan.
"Pinjem aja, gue tau Lo gabut" ucap Devan enteng, Nara tersenyum dan menerima handphone Devan.
Gadis itu memainkan semua game yang ada di dalam handphone, gadis itu menahan tawa saat melihat game make up."ternyata lu main game bocil ya" Nara tertawa keras karena melihat muka Devan yang pucat.
"E-ehh itu punya adek gue, enak aja! Gue ga main game itu" elak devan tak terima.
"Ngaku aja anjir" tawa Nara semakin kencang saat Devan berdecak.
"Ck orang cuma coba coba" Devan menatap Nara kesal. Gadis itu masih tertawa keras.
Devan memilih pergi ke toilet, ia hanya menatap kaca disana. Umpatan demi umpatan keluar dari mulut pria itu.
"Aaa eomma, image devan jelek didepan musuh Devan" Devan merengek di depan kaca, meluapkan kekesalannya pada pantulan dirinya.
"Ehhh"
Devan terkejut saat bajunya ditarik oleh seseorang, pria itu menatap Nara yang semakin tertawa. Heran karena gadis didepannya sangat mudah untuk tertawa.
"Devan Devan, baru tau gue kalau lu masih bocil" Nara melipat tangannya di dada, menatap Devan tak percaya.
"Ternyata Daleman lu masih Ironman ya" ejek Nara, Devan membulatkan matanya saat Nara mengetahui rahasia yang hanya diketahui oleh ibunya.
Pipi Devan merah, pertanda dia malu. Dengan cepat tangannya mendorong tubuh Nara sampai terbentur pelan tembok toilet.
Nara nampak meringis kecil, saat melihat wajahnya dan wajah Devan begitu dekat.
"D-dev--devan" ucap Nara terbata bata.
Devan membisikkan sesuatu yang membuat bulu kuduk Nara berdiri seketika
"Gue--"
-ᴛᴏ ʙᴇ ᴄᴏɴᴛɪɴᴜᴇ-
[ᴛɪᴅᴀᴋ ʙᴇʀᴍᴀᴋsᴜᴅ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴄᴏᴄᴏᴋᴋᴀɴ,ᴀᴛᴀᴜ ᴍᴇɴᴊᴇʟᴇᴋᴋᴀɴ ɪᴅᴏʟᴀ.ʜᴀɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴɢʜɪʙᴜʀ.sᴀʏᴀ ᴍᴇᴍʙᴜᴀᴛɴʏᴀ sᴇɴᴅɪʀɪ ᴛᴀɴᴘᴀ ᴍᴇɴʏᴀʟɪɴ ᴍɪʟɪᴋ ᴏʀᴀɴɢ ʟᴀɪɴ,ᴊɪᴋᴀ ᴀᴅᴀ ᴋᴇᴍɪʀɪᴘᴀɴ ɪᴛᴜ ʜᴀɴʏᴀ ᴋᴇʙᴇᴛᴜʟᴀɴ]
KAMU SEDANG MEMBACA
𝒊 𝒐𝒓 𝒎𝒆-𝒋𝒋𝒌
Fiksi Penggemar-𝐞𝐫𝐫𝐚𝐭𝐢𝐜 𝐮𝐩𝐝𝐚𝐭𝐞𝐬- sᴜᴋᴀ sᴀᴍᴀ ᴀ,ᴅᴇᴋᴇᴛ sᴀᴍᴀ ʙ,ᴊᴀᴅɪᴀɴ sᴀᴍᴀ ᴄ,ᴅɪsᴀᴋɪᴛɪ sᴀᴍᴀ ᴅ. ɢɪᴛᴜ sɪᴋʟᴜs ʜɪᴅᴜᴘ ɴᴀʀᴀ:) ©𝖘𝖆𝖋𝖋𝖆𝖎𝖐𝖔. [14/7/2020]