Menekuni Hobi di Negara Orang

9 0 2
                                    

Saatku mengembalikan cangkir teh yang ku nikmati tadi, baru kusadari ternyata Noah memiliki piano di sudut rumahnya dekat perapian. Memanfaatkan fasiltas yang ada, akupun bermain piano untuk melepas rinduku dengan Indonesia.
                
Tak kusadari ku bermain piano sudah hampir satu jam. Dan bodohnya aku juga tidak menyadari bahwa Noah sudah pulang di depan pintu sambil tersenyum dan memberi tepuk tangan untukku.

“Perfect, bolehlah jadi partner ngamenku, kan kamu punya  suara bagus tu, ntar      semakin rame dan tambah banyak uang wkwwk, entar kita bagi dua hasilnya, setuju?”

“Kok kamu ngga bilaang kalo udah pulang kan aku malu, iya deh sekarang kita paatneran ya haaha”

“Ya udah aku ke atas dulu ya, mau mandi, bye”

“Oke”

Kenapa aku semakin nyaman gini sama dia, tapi gimana lagi dia juga udah ada pacarkan. Lagi pula aku siapa cuma cewek sederhana yang tersesat dan ditolong olehnya karena kasian. Rasa ini akan terus bertepuk sebelah tangan. Aku ngga boleh berharap terlalu tinggi. Sebaiknya aku segera membantu Bi Dona menyiapkan makan malam.

“Fya bantu ya Bi”

“Iya non, terima kasih sudah mau membantu bibi”

“Panggil Fya aja Bi, iya sama-sama, lagian juga Fya sering bantu  Ibu di Jakarta”

“Wah kamu sangat berbeda  dengan Non Sina, Kamu sangat baik dan rendah hati.”

“Sina?”

“Iya Non Sina adalah pacar dari Tuan Noah, dia sering mabuk dan memakai pakaian sexy, Sangat berbanding terbalik dengan Tuan Noah yang sopan dan penyayang”

Dalam hati aku bergumam ternyata benar dugaanku. Sangat disayangkan Noah mendapat perempuan yang tidak sepadan dengannya. Semoga Sina akan lebih baik lagi dengan bimbingan Noah.

Lamunanku  pudar seketika ketika mendengar suara Noah mengajakku makan malam. Aku, bibi, dan Noah makan malam bersama. Seketika aku teringat dengan orang tuakku. Akupun meenanyakan cara berkomunkasi dengan orang di luar negri pada Noah. Untunglah ia memiliki kartu yang dapat digunakan komunikasi antar  benua. Hatiku lega.

Setelah selesai makan malam, kemudian aku langsung bergegas ke kamar untuk menguhubungi ibu dan ayah. Aku yakin mereka khawatir dengan keadaanku, karena tidak ada kabar selama 3 hari ini. Aku mencoba menelpon Ibu namun tidak juga di jawab, mungkin karena Ibu asing dengan nomor Amerika. Ku terus mencoba menghubungi Ibu dan  pada panggilan kedua Ibu mengangkatnya. Ketika Ibu mendengar suaraku, ia langsung menangis histeris, ia sangat takut kehilanganku, ia sangat mengkhawatirkanku.

Air mataku pecah seketika membasahi pipi. Namun aku bilang pada Ibu bahwa aku baik-baik saja disini, aku menceritakan pasal Noah pada Ibu, aku juga bilang bahwa aku akan pulang segera jika aku sudah memiliki uang, aku tidak mau merepotkan Noah lagi.

Kemudian ibupun berkata bahwa mereka sangat merindukanku dan menungguku pulang. Kata Ibu sangat bersyukur karena aku dapat diertemukan dengan malaikat baik seperti  Noah.

*****

Maaf banget guys rada telat uploadnya ya...

Wait for the next part ya :)

From Zero To Hero Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang