Ku merasa seseorang memegang pundakku. Ku tengok ke arahnya, ia laki-laki berkulit putih dan berambut coklat, aku yakin dia adalah penduduk asli kota ini. Dengan menggendong gitarnya, ia memandangku dengan ekspresi bingung.
"Hey girl, what are you doing here? Go home, the weather is too cold for you"
"I don't know, aku ditipu oleh sebuah agen, and I don't have home!!"
Pria itu seketika terkejut dan bingung harus melakukan apa, akhirnya ia duduk disampingku.
"Where are you from?"
"I'm Indonesian"
"Wow itu sangat jauh dari sini, lalu kau mau tinggal dimana?"
Akupun termenung dan bingung harus menjawab bagaimana, akhirnya aku berkata apa adanya.
"I don't know, aku tidak memiliki rumah maupun uang untuk menyewa hotel"
Akhirnya pria itu menawarkanku untuk tinggal dirumahnya, jika aku mau. Dia bilang dia tidak memiliki siapapun dirumahnya kecuali asisten rumah tangganya. Mau tidak mau aku menerimanya, jika tidak, dimana aku harus tidur di negara orang.
"Oh iya kenalin, aku Noah Urrea, panggil aja Noah" (Sambil mengulurkan tangannya)
"I'm Sofya, just call me fya" (Mengulurkan tangannya)
Hari mulai malam, kami beranjak pergi ke rumah Noah. Rasa penasaranku dengan pria California ini semakin menjadi-jadi ketika ku melihatnya menggendong gitar kemanapun ia pergi. Akhirnya ku memeberanikan diri untuk bertanya padanya.
"Harus banget ya bawa gitar dimanapun kamu pergi?" (Memandang Noah seperti anak kecil yang polos)
"Ini pekerjaanku sehari-hari, aku mengamen di tepian jalan kota ini, aku ingin menjadi remaja yang mandiri, menurutku anak broken home tidak selalu buruk, masih ada orang yang lebih sayang padaku di banding orang tuaku, nenekku contohnya. Dia masih sering mengirimkanku banyak keperluan sehari-hari, namun aku tak ingin bergantung pada itu saja."
"Kita memiliki prinsip yang sama" (Tersenyum)
Dari sedikit percakapan itu, ku mengerti bahwa Noah adalah pria yang baik, mandiri, dan bijaksana. Jadi aku tidak khawatir untuk ikut dengannya. Sekitar kurang lebih 10 menit kita berjalan kaki, sampailah aku di rumah Noah.
"Maaf, hanya rumah sederhana, tidak luas, namun cukuplah untuk berteduh saat terik matahari"
"Dasar pria Califonia, ini bukan rumah kali, ini istana, hebat banget kamu punya rumah sebagus ini. Beli sendiri?" (Sambil memandang sekitar)
"Iya ini hasilku mengamen bertahun-tahun, ayo masuk"
Aku dan Noahpun masuk, astaga walaupun ini rumah cowok, tapi dalemnya rapi banget. Iya sih tau bukan dia yang bersihin, tapi semuanya bener-bener tertata rapi. Asisten rumah tangganya sangat ramah padaku. Semoga aku betah disini.
"Fya, ayo ikut aku ke atas, biar kutunjukkan kamarmu"
Sesampainya aku di atas, kota California terlihat indah dengan lampu kerlap-kerlip di malam yang dingin ini. Noah kemudian mengajakku masuk ke salah satu ruangan di pojok depan dekat dengan balkon.
"Ini kamarmu, berseberangan dengan kamarku, jika butuh sesuatu panggil saja aku, oke? Sekarang kamu istirahat dulu pasti kamu capek."
"Okay, thank you so much Noah, you safe me"
"Hanya saling membantu" (Tersenyum dan menutup pintu)
Aku sangat besyukur padamu Tuhan, kau telah mempertemukanku dengan orang yang sangat baik yang mau menolongku. Aku segera bergegas mandi dan beristirahat. Hari ini sangat melelahkan. Semoga hari esok akan lebih baik lagi.
*****
So guys hari ini udah update story lagi ya hehe.
Hope You like this part and don't forget to read the next part.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Zero To Hero Love Story
عاطفيةTerjebak di negara orang, tanpa ada seseorang yang dikenal, tanpa tau arah yang dituju aku kedinginan. Hanya bisa berdoa ada seseorang yang baik padaku. "Hey girl, what are you doing here? Go home, the weather is too cold for you" "I don't know, a...