Four

3K 381 7
                                    

“Selamat pagi.” Sapaan hangat sambut Taehyung saat dia buka mata. Ada beberapa orang yang sedang awasi dia. Berdiri di depan kasur, tunggui Taehyung untuk temukan kesadaran.

“Pagi...”

Serak. Matanya perih. Pagi Taehyung dimulai dengan kondisinya yang buruk. Kepalanya berdentum-dentum menyakitkan. Seakan bertambah buruk, kejadian semalam kembali lintasi pikirannya. Dia semalam menangis. Di hadapan Jeon Jeongguk. Bertingkah seperti anak kecil yang ingin dituruti keinginannya. Bahkan tertidur setelahnya!

Hah... Taehyung bahkan tak percayai sikapnya semalam. Bagaimana dia akan tatap wajah Jeon Jeongguk setelah ini?

“Pakaian anda sudah saya siapkan Tuan. Anda ingin bersiap sekarang?”

“Ah! Maaf?”

Suara lain ganggu Taehyung yang sedang tenggelam dalam pikirannya. Dia tidak perhatikan ada orang selain dirinya di dalam kamar; karena sebelumnya, tidak ada yang bangunkan dia.

“apakah anda ingin bersiap-siap sekarang?”

Kepala Taehyung miring ke samping; kebiasaannya saat dia pikirkan sesuatu. Dan ya. Taehyung dapatkan jawaban saat dia tidak sengaja pandang mata salah satu wanita tua yang berdiri di depan kasurnya. Sekolah. Dia harus sekolah.  Karena dia masih 18 tahun. Ini tahun terakhir Taehyung dibangku sekolah menengah ke atas.

Semua pelayan yang sedari tadi tunggu dia bangun segera pergi setelah dia berkata, dia yang akan siapkan dirinya sendiri. Sisakan satu. Wanita tua yang Taehyung ketahui bernama melinda. Meli– begitu Taehyung memanggilnya, sudah habiskan hidupnya untuk pekerjaan ini.  Meli awalnya adalah maid muda yang bekerja pada Ibu Jeongguk. Saat ibu Joengguk menikah. Wanita tua itu putuskan ikuti Nyonya Jeon sampai pada saat sekarang. Mereka banyak bercerita di waktu sempit Taehyung untuk bersiap. Yang dia ketahui.  Jeongguk adalah orang yang baik. Well, minus sikap dinginnya. Sama seperti tebakan Taehyung sebelumnya.

Saat kaki Taehyung masuki ruang makan. Jeongguk sudah berada di sana. Dengan kopi yang asapnya mengumpal diudara. Kepala Taehyung kembali bayangkan pembicaraan yang belum sempat mereka selesaikan.

“Selamat pagi.”

Jeongguk yang sapa duluan. Tangan pria itu masih sibuk dengan tablet-nya. Kerjakan hal yang Taehyung tidak ketahui. Dudukan diri. Taehyung salamkan sapaan pada Jeongguk. Suaranya bersih. Meski ada serak yang ikuti di belakang. Tidak terlalu jelas. Jeongguk tak akan dengar.

“Maaf atas sikapku kemarin.”

“Tidak masalah”

Taehyung menunduk. Tahu sikapnya kemarin cukup mengesalkan. Karena bagaimanapun dia yang meminta bicara. Dan parahnya dia pula yang akhiri pembicaraan dengan tangisnya. Jeongguk mungkin bisa mengatakan bahwa dia tak mengapa. Tapi, tetap saja Taehyung merasa buruk soal semalam.

Setelahnya keadaan di sekitar mereka kembali hening. Taehyung menikmati sarapan yang tersaji di hadapannya; kali ini susu strowberry. Persis seperti kesukaannya. Inginnya bertanya. Tapi Taehyung enggan dengar suara datar Jeongguk. Jadilah dia nikmati sarapannya dengan damai.

Hari kedua Taehyung pegang gelarnya; pemuda yang sudah menikah. Setelah pulang sekolah nanti dia akan temui bunda. Taehyung butuh penjelasan. Tinggal bersama orang yang tidak begitu dekat, Taehyung tidak menyukainya.

“Sepulang sekolah nanti usahakan untuk segera pulang. Saya ingin bawa kamu ke rumah keluarga saya.”

“Aku mau pulang.”

Taehyung baru saja pikirkan sepulang sekolah nanti dia akan kemana. Ajakan Jeongguk sungguh tidak menggiurkan. Dia lebih tergiur untuk berada di rumahnya. Bersama bunda dan ayah.

“Pulang?”

“Hu’um. Ke tempat bunda. Rumah Keluarga kim. Aku tidak suka di sini.”

Kalimat Taehyung sedikit kasar bagi telinganya. Well, dia sudah menahan diri terlalu lama di depan pria ini.  Jeon Jeongguk itu, bagaimana mengatakannya? Berada disekitar Jeongguk buat Taehyung merasa jiwa-nya tidak bebas. Dia tidak bisa ucapkan segala sesuatu sesuka hatinya. Aura dominasi Jeongguk terlalu kuat. Dia bi—

“Tidak bisakah kamu mulai sekarang tinggal di sini.”

_

_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Offer To | KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang