Eleven

2K 265 8
                                    

“Aegyo.”

Tidak tahu. Taehyung tak sengaja pikirkan bagaimana rupa Jeongguk yang datar apabila pria itu benar lakukan aegyo. Pikiran semacam itu tiba-tiba saja melintas dikepalanya seperti roket.

“Ha?”

“Oh ayolah... Kakak juga pasti pernah ber-aegyo saat masih kecil.”

Raut wajah Jeongguk jelas terlihat bingung. Pandangannya menatap Taehyung penuh tanya. Sedangkan Taehyung berikan dia gestur setuju. Anggukkan kepala berulang kali sebab Jeongguk tak juga mulai aksinya.

“Ganti.” Jeongguk berucap pelan. Alihkan pandangan dari Taehyung yang menukik karenanya. “Apa-apaan?” ucapnya tak terima.

“Truth. Saya pilih truth”

“Tidak berpendirian sekali.”

Taehyung mendesis setelahnya. Jeongguk bukannya tidak berpendirian. Taehyung yang ucapkan hal demikian sebenarnya buat egonya sedikit tercubit. Tapi jika dia benar lakukan dare pemberian Taehyung. Jeongguk mungkin akan kehilangan harga dirinya. Tentu, dia tidak inginkan hal itu terjadi.

Niat awal Taehyung duduk di depan tv adalah untuk kerjakan essay yang diberikan gurunya. Dia bahkan sudah persiapkan alat tempurnya dengan teliti. Tapi begitu dia selesaikan jawaban nomor tiga pada buku tulisnya. Taehyung menyerah. Jadilah dia lebih sering mengomeli apapun yang terlintas dikepalanya.

Kehadiran Jeongguk di sampingnya tambah buat Taehyung ingin tinggalkan essaynya. Karenanya dia mulai permainan yang sering dia mainkan bersama Jimin.

Truth or dare.

“Hah?” Taehyung pandangi Jeongguk dengan tatapan tidak percaya. Tadi dia bertanya berapa banyak Jeongguk minum kopi hitam dalam sehari. Karena dia penasaran.

Pagi hari Jeongguk akan minum segelas kopi untuk buat matanya segar; Taehyung tahu ini dari Jeongguk waktu dia tidak sengaja bertanya. Lalu malamnya pria ini juga akan kembali minum kopi; katanya sebagai penahan kantuk karena dia harus kerjakan file yang harus dia selesaikan. Belum terhitung dari yang Jeongguk ucapkan; dia butuhkan kopi setiap dia merasa pusing atas kerjaan. Dan itu tidak menentu.

Jika terus seperti itu. Jeon Jeongguk ini.  Dia akan alami masalah lambung setelahnya. Lalu dia akan sakit-sakitan setelahnya. Taehyung tidak masalah sebenarnya. Hanya saja, nanti dia yang harus susah mengurus Jeongguk. Well, dalam hatinya terbesit perasaan khawatir. Sedikit.

“Kakak akan kena penyakit lambung jika terus minum kopi sebanyak itu.” Akhirnya Taehyung suarakan pikirannya.

“Oh! Perhatian sekali.” Jeongguk tampilkan senyum saat Taehyung berucap. Hatinya hangat hanya karena perhatian kecil yang Taehyung berikan.

Jarang-jarang sebenarnya Taehyung berikan perhatian seperti ini padanya. Lebih banyaknya pria kecil-nya ini hanya akan tinggalkan dia saat Jeongguk mulai menggoda.

“Dih.”

“Giliran saya. Kamu lebih suka Jimin atau saya?”

“Hah?”

Merah hiasi pipi Taehyung yang jadi jawaban atas pertanyaan Jeongguk. Suaranya serak bertanya; pembenaran jika pendengarannya salah. Tapi Jeongguk yang masih tatap dia dengan senyumam lembut buat Taehyung dilanda gelisah. Jantungnya berdetak dengan cepat. Hatinya berdesir hangat.

Jeongguk tersenyum puas dalam hati. Ingin mengerjai Taehyung niat awalnya. Karena dia ingin kembali saksikan Taehyung yang memerah di hadapannya. Tapi, sialnya dia juga ikut tergoda. Wajah merah Taehyung seakan tarik semua akal warasnya.

Pandangan mereka masih tatap netra masing-masing. Enggan alihkan pandangan saat mata lebih jujur berikan jawaban. “J-jimin! T-tentu saja Jimin.” Taenyung terbata menjawab.

“Wah beruntung sekali Jimin” Jeongguk perlihatkan raut terluka walau suaranya lembut seperti biasa. Goda Taehyung kini jadi hal wajib yang akan dia lakukan di setiap kesempatan.

Di berikan raut seperti itu, Taehyung tentu merasa malu. Dia bahkan sudah tidak bisa bayangkan bagaimana bentuk wajahnya saat ini. Karena itu ketika siaran iklan di tv tampilkan seseorang yang sedang nikmati makanan Taehyung tergesa berdiri.

“Ingin makan Ramen?”

Setelahnya Taehyung mengutuk dalam hati. Apa itu tadi? Dia baru saja mengajak seseorang untuk makan ramen? Wah gila.

Offer To | KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang