Fourteen

1.9K 241 24
                                    

Mungkin benar penyesalan selalu datang di akhir kejadian. Dia tidak bisa tidur nyenyak semalam. Seharusnya Taehyung berpikir panjang sebelum dia ucapkan keinginan. Dia baru tidur saat jarum jam tunjuk angka tiga; sepertiga malam. Kepala Taehyung berdenyut kurang istirahat.

Pikirannya buntu oleh kata tidur yang tak bisa dia lakukan. Memerah. Sekali lagi Taehyung kembali tumpukan kepala pada meja di depannya. Bagai sinar bintang jatuh yang terlihat pada pikiran kosongnya. Taehyung dipaksa agar mengingat kejadian pagi tadi.

Wajah rupawan Jeongguk yang dia jumpai sesaat setelah bukakan mata di pagi hari. Sikap lembut pria itu yang terus berikan Taehyung perhatian. Dan, yang buat dia memerah di pagi hari; saat Jeongguk antarkan dia tepat di depan gerbang sekolah. Sudah bisa sebenarnya, Taehyung yang sibuk berceloteh untuk cairkan suasana. Salam. Semuanya berjalan seperti biasa.

“Tunggu.” Sampai Jeongguk buat dia kembali tutupkan pintu yang sebelumnya terbuka. Taehyung pandang Jeongguk dengan penasaran.

Matanya melebar karena terkejut. Rasakan bibir Jeongguk pada keningnya. Wajah Taehyung merah saat itu juga.

“Belajar dengan rajin.” Katanya setelah selesaikan aksi yang hampir buat Taehyung mati karena terkejut.

“A-ah oke.” Tersadar. Taehyung kembali buka pintu mobil agar segera keluar dari mobil yang buat dadanya sesak. Tapi sekilas ide buat Taehyung berbalik secepat kilat lantas berlari keluar dengan tergesa. “Kak gguk juga~” sisakan Jeongguk yang pegang pipi bekas ciuman singkat yang Taehyung berikan.

“Gila! ARGHH” pada masa kini, Taehyung tumpukan kedua tangannya pada tempat jantungnya berada. Rasakan debaran yang semakin kuat karena dia terus terbayang kejadian singkat di pagi hari. “bagaimana aku akan melihatnya setelah ini... arghh~~” ucapnya.

Berteriak. Menangis dengan berlebihan. Kembali berteriak. Jimin sedari kembalinya dari kantin terus perhatikan Taehyung yang bertingkah tidak waras. Sebenarnya sejak pertama masuk ke dalam kelas Taehyung sudah bersikap aneh. Biasanya dia akan berbagi suara untuk ramaikan suasana kelas. Tapi pagi ini dia langsung sembunyikan wajah.

Waktu ditanyai, Jimin harus telan amarah karena sahabatnya malah berteriak padanya. Benar-benar menyebalkan! Jadi Jimin putuskan untuk acuh; marajuk, meski Taehyung masih belum perdulikan dirinya.

“Kenapasih?!” akhirnya Jimin bertanya. Suara serat akan perasaan risih juga penasaran yang jadi satu.

Taehyung tegakkan kepalanya. Pandangi Jimin dengan mata yang berkaca-kaca bagai anak anjing. Menggemaskan. Tapi Jimin sedang dalam mode serius.

Raih Park Jimin yang berdiri di depannya, Taehyung peluk lengan sahabatnya sembari bercerita. Utarakan A sampai Z, tidak ada yang terlewat; Sedikit berlebihan bahwa dia inginkan Jeongguk juga rasakan hal yang sama dengannya. Padahal tanpa dia inginkan Jeongguk sudah miliki rasa yang sama jauh sebelum Taehyung sadar akan rasa miliknya.

Sedangkan dibalik meja, Jeon Jeongguk sedang berkutat dengan dua masalah sekaligus. Pikiran dan hatinya. Fokusnya sering terganggu sedari tadi. Tidak ada satu-pun yang dia kerjakan tanpa bayangan Taehyung yang terus berputar.

“Sialan.” Maki dirinya sendiri yang terus teringat kejadian selepas dia mengantar Taehyung. Kemajuan dalam hubungan mereka. Tapi efeknya begitu besar hingga dia terteter sendiri.

Tapi dia tak bisa pungkiri. Jeongguk bahagia bukan main. Semalam dia bahkan tidak tidur karena terus perhatikan Taehyung yang gelisah dalam tidurnya. Dalam satu hari dia sudah capai dua keinginannya; temukan Taehyung saat dia bukakan mata dan berikan ciuman manis saat pria kecil itu akan mulai harinya.

Indah sekali hidupnya saat ini.

—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Offer To | KVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang