Day100: Takdir dan awal baru

467 48 29
                                    

Brian masih ingat dengan jelas, semua yang terjadi 1 bulan yang lalu. Dimana Bangchan harus kehilangan hatinya.

Masih terekam dengan jelas, dimana Bangchan menangis sembari memeluk tubuh dingin Woojin erat.

Menangis kuat. Melarang para dokter maupun suster untuk mendekat dan membawa jasad Woojin ke ruang mayat.

Masih teringat dengan jelas, bagaimama Bangchan terlihat benar-benar hancur saat di pemakaman.

Bahkan saat itu. Ibu dari Woojin lah yang menenangkan Bangchan.

Dan selama 1 bulan itu pula. Chan tidak pernah menjaga kesehatanya, terus mengurung diri di kamar, dan keluar ketika sudah lelah di paksa.

Tak jarang Chan pingsan karna maghnya kambuh.

Ayahnya bahkan sampai memohon agar Bangchan keluar.

Ibunya terus menangis melihat keadaan putranya.

Brian menangis melihat keadaan adiknya.

Bangchan tidak hanya kehilangan hatinya, tapi juga seluruh hidupnya saat Woojin pergi.

.
.
.
.
.

Bangchan tidak pernah merasa sekosong ini. Sinar rembulan yang selalu bisa menenangkanya pun tidak lagi bekerja.

Semua hal terasa hambar, dan setiap hari Bangchan selalu merasa hatinya teremat kuat.

Suara pintu terbuka. Itu adalah ayahnya.

"Maaf." Ucap sang ayah secara tiba-tiba. " Ayah seharusnya tidak mengekang kamu secara berlebihan...."

"Dari dulu ayah hanya ingin yang terbaik, terutama buat kamu...."

Bangchan masih tak bergeming. Karna pada akhinya, Ayahnya akan tetap egois.

"Ini sudah 1 bulan Chan, Ibu dan ayah sudah setuju tentang hal ini, We agree to...."

"I know." Ucap Bangchan secara tiba-tiba. Ayah Bangchan mengangguk. "I'm promise,  ini akan jadi permintaan terakhir."

Bangchan tidak lagi merespon, sang ayah menuntun putranya agar keluar dari kamar dan menuju ruang tamu.

Disana sudah ada banyak orang, Bangchan tidak menampilkan senyuman apapun.

"Sit down, Chris."

Layaknya Robot, Bangchan hanya menuruti apa yang ayahnya katakan.

Hingga matanya tanpa sengata bertemu dengan manik seseorang.

Orang yang sangat Bangchan kenal.

"Chris, perkenalkan. Dia Lee Minho...."

Bangchan tidak membalas senyum Minho padanya. Ia hanya menatap sendu.

"Calon suamimu."

Bangchan mendengus pelan.

"I'm lee minho, your future husband."

Semudah ini takdir mempermainkanya.

"I'm Christopher Bang, your friends and just Woojin's wife."

Ini adalah awal mula untuk sebuah kisah baru.



END

100 Chap done!

End 12 Agustus 2020

Nah kalau kalian baca ceritaku yang judulnya rujak.

Itu sebenernya nyambung sama yang ini.

Dan inilah kenapa Woojin mati di book itu.

:").

Karna ini udah end. Jadi aku bakal rajin update yang Rujak nanti.

Ahay.






[3]🌷100 Day chap [WooChan] RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang