Yeonjun memperhatikan ada seseorang yang sedang makan itu, dia sebenarnya bisa saja melemparkan bomnya dan langsung melenyapkan orang tersebut.
Tapi dia tentu saja tidak sejahat itu, walaupun mungkin aslinya dia emang jahat, buktinya nyatanya itu adalah ibunya sampai tega mendaftarkan dirinya disini.
Sudahlah, Yeonjun tidak mengerti alasan ibunya mengapa mendaftarkan dirinya di survival ini, mungkin ibunya ada alasan tersendiri setelah dendam sama anaknya sendiri.
"Tidak berencana membunuhnya?" tanya Soobin yang melihat laki-laki yang sedang makan itu.
"Tidak, aku akan membunuh orang yang mau menyerang saja," jawab Yeonjun membuat Soobin mengangguk dan mulai berjalan mengikuti Yeonjun yang sudah berjalan duluan itu.
Soobin menatap kearah jalanan yang penuh dengan darah, ada juga mayat orang yang sudah hancur karena terkena ledakan bom, tentu saja dipunggung tangan mereka sudah tidak ada lagi permata birunya.
Tadi bisa saja dirinya dan Yeonjun terkena bom dari seseorang psikopat yang ditemui tadi.
"Sebenarnya jika kita menemukan permata biru lalu mengambilnya gak akan ada gunanya juga," ucap Yeonjun tiba-tiba sambil melihat sesuatu yang berkilau dari semak-semak pendek di dekatnya itu.
Soobin menatapnya juga, namun dia lebih tertarik dengan ucapan Yeonjun tadi.
"Kenapa?"
"Karena bukan kita yang membunuhnya, jadi itu tidak dapat dihitung, aku membaca informasinya semua dari layar monitor saat memencet permata biru ini," jawab Yeonjun sambil mengulurkan tangannya namun malah radarnya keluar, masa dia memajukan tangan saja langsung keluar radar.
Ya tidak masalah sih, kebetulan tidak ada pergerakan musuh di sekitar mereka berdua.
Bisa jadi juga ada tapi mereka cuma diam saja.
"Aku tau," jawab Soobin sambil duduk diikuti oleh Yeonjun, mereka berada di sungai lagi namun bukan sungai sebelumnya.
Yeonjun belum memakan apapun dari tadi, dia akan beristirahat sebentar dan memakan makanan yang dia dapatkan itu, Soobin juga melakukan hal yang sama.
"Kamu bisa lihat bukan jika ditas tersebut ada sebuah kotak dan kotak tersebut memiliki 12 lubang yang merupakan isi bomnya, kita harus membunuh orang dengan memanfaatkan 12 bom itu," jelas Yeonjun membuat Soobin menatap kearah tasnya yang terlihat masih tersisa banyak bom, dirinya baru menggunakan 2 bom, berarti bomnya masih ada 10 lagi.
Lalu ada bom dari gendut tidak berguna itu dan jumlahnya tinggal 8, tidak masalah, itu masih termasuk banyak.
"Kamu didaftarkan oleh siapa kesini?"
"Temanku," jawab Soobin sambil tersenyum lalu dia memakan rotinya.
Dia bahkan mengingat muka temannya yang tersenyum senang saat dirinya kaget melihat namanya disana dan disaat Soobin ditangkap oleh panitia survival ini agar berkumpul dengan peserta lainnya.
Tentu saja dirinya saat itu dibekap oleh kain membuat dirinya langsung pingsan seketika.
"Oh, temanmu, kenapa? Kamu membullynya?"
"Tentu saja tidak, aku gak pernah membully orang, ya mungkin dia dendam karena merasa kotor olehku," jawab Soobin langsung dengan muka sedih, ok Yeonjun gak mau melanjutkan masalah Soobin.
Itu terlalu pribadi dan takutnya Soobin akan merasa bersalah lagi.
"Kalau kakak?"
"Ibuku sendiri," jawab Yeonjun langsung tanpa mau berbohong, lagipula emang jelas-jelas ibunya sendiri yang mendaftarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape -yeonbin✔
FanfictionYeonjun tidak akan pernah tau jika dirinya harus berada di hutan dengan sebuah tas yang berisikan satu jenis bom untuk melawan para pemain lainnya demi bisa keluar dari hutan yang sangat luas ini. #5 in yeonbin ||241120 ➡️28.07.20 04.10.20⬅️ ©2020