"Kapan bang Suga pulang?"
"Gak tau sih, mungkin besok. Gue belom dikabarin dari tadi pagi sih."
Jiyeon lagi tiduran di paha cowoknya. Membiarkan cowok itu memain-mainkan ujung rambut Jiyeon dengan jarinya.
Mereka menikmati tontonan malam yang sebenarnya tidak terlalu menarik perhatian. Hanya saja, tidak adalagi yang bisa mereka lakukan setelah makan malam bedua dengan sekotak pizza dan Coca-Cola.
"Mau gue temenin bobonya?"
"Ogah njir! Ntar gue diperkosa lagi," jawab Jiyeon bercanda.
Tu cowok nyubit pipi Jiyeon gemas. "Enak banget nih mulut kalo ngomong."
"Hahaha, muka lo kek om-om mesum sih."
"Iya, lo cabenya."
Hening, sebenarnya mereka menikmati waktu ketika tengah berdua. Begitu tenang dan tentu saja tidak menahan perasaan seperti mereka berada diantara teman-teman mereka.
"Paha lo enak banget dijadiin bantal nih, bisa-bisa ketiduran gue."
"Yaudah, tidur aja sih. Nanti gua pindahin ke kamar."
Ya ... memang selama Suga dinas di luar negeri, Jiyeon menghabiskan waktu berdua dengan kekasihnya sampai kedua mata itu terpejam. Prianya pasti selalu menemani hingga gadis itu terlelap dan pulang ke rumahnya.
•/•
Pagi ini Jiyeon datang tepat waktu ke sekolah karena Eunwoo yang dengan sukarela membangunkan dan menunggunya untuk pergi sekolah bersama. Jungkook tentu saja dipastikan tidak memberikan tumpangan untuk Jiyeon. Karena pria itu selalu menganggap Jiyeon berisik, tidak ada hari mereka habiskan dengan damai. Selalu saja ada pertengkaran tidak berguna.
"Tega banget ya lo pada ninggalin gua." Jiyeon langsung nyerang Mingyu dan Jaehyun yang duduk tenang di dalam kelas.
"Maaf, Yeon. Tadi papa keliatannya gabisa lama-lama. Makanya gabisa nungguin lo."—Jaehyun.
"Gua dianterin bang Tae tadi."—Mingyu
"Nah nah! Makanya itu lo harus nungguin gua, Ming. Sekali-kali kasih peluang buat gua kek biar bisa pdkt sama abang lo."—Jiyeon.
"Jan kebanyakan halu deh, Yeon. Baru juga pagi." Mingyu ngegeser tasnya yang tadi diletakin di meja Jiyeon.
"Gaboleh gitu lo sama calon kakak ipar, gua hasut bang Tae ntar coret lo dari kk."
"Bacot dah."—Mingyu.
"Berangkat sama siapa lo tadi?"—Jaehyun.
"Sama Eunwoo. Emang Eunwoo doang mah yang mengerti gua," ucap Jiyeon melebih-lebihkan raut wajah teraniayanya.
•/•
Kantin_
"Anjirlah, pesan lagi sono. Hobi banget dah makan mie gue," protes Mingyu gak terima mie-nya disosor Jiyeon.
Rakus banget emang, udah habis dua piring, masih aja terobsesi sama mie temennya.
"Pelit banget sih njir, lo aja yang pesan sono, males berdiri gua." Dengan tidak tau malunya, Jiyeon terus aja nyuap mie goreng Mingyu ke dalam mulutnya.
Tak!
Satu piring mie goreng lengkap dengan telor mata sapi yang kuningnya mateng kesukaan Jiyeon pun tersedia di atas meja dengan aroma menggugah selera. Jiyeon dan ke empat cowok yang lagi sibuk sama makanan mereka pun mendongak, natap kakak kelas yang gantengnya minta dihujat, berdiri di samping meja setelah letakin sepiring mie goreng di hadapan Jiyeon.
"Bang Sehun?" Jiyeon ngomong dengan mulut masih penuh sama mie, malah sampe menjuntai ke bawah.
"Makan yang ini, temen kamu juga laper kayaknya." —Sehun.
Jiyeon ngelirik Mingyu yang juga natap Sehun, sama kayak ke tiga cowok yang duduk di depannya.
"Nih, gak butuh." Jiyeon geser lagi piring mie sisa sedikit punya Mingyu. "Makasih ya, Bang," ucapnya sambil senyum pada kakak kelas tampannya itu.
Dan itu sukses bikin cowoknya cemburu. Selama ini yang ia tau Jiyeon jadiin kebucinannya sama Sehun buat topeng supaya hubungan keduanya tidak terendus oleh ketiga teman mereka. Tapi, melihat apa yang baru saja terjadi, sepertinya Sehun pun ikut terbawa perasaan pada kekasihnya.
"Pulang sekolah nonton yok?" ajak Jaehyun. Karena khusus hari ini ia tidak memiliki jadwal di bimbingan belajar.
"Boleh, gue juga gada urusan sama osis nanti."—Eunwoo.
Semuanya setuju, karena jarang sekali mereka punya waktu luang sepulang sekolah. Ya ... padahal yang sibuk sih cuma Eunwoo sama Jaehyun.
•/•
Setelah berganti seragam sepulang sekolah, mereka benar-benar pergi menikmati waktu bersama dengan nonton di bioskop. Dan kali ini pun Jungkook sudah memperingati agar Mingyu tidak meninggalkan mereka seperti acara menonton yang lalu.
Sebelum memasuki studio, mereka berniat membeli cemilan dan minuman untuk dinikmati saat menonton nanti. Berjalan bergerombolan dengan Jiyeon berada di tengah sendirian. Sementara dua temannya berada di depan dan belakang. Hingga seseorang yang di belakangnya menyamai langkah Jiyeon, mereka tetap jalan santai seperti biasa. Namun setelah beberapa langkah, tangannya ditarik kebelakang dan pria-nya menangkup wajah kecil itu lalu memberi kecupan singkat di bibirnya.
Jelas saja gadis itu terkejut luar biasa, semua terjadi tiba-tiba dan jangan lupakan jika mereka tengah berada di tempat umum, kendati semua orang tidak terlalu memperhatikan kejadian yang hanya dalam hitungan detik tadi.
Dan sebelum gadisnya sempat melayangkan pukulan pada lengan atasnya, pria itu berjalan cepat menyusul temannya yang lain. Meninggalkan Jiyeon yang menatap tajam punggung lebar pria-nya.
Gadis itu menggigit bibir bawahnya, bukannya Jiyeon marah hanya karena sebuah ciuman, tapi tindakan tiba-tiba barusan membuatnya terkejut sekaligus malu. Bagaimana jika salah satu teman mereka menoleh kebelakang? Pasti semua akan terbongkar. Dan persahabatan yang mereka jalin bertahun-tahun lamanya akan hancur berantakan.
Setelah membeli cemilan, mereka berlima masuk ke dalam studio. Duduk di kursi masing-masing dengan tenang hingga lampu studio dipadamkan.
Kali ini Jiyeon berada di pinggir, lantaran gadis itu yang terakhir masuk. Dan memang sebenarnya kekasihnya-lah yang menahan lengannya sebelum Jiyeon menyelip ke tengah-tengah temannya.
Mereka tetap tenang, terlalu fokus pada tontonan. Namun tidak bagi pria yang berada di samping Jiyeon, tangan itu menggenggam tangan Jiyeon dan menyelipkan jari-jarinya di antara kelima jari ramping gadisnya.
Aroma fruity floral dan citrus menyambangi indera penciuman Jiyeon, wangi yang membuatnya nyaman setiap kali berada begitu dekat dengan pria-nya. Seakan bisa mengurangi rasa kesalnya pada kelakuan kekasihnya tadi.
"Gue gasuka tadi liat bang Sehun yang kayaknya udah mulai suka sama lo," bisiknya teramat pelan di telinga Jiyeon.
"Gak mungkinlah, perasaan lo aja kali," balas Jiyeon ikut berbisik meski tidak menatap pada pria-nya.
"Gue cowok, Yeon. Gue bisa liat dari cara bang Sehun natap lo tadi."
"Yaudah sih, apa yang lo takutin? Kan gue sukanya sama lo," sela Jiyeon masih menatap tontonan di depannya.
"Gada niat buat ke toilet lo?"
"Ngapain?" tanya Jiyeon yang kini menoleh ke kiri, menatap kekasihnya.
"Gemas gue pengen nyium lo."
Jiyeon tersipu, merasakan panas merambat pada kedua pipinya yang kini bersemu. Dan itu terlihat jelas meski dalam penerangan yang teramat minim.
"Mesum lo." Jiyeon cepat memalingkan wajahnya malu.
Mencoba mengabaikan pria-nya yang menahan tawa dan menyandarkan kembali punggungnya.
______
Vschoco_
29/8/20Maap yak, lama lanjutin ini.
Aing stuck oii. Wkwkwkw