conclusion

1K 142 54
                                    

Kecewa?

//

Dan yang lebih buruknya lagi, mereka yang selalu berlima kini terpecah dua. Dengan Jaehyun dan Jungkook yang secara terang-terangan menghindari Mingyu dan Jiyeon, juga Eunwoo yang sengaja bergabung dengan teman osisnya dari pada harus memilih  duduk di antara yang mana.

Berita menyebar luas, tiga tingkatan kelas menjadikan permasalahan yang terjadi sebagai topik terhangat. Ya ... siapa yang menyangka jika salah satu dari keempat lebah berhasil menghisap madu satu-satunya bunga di antara mereka.

"Maafin gue ya, Ming? Gara-gara gue lo di jauhin sama anak-anak." Lagi-lagi kalimat itu meluncur dari ranum Jiyeon.

Mingyu tersenyum dan mengusap puncak kepala gadisnya. "Sampai kapan sih lo minta maaf? Kalo di jadiin duit dah kaya raya tu gue."

"Tapi—"

"Udah Yeon, udah. Gue gak mau ini jadi beban buat lo karena terus-terusan nyalahin diri sendiri. Gue yang akan ngomong ke Jungkook sama Jaehyun nanti. Dan kalaupun emang gada maaf buat gue, gak masalah. Yang penting lo gak lepasin gue."

Dan Jiyeon hanya mengangguk mengerti. Namun bisikan dari belakang Jiyeon ternyata mampu membuat gadis itu berpikir dua kali untuk bertahan di sisi Mingyu.

"Gak tau malu banget ya, bikin temen-temennya pada pecah."

"Tauk tuh, sebenarnya dari awal gua gasuka sih liatnya, mentang-mentang udah temenan dari kecil eh malah sok kecantikan. Ngelunjak gak sih?"

"Udah untung bisa temenan, eh malah pacaran sama salah satu dari mereka. Emang tebal banget tu muka."

"Sadar diri aja kali, pergi jauh sono biar ke empat temannya bisa sahabatan kayak dulu lagi."

Jiyeon menatap Mingyu yang sibuk menyuap makan siangnya, beruntung Mingyu tidak mendengar obrolan para siswi di belakang Jiyeon.

"Kok gak habis? Gak enak?" tanya Mingyu melirik makanan Jiyeon yang masih utuh.

"Eum... gak laper gue."

"Yaudah, kita ke kelas sekarang?"

Jiyeon mengangguk dan menerima uluran tangan Mingyu. Mereka masuk ke kelas dan bercanda seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Padahal begitu banyak pemikiran yang bersarang di kepala dan rasa sakit yang bersemayam di dada.

"Lo sape sih?" Mingyu menatap Jiyeon dengan memicingkan matanya curiga.

"Apaan sih, Ming." Kekeh Jiyeon geli melihat ekspresi pria-nya.

"Lo sape? Balikin gak Jiyeon bar-bar gue!" Tangannya nempel di jidat Jiyeon. Bibirnya komat kamit kayak mbah dukun lagi baca mantra.

Saat mulutnya mau nyembur kayak di adegan-adegan yang tayang di televisi, Jiyeon nutup mata, mempersiapkan diri di bagian terburuknya.

Tapi yang ia dapat malah kecupan pada dahi, dan saat membuka mata, senyuman menyebalkan Minggu langsung menyapa.

"Modus banget lo, Item."

Mingyu ketawa, caranya berhasil bikin Jiyeon gak tegang lagi karena tatapan aneh dari teman-teman sekelas. Para perempuan terutama.






•/•






"Udah, Bang. Jiyeon udah mikirin ini matang-matang."

["..."]

"Nggak kok, lagian Jiyeon udah kangen juga sama mama papa."

["..."]

"Yaudah, Bang Suga yang urus tiketnya, ya? Jiyeon beresin barang sekarang."

NinetySeven✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang