Chapter 31: Heart Meet Break

277 57 42
                                    

Playlist for this chapter:
Liam Payne - Heart Meet Break
————

Perempuan itu membeku. Mulutnya tergagap untuk mengucapkan sepatah kata.

Alvan membalikkan badan, menghindari Altana. "Lebih baik kamu pulang, Ta. Aku butuh istirahat."

"Udah, Ta. Masih ada gue yang dapat mengisi kekosongan hati lo saat ini," goda Zach menahan tawa saat melihat Altana menangis karena putus dengan Alvan.

"DIEMMMM!" teriak Altana dan kembali menangis kencang.

Altana patah hati. Ia tidak tahu alasan Alvan memutuskannya karena lelaki itu langsung menyuruhnya keluar dari ruangannya. Semua berlangsung tiba-tiba dan begitu cepat.

Tadi Zach sempat bercerita, bahwa besok Alvan dan Melvin akan sidang bersama kepala sekolah dan guru kesiswaan mengenai insiden yang terjadi hari ini. Sidang itu menentukan hukuman yang tepat untuk mereka berdua. Zach bahkan berpikir, bahwa salah satu dari mereka akan ada yang di drop out karena permasalahan yang mereka buat.

Apalagi Alvan, mengingat lelaki itu sebelumnya membuat masalah dan sudah mendapat surat peringatan untuk tidak membuat keributan kembali.

Zach pun nantinya akan mengikuti persidangan sebagai saksi. Hal ini dikarenakan, ia turut membantu membuat TKP menjadi aman kondusif setelah menyuntik Melvin dengan obat bius dan membuat lelaki itu kehilangan kesadaran. Tidak menutup kemungkinan, bahwa Zach juga akan dihukum karena sebelumnya, ia juga mendapatkan surat peringatan dari sekolah. Tapi kemungkinan itu akan sangat kecil.

"Gue bener-bener benci Melvin, kenapa ada manusia sejahat itu memfitnah Alvan?! Padahal kenyataannya kan bukan kayak gitu! Gue kesel!" seru Altana yang meremas tangannya.

Suasana angin malam yang dingin membuat Zach mengeratkan sweternya. Ayunan berayun saat Zach mendorong kakinya. "Gue nggak bermaksud mendukung Melvin, tapi mungkin ada sebabnya dia melakukan hal itu."

"Iya, kenapa?!" sahut Altana lagi dengan menjerit, menahan kekesalan dalam hatinya.

"Ah, seharusnya gue nggak boleh bilang ini, karena ini ada hubungannya dengan kepribadian Melvin, tapi karena lo sempat bertanya-tanya kenapa gue nyuntik Melvin, gue akan menjawab pertanyaan lo."

Altana masih duduk di ayunan dengan kondisi bahunya yang terguncang karena isakan. "Jelasin."

"Gue ketemu sama Melvin pertama kali tuh pas awal-awal MOS. Doi baik dan friendly abis, membuat gue berakhir sahabatan sama dia. Kara juga ikut ke dalam lingkup pertemanan gue dan Melvin karena posisinya saat itu pacar gue. Jadi, nggak heran kan, kalo lo lihat kita bertiga ke mana pun bareng-bareng?"

Altana memberengut. "Udah tahu, langsung ke intinya aja."

Zach menepuk tangan sekali lalu mengusapnya cepat, membuat telapak tangannya menghangat. "Baiklah, Monyet Cantikku. Waktu itu, Melvin sempat cerita kalau dia punya kepribadian lain dalam tubuhnya. Lo tahu nggak sih, ini tuh semacam alter ego?"

"Gue nggak percaya," jawab Altana dingin.

"Lo kira gue percaya aja pada saat itu? Kagak! Saat itu gue iya-iyain aja, menganggap kalau itu masalah sepele. Sampai suatu hari, posisi gue saat itu pulang jam dua belas malam karena abis jagain bokap di rumah sakit. Nggak sengaja ketemu Melvin di jalan dengan sempoyongan. Tangannya luka kayak habis berantem, gue panggil pun dia nggak nengok. Akhirnya gue senggol, baru dia ngeh kalo itu gue."

"Ya terus apa alter ego-nya?!"

"Gue belum beres jelasin! Dengerin dulu kenapa sih!" ucap Zach meninggi, ia menghela napas sejenak dan melanjutkan kalimatnya kembali. "Tadinya mau gue anterin pulang ke rumahnya, cuma Melvin nggak mau. Ya udah, gue pun nawarin dia buat nginep di rumah gue."

ILLEGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang