Chapter 11: Double Date

2.2K 396 18
                                    

"Baru pertama kalinya gue liat penampilan lo kayak gini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baru pertama kalinya gue liat penampilan lo kayak gini."

Kalimat itulah yang terlontar saat Alvan sampai di rumah Altana dan mengajaknya untuk double date ke Dufan.

Respon Altana hanya diam dan memilih untuk menaiki motor lelaki itu.

Oke, penampilan Altana kali ini cukup unik di mata Alvan. Ia mengenakan baju denim overall atau orang-orang biasa menyebutnya dengan sebutan baju kodok. Di dalamnya, ia mengenakan kaos putih polos dan juga sepatu kets dengan warna serupa. Begitu pula dengan tatanan rambutnya, yang biasanya rambut Altana selalu dikuncir kuda, kini beralih menjadi sanggul dengan sebuah benda kayu seperti semacam sumpit sebagai penyangganya. Helaian beberapa rambut yang tertinggal, ia biarkan tergerai di kedua pelipisnya.

Entahlah, rambut Altana mengingatkannya akan model wanita di sebuah iklan sabun mandi.

Tapi disamping itu, Alvan suka dengan style yang ditampilkan Altana. Walaupun terlihat boyish, tapi kesan femininnya masih terasa.

Cocok sekali dengan kepribadian Altana.

Ah, tapi mau bagaimanapun, Alvan memang selalu menyukai penampilan perempuan itu, karena Altana cantik apa adanya.

Lelaki itu kembali menjalankan motornya, meninggalkan komplek perumahan Altana dengan beberapa pertanyaan yang mengusik pikirannya.

"Alta, gue penasaran. Itu sumpit yang ada di kepala lo bukan sumpit bekas mi ayam 'kan?"

Seketika saat mendengar lontaran pertanyaan Alvan, perempuan itu langsung menepuk helm Alvan dengan kepalan tangan. "Kunciran gue hilang! Jadi gue menyiasatinya dengan pensil yang belum gue serut, bukan sumpit mi ayam!"

Unik juga dia. Batin Alvan tersenyum.

Menatap kaca spionnya, Alvan melirik ke arah perempuan itu. "Kenapa nggak lo lepas aja?"

"Cuaca terik kayak gini dan lo nyuruh gue buat gerai rambut? Gila lo," sarkas Altana dengan memberengut.

Bagi Altana, keadaan saat ini cukup membaik semenjak kejadian kemarin. Setelah Alvan mengungkapkan bahwa ia menyukai seorang wanita yang diberi julukan illegirl, mereka tak banyak bicara seperti biasa. Suasana justru berubah menjadi canggung.

Jika Alvan sedang menatapnya dari jauh dan Altana menangkap tatapan itu, Alvan berusaha untuk mengalihkannya. Begitupun dengan sebaliknya.

Kemarin pun, saat bel pulang sekolah berbunyi, Altana langsung pergi tanpa menunggui Alvan. Padahal, tanpa Altana ketahui, Alvan berniat untuk mengantarnya pulang. Tapi, saat lelaki itu melihat Altana yang terburu-buru, Alvan terpaksa mengurungkan niatnya.

Matahari yang berada tepat di atas kepala Altana membuat perempuan itu menunduk dan memilih untuk menyandarkan kepalanya pada bahu lelaki itu.

Untuk beberapa lama.

ILLEGIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang