Di malam hari seperti ini, Altana memutuskan untuk bertemu dengan Zach. Ucapan Alvan tadi siang terus merasuki pikirannya. Tidak mungkin Zach melakukan hal seperti ini, mungkin jika lelaki itu mengancam Alvan saat di kantin, memang iya. Tapi jika sampai mengirim pesan dengan nomor anonim rasanya mustahil.
Zach tidak mungkin sepengecut itu.
Jika ia tidak suka dengan seseorang, maka lelaki itu akan berkata langsung. Bahkan, kalau ia ingin menghajar seseorang pasti langsung dihajar di tempat.
Ia memberi pesan kepada Zach untuk ke luar dari rumah, karena saat ini Altana sudah menunggunya di taman depan rumah lelaki itu. Sebenarnya, ia bisa saja langsung masuk ke rumah Zach. Tapi, karena tingkat ke-mageran-nya yang cukup tinggi, Altana memutuskan untuk tidak melakukan itu.
Hanya dalam beberapa detik setelahnya, Zach berlari sembari membawa sekantong besar cemilan berondong jagung dan minuman kola. Altana membuka mulutnya, membatin, kalau Zach seniat ini untuk mengobrol dengan dirinya.
"Gila, lo ngapain sih bawa pop corn segede gaban gini."
Zach memberi sebotol kola pada Altana dan terkekeh. "Daripada bolak-balik ngambil cemilan? Tahu prinsip efisiensi waktu dan tenaga 'kan? Nih gue lagi nerapin."
Memutar bola mata, Altana meneguk minuman pemberian Zach.
"Jadi, ada apa Nona datang kemari? Apakah Nona merindukan saya?"
Altana mendorong bahunya dan mendecak. "Jih. Apaan dah. Gue mau nanya sesuatu ... lo tahu perihal skandal Alvan dulu?"
Lelaki di samping Altana saat ini mengangkat kedua alisnya, membentuk sebuah lengkungan. "Dia udah cerita sama lo?"
Respons yang diberikan Altana adalah sebuah anggukan. "Apa yang lo tahu dari skandal itu?"
Zach menelan berondong jagungnya. Wajahnya kini tampak serius. "Kenapa lo masih bertahan kalo cowok lo sudah bersikap brengsek sama cewek itu?"
Altana mengernyit seketika. Apakah Zach tidak mengetahui cerita keseluruhannya? Ah, Alvan mengatakan, saat itu dia membela dirinya dengan berteriak, dan tak lama kemudian Zach masuk ke ruang BK. Ada kemungkinan Zach hanya mendengar sampai situ dan tidak mengetahui kalau kejadian sebenarnya adalah Salva yang memakai narkoba.
"Lo salah. Lo baru tahu setengah dari keseluruhan cerita. "
"Mau salah atau benar pun, gue tetap nggak suka kalau lo deket sama Alvan. Emang sih, awal-awal gue respek. Tapi setelah ngeliat lo yang nangis karena Alvan, respek gue hilang seketika, dan gue jadi ingat kebobrokan dia saat kelas 10. Alvan itu brengsek," ucap Zach membuka tutup botol kola sehingga terdengar bunyi desusan lalu meneguknya.
Altana menggigit bawah bibirnya. Di satu sisi ia ingin mengatakan apakah Zach cemburu padanya? Tapi batinnya di sisi lain juga berkata, mengapa pula ia menanyakan itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
ILLEGIRL
Fiksi Remaja"Kenapa lo manggil gue dengan sebutan illegirl?" "You're so cruel, because my heart become dangerous when I saw your smile, and that's a crime. So, I call you illegirl." © copyright 2017 by trooyesivan.