Bagian 22

10 0 0
                                    

Katakan padaku, kenapa seseorang bisa setidakpeduli itu pada orang yang dulu selalu menemaninya? -Alexa Sapphire Blue.

     Hari-hari berlalu cepat bagi Alexa. Dengan identitas sebagai si Gadis Buta, dia menjalani kehidupan barunya di Kota Nila. Tentu ditambah gangguan dari sang putri penguasa kota dan orang-orang jahil lainnya namun Alexa tidak mempedulikan mereka. Dia hanya tersenyum, tertawa singkat lantas kembali melanjutkan pekerjaan yang tertunda. Beruntung buah-buahan yang tumbuh di pekarangan rumahnya bisa dijual. Meskipun mereka membelinya dengan harga rendah namun Alexa tidak mempermasalahkannya.

    Hingga 3 bulan sejak dia pindah ke Kota Nila, Alexa tanpa sengaja bertemu dengan seorang anak kecil. Menurut tinggi tubuhnya, Alexa menduga dia berumur sekitar 8-9 tahun. Anak itu tengah dipukuli beberapa orang yang dia ketahui adalah preman yang sering menganggunya.

    "Hentikan!" seru Alexa sambil memasang badan untuk melindungi anak kecil itu.

    Seorang pemuda yang merupakan pemimpin gerombolan menatapnya remeh. "Lihat ini, si gadis buta ingin menjadi pahlawan," ejeknya yang diikuti oleh tawa dari teman-temannya.

    "Kalian memiliki mata tapi tidak digunakan dengan benar. Untuk apa kalian bisa melihat jika kalian hanya bisa menindas anak kecil yang lemah?!" balas Alexa penuh amarah. Dia tidak pernah suka melihat anak kecil yang ditindas.

    "Wah, kau mulai berani melawan, ya?" Orang yang menjadi pemimpin gerombolan itu mendekati Alexa dan mencekiknya hingga gadis itu kesulitan bernafas, "kau itu buta! Lemah! Tidak punya dukungan! Dan juga kau berani menyinggung putri penguasa kota! Atas dasar apa aku harus mendengarkan gadis tidak berguna sepertimu?!"

     Ucapan orang itu benar. Untuk apa gadis buangan sepertinya dipedulikan? Namun dia tidak bisa membiarkan anak kecil tak berdaya menjadi korban.

    "Crystal Sword!" seru Alexa dengan sekuat tenaga. Dalam sekejap muncul sebuah pedang kristal yang langsung dia genggam. Tak memberi jeda, Alexa langsung menebaskan pedangnya kristal miliknya ke arah gerombolan, membuat mereka terkejut dan refleks melepaskan cengkraman.

    "Crystal Sword: Ilusionis!" seketika pedang kristal Alexa bersinar dan menciptakan dunia ilusi bagi gerombolan pengganggu itu.

     Setelah menghilangkan pedang kristalnya, Alexa menarik tangan anak kecil itu dan mulai berlari menjauh. Beberapa kali dia tersandung dan nyaris jatuh namun dengan sigap kembali berdiri. Setelah beberapa saat, akhirnya mereka tiba di sebuah taman, dekat pusat kota.

    Alexa membelikan sebuah minuman dan kembali setelah dijelek-jelekkan oleh pedagang tersebut.

    "Minumlah dulu. Kau pasti kaget," ucap Alexa sambil tersenyum.

    Dengan ragu gadis cilik tersebut mengambil minuman tersebut dan mengabiskannya dalam sekali teguk, "terimakasih, Kak. Nama kakak siapa? Namaku Yuu."

    Alexa tertegun sejenak mendengarnya. Nama? Sudah lama tidak ada yang menanyakan namanya. Semenjak pindah di Kota Nila, dia selalu disebut si Gadis Buta. Dia sendiri tidak mempermasalahkannya. Toh, jika tidak ada yang tahu masa lalunya, itu akan jauh lebih baik. Tapi kini seorang anak kecil menanyakan namanya. Haruskah dia menjawab jujur? Atau lebih baik dia berbohong?

    "Kak?" panggil gadis cilik tersebut sambil menarik lengan gaun Alexa.

    Alexa tersadar dari acara melamunnya. Dengan senyum manis, dia menjawab, "Alxa. Nama kakak Alxa."

The Story of Blue Sapphire ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang