Bagian 24

9 0 0
                                    

Ingatlah selalu, setiap orang punya kespesialan tersendiri.

     Alexa serius dengan perkataanya hari itu. Malam hari, saat semua penduduk sudah terlelap dalam tidurnya, Alexa membawa Yuu pergi dari Kota Nila. Dengan berjalan kaki, Alexa membawa Yuu yang terlelap di gerobak sederhana di belakangnya.

     Malam itu cerah, purnama bersinar sempurna memberikan pencahayaan yang cukup bagi Alexa untuk menempuh perjalanan panjangnya.

     Semakin lama berjalan, semakin hening pula sekitarnya. Tidak ada lagi hawa keberadaan para pengikutnya tau yang dikirim oleh kerajaan, membuat Alexa mengehela napas lega yang tanpa sadar ditahannya.

     Sekitar yang hening dan gelap, hanya ditemani oleh cahaya bulan dan gemerlap bintang tidak membuat Alexa gentar. Sebaliknya, gadis bersurai biru itu amat tenang. Seolah dia bisa melihat semua lebih jelas daripada di siang hari.

     Setelah cukup jauh dari Kota Nila, Alexa beristirahat sejenak. Dia mengecek kondisi Yuu yang masih terlelap dalam tumpukan selimut di gerobak lantas berjalan menuju sebatang pohon, merebahkan diri ke batangnya lantas terlelap ditemani semilir angin malam.

     Suasana yang begitu hening mendukung tidur keduanya. Saking beningnya, angin sampai bisa berpuas diri untuk menderu menyampaikan kabar lewat sang pemanggil.

     Kabar yang dibawa oleh sang angin membuat sang pengirim terkejut. Antara takjub, takut, hormat, dan geram. Lantas sebuah geraman mengudara, memberi perintah pada pengikut sang pengirim guna menjemput kedua gadis yang tengah dibuai alam mimpi.

     Suara kepakan sayap membuat Alexa terbangun. Menggunakan sesistifitasnya terhadap sekitar, dia mulai merasakan jenis energi sihir yang asing dan kuno, mirip milik Yuu namun lebih lemah dan dalam jumlah besar.

     Alexa mengayunkan telunjuk tangan kanannya, seketika sebuah tongkat sihir muncul. Disinari cahaya bulan, perlahan nampaklah wujud dari pemilik kepakan sayap dan energi sihir unik tersebut.

     Segerombol naga terbang ke arah Alexa dan Yuu.

     "Mereka datang," ucap Yuu yang entah sejak kapan sudah berdiri di depan Alexa, "kenapa mereka datang setelah mengusirku, Kak Alxa?"

     Walau tak bisa melihat, Alexa bisa merasakan jika saat ini Yuu tengah gemetar. Gadis cilik itu tengah menahan segala macam emosi yang membuncah di hatinya.

     Tanpa Yuu duga, Alexa justru mendekapnya lembut. Tongkat sihir gadis itu sudah tiada, digantikan oleh sepasang sayang kupu-kupu berwarna merah di balik punggungnya.

     "Tidak apa. Semua akan baik-baik saja, Yuu," bisik Alexa lembut sambil mempertahankan sayap kupu-kupu miliknya yang sengaja ia perbesar guna menjadi perisai.

     Sebuah geraman memenuhi langit. Sesaat kemudian geraman itu berubah menjadi kata-kata dalam benak mereka.

     "Anak yang Dikutuk, kenapa kau bersama dengan Gadis Biru Safir? Apa kau mau mengutuknya juga?"

     Tubuh Yuu kian gemetar mendengar penuturan tersebut. Netra ungu-putih miliknya menatap mata Alexa yang kini tak tertutup kain, membuatnya bisa melihat jelas sepasang mata berwarna biru safir yang amat indah namun nampak kosong.

     Tanpa Yuu sadari, sebuah kain kini menutup kedua matanya, membuat warna hitam menjadi satu-satunya warna yang dia lihat.

     Jadi, inikah yang selama ini oleh Alexa?

     "Aku tidak tahu kenapa kalian menyebut Yuu sebagai Anak yang Dikutuk. Namun, aku jadi tahu satu hal. Ternyata bangsa naga yang selama ini diagungkan oleh benua ini tidak sehebat yang diceritakan oleh buku. Kalian sama saja seperti bangsa lain. Menjijikkan, merasa paling benar padahal kenyataannya berbanding terbalik."

     Sebuah pedang kristal muncul di genggaman Alexa, bersiap menebas apapun yang menghalanginya untuk melindungi satu-satunya teman yang ia punya.

    "Gadis Biru Safir, kau salah paham. Kami hanya ingin membawamu kepada Yang Mulia Raja Naga."

     "Dan membunuh Yuu. Benar, kan?" sinisnya. "Aku tidak peduli! Jika kalian masih berniat membunuh Yuu, aku tidak akan menyingkir!"

    Sekitar naga berwarna putih yang memimpin gerombolan menatapnya sendu. "Baiklah jika itu yang anda inginkan. Maaf, saya hanya bisa berbuat kasar pada anda, Gadis Biru Safir," ucapnya lantas menyemburkan sebuah bola api.

     Api itu melesat cepat, telak mengenai sayap kupu-kupu Alexa namun Alexa tetap tersenyum dan menahan Yuu agar tak melepaskan kain yang menutup matanya.

    "Aku tak apa, Yuu. Kau tenanglah," bisiknya lembut.

     Mata Yuu berkaca mendengarnya. "Kenapa, Kak Alxa? Kak Alxa adalah jiwa yang spesial. Kalau Kak Alxa mau, Kak Alxa bisa membiarkanku mati. Benua ini lebih membutuhkan kakak daripada naga cacat sepertiku," lirih Yuu. Suaranya serak menahan tangis.

     Sebuah serangan kembali menghantam sayap kupu-kupunya namun Alexa tetap bertahan.

     "Kenapa, ya? Mungkin karena aku sadar bahwa kau pun layak menjadi spesial. Bukankah kau berasal dari ras spesial? Bukankah sihirmu amat spesial? Lantas apa yang perlu disesalkan, Yuu?"

***

Oke. Akhirnya selesai juga. Yeee. Walau sebenarnya cuman dikit, sih. 700 word doang. Bayangkan!

Sebenarnya Ai cuman lagi stuck aja sih. Hehe. Habisnya, Ai bingung mau diapakan si Alexa ini.

Ada saran gak, teman-teman? Silakan komen jika ada saran.

Alexa: Ai-senpai, lebih baik kau mengembalikan penglihatan ku. Aku susah jika buta seperti ini.

Heh, Alexa! Kau itu memang harus buta dulu tahu! Entar biar ....

Ups! Maaf, kebanyakan ngobrol. Hampir 100 word sendiri. Wkwkwk. Oke, bye. Stay di sini, ya!

The Story of Blue Sapphire ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang