dua

147 52 110
                                    

different

different—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


mark dan ashila kini sedang berada di kantin. tidak berdua kok, ada haechan juga disana. entahlah, anak itu selalu mengikuti mark seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

mereka menceritakan banyak hal. meski lebih banyak hal yang tidak penting nya sih. haechan selalu dapat mencairkan suasana. anak itu riang.

"ett disini ternyata si ibu," ujar jaemin. mereka yang berada disana menghentikkan obrolannya karena kehadiran jaemin.

"kenapa lu?" tanya haechan. haechan senang kok dengan jaemin. ahh maksudnya senang dalam artian berteman.

"lah emang lu ibu ibu? nih gua nyariin calon ibu dari anak anak gua," jawab jaemin enteng.

mark melotot.

"bercanda bos. shil, bisa anterin si renjun gak ke ketua rohis?" tanya jaemin.

ashila melirik ke arah renjun yang berada di sebelah jaemin. ashila tidak tau kapan renjun datang, karena tadi jaemin sendiri. atau ashila yang tidak memperhatikan renjun?

"kan ada lu," bukan, itu bukan ashila yang menjawab. tetapi mark. tentu saja mark tidak akan membiarkan renjun pergi dengan gadisnya. apa fungsinya jaemin?

"gua ada urusan bang sama pak tegar. dia tiba tiba manggil gua pas mau ke mushola bareng renjun nemuin si ketua rohis," jawab jaemin panjang lebar.

"yaudah kan dia bisa sendiri," sungguh mark agak kurang suka dengan renjun. renjun selalu menatap mark seakan ingin menantangnya dan ketika ia menatap ashila, tatapannya malah melembut. mark tidak suka.

"gabisa bang. batu banget masha allah. tuh ketua nyuruhnya dua perwakilan kelas," jawab jaemin lagi. jaemin agak kesal dengan renjun karena sejak tadi dia malah diam saja.

"suruh yang lain aja dari kelas kalian," sahut haechan. haechan tahu bahwa mark kurang suka dengan renjun.

"ya allah chan, apa lu tega liat kita bulak balik ke kelas? kebetulan kita liat ashila disini, anak kelas kita. jadi ya ngapain susah susah kalo ada yang gampang." sungguh jaemin mulai kesal dan gemas.

mark menghela napas. apakah dia harus mengalah?

tidak. mark seharusnya tetap tidak membolehkan ashila pergi bersama renjun.

mark menatap ashila. sepertinya ashila tidak keberatan. mark bingung. dia tidak ingin di cap sebagai pacar yang posesif.

mark menghela napasnya lagi. "yaudah," jawab mark mengalah.

ashila menoleh ke arah mark. dia tersenyum.

mark yang melihatnya juga ikut tersenyum.

"yaudah, gua tinggal dulu ya. bye!" jaemin meninggalkan mereka berempat.

DIFFERENT | MARK LEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang